(9) PLEASE DON'T

6.7K 422 29
                                    



(9)

PLEASE DON'T

























  Reomrom Han present












"Kau gila Jenn!!" gerutu Jina saat Ia tahu Jennie membawanya kemana.

  Jennie hanya memutar bola matanya malas, menghembuskan nafasnya sedikit kasar, kemudian berujar dengan tidak acuh, "Kau harus di periksa, aku tidak mau tau."

  "Sudah ku bilang aku hanya kelelahan, aigoo lihat, kau membawaku kemana? Ke Rumah sakit kandungan, kan-du-ngan!" ujar Jina penuh penekanan, kepalanya hampir pecah saat Ia sadar dari pingsannya, Jisoo mengatakan bahwa mereka berada di rumah sakit khusus Ibu hamil sekarang, hahaha lucu sekali! Gerutu Jina kesal.

  "Tapi kau muntah-muntah seperti ibu hamil." sahut Jisoo membela Jennie.

  "MEMANG NYA YANG BISA MUNTAH HANYA IBU HAMIL???" Jina berteriak cukup keras, membuat Jennie dan Jisoo menutup rapat indra pendengaran mereka, dia bahkan sedang sakit, teriakan nya masih saja senyaring petasan di tahun baru.

  "Tapi kau harus di periksa."

  "Aku tidak mau! Sekarang. Aku. Ingin. Pulang!" kata Jina terbangun dari ranjang rumah sakit.

  "Jebaallll Jinaaa, apa aku harus menghubungi Hanbin agar kau mau di periksa."

  "Sinting."

  Jennie hanya menghembuskan nafasnya pelan, apa salahnya jika Jina di periksa, hanya untuk memastikan, jika pun memang Jina hanya sakit biasa, ya, itu, bagus, meskipun mereka berlebihan membawanya ke rumah sakit ini,
tidak, itu ide Jisoo.

  Jisoo mengusulkan membawa Jina ke rumah sakit ini agar hasil pemeriksaannya lebih akurat, dan entah mengapa Jennie menyetujui itu.

  "Jadi kita tunggu dokternya datang.." kata Jisoo memecah keheningan.

  Jina hanya terdiam, Ia ingin mengumpat lagi sebanyak-banyaknya, tapi rasanya percuma, mereka pasti akan tetap menahannya disini sebelum Ia di periksa.

  Terlebih saat Jennie mengatakan akan menelfon Hanbin, gila! Untuk apa, memalukan, memangnya mereka melakukan apa.

  "Kalian tau, first night itu rasanya sakit kan?" ujar Jina dengan nada bertanya, Ia tengah asik memainkan ponselnya, tanpa tau Jennie dan Jisoo menatapnya.

  "Ekhm...ne, kurasa begitu." kata Jisoo terlihat canggung, "Mungkin, maksudku.." lanjutnya.

  "Benar kan, Jenn?" tanya Jina menurunkan ponselnya, menatap Jennie.

  "Emm aku tidak tau." sahut Jennie mengalihkan matanya ke arah lain.

  "Aku tau kalian pernah melakukannya!" gerutu Jina saat melihat respon teman-temannya seolah mereka masih suci tanpa dosa.

  "Apa maksudmu?"

  "Orang-orang mengatakan malam pertama itu sakit, dan aku tidak merasakan itu saat setelah tidur bersama Hanbin, itu artinya kami tidak melakukan apapun." kata Jina meyakinkan teman-temannya.

DESSERT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang