(22) EMOTION

3.7K 401 51
                                        

(22)

EMOTION








































Reomrom Han present ^^










Malam hari masih sangat ramai di kampus, ada yang sedang mengobrol di kantin, ada yang berkumpul di tangga, mengerjakan tugas di depan kelas, atau sekedar bercanda-canda di koridor, sedangkan Hanbin masih di kelas dengan beberapa temannya, mengerjakan tugas kelompok yang akan di presentasi kan besok.

"Kau Hanbin ya?" tanya salah satu gadis yang satu kelompok dengannya.

"Iya," sahut Hanbin singkat, tidak ingin bertanya kenapa gadis itu tau namanya.

"Ku dengar kau sangat populer di kelas pagi, katanya kau sangat pintar." ujar gadis itu terlihat mengakrabkan diri.

"Mungkin, aku tidak tau." ujar Hanbin cuek, mengapa sulit sekali menjadi pria yang asik seperti Daniel ya, padahal dia ingin merubah sifat dinginnya.

"Ku dengar kau juga pernah cuti kuliah? Kenapa?" Hanbin sedikit tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan itu, apa ia begitu penting hingga berita tentangnya sampai ke kelas sore.

"Iya pernah, ada sesuatu yang harus ku urus." jawab Hanbin seadanya.

"Lalu kenapa kau pindah ke kelas sore?"

Tampak nya Daniel yang melihat wajah Hanbin pun begitu peka jika Hanbin merasa tidak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan itu, Daniel pun mencoba menghentikan obrolan mereka.

"Yakk Sana, mengapa mengobrol, ayo selesaikan tugasnya, ini sudah malam, kau tidak ingin pulang?" ujar Daniel, membuat Hanbin merasa lega.

"Aku kan hanya ingin tauu," sahut gadis bernama Sana itu memajukan bibirnya sebal.

"Dasar kepo," celetuk Daniel berakhir dengan mendapat pukulan dari Sana, tapi Daniel hanya mengangkat bahunya tidak peduli, dipukul oleh Sana sama saja seperti sedang dipukul semut, tidak ada rasanya.

Hanbin kembali fokus mengerjakan tugasnya bersama Daniel dan Sana, tiba-tiba ia merindukan teman-temannya, rasanya Hanbin ingin berdoa agar salah satu dari iKON the gank pindah saja ke kelas sore, Hanbin sulit beradaptasi dengan orang baru, tapi beruntung nya Daniel orang yang easy going, jadi sepertinya Hanbin bisa berteman baik dengannya.

***


"Huuekkk huueekkk.." ini sudah lebih dari seminggu Jina muntah-muntah di pagi hari, padahal tiap malam sebelum tidur ia sudah muntah jika ia mabuk, tampaknya Jina memang tidak cocok dengan minuman beralkohol.

"Aku merindukan Jinny," gumamnya parau, "Jika ada apa-apa biasanya aku akan mengadu pada Jinny," lanjutnya ingin menangis.

Jina mengecek ponselnya, berharap Jinny akan memberinya kabar, ini sudah hampir sebulan sejak kasus tentang perusahaan itu terjadi, ibunya juga tidak tau tentang keberadaan Jinny, tapi bibinya mengatakan jika Jinny baik-baik saja, namun tetap saja Jina tidak bisa tenang jika Jinny belum mau berbicara dengannya.

"Huftt lapar."

Jina membuka kulkas dan begitu girang saat melihat banyak makanan disana, padahal minggu-minggu sebelumnya ia malas sekali makan, tapi nafsu makannya tiba-tiba meningkat.

"Nona sekarang jadi senang makan," ujar bibi Jung tersenyum lembut, menyiapkan makanan-makanan apa saja yang Jina inginkan di kulkas.

"Ne, aku juga tidak tau, rasanya lapar terus hehe.." ujar Jina menanggapi.

DESSERT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang