(21) APOLOGY

3.6K 371 23
                                    

(21)

APOLOGY

































Reomrom Han present^^









   Hanbin mengambil barang-barang miliknya yang menumpuk di depan pintu kamar mereka, sepertinya Jina mengusirnya, tapi meskipun Jina mengusirnya, Hanbin akan tetap disini menemani Jina, walau bagaimana pun status mereka masih suami istri, dalam keadaan hati Jina yang sekarang, bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk terhadap Jina, tentu saja Hanbin masih bertanggung jawab atasnya.

  “Bibi Jung, tolong bersihkan kamar tamu untukku.” ujar Hanbin pada pembantu di rumah itu.

  “Baik tuan,”

  Bibi Jung segera membereskan kamar tamu yang di maksud Hanbin, kemudian membereskan beberapa barang milik Hanbin yang masih terletak di depan pintu kamar Jina, sementara Hanbin terduduk di dapur memakan apel yang ia ambil dari kulkas.

  “Tuan, kamarnya sudah rapi.”

  “Ah iya terimakasih bi,”

  “Apa kalian bertengkar?” tanya bibi Jung penasaran.

  “Ya, begitulah.” sahut Hanbin.

  “Dalam pernikahan memang seperti itu, ketika yang satu menjadi api, yang satunya harus menjadi air, tuan mengerti maksudku kan?” ujar bibi Jung.

  “Iya aku mengerti,”
 
  "Hwaitingg~~"  bibi Jung memberi semangat untuk Hanbin, dan Hanbin hanya tersenyum mengangguk. 

  Hanbin melangkahkan kakinya menuju kamar barunya, masih terpikirkan bagaimana caranya untuk berbaikan dengan Jina, bagaimana caranya untuk berbicara dengan Jina, bagaimana caranya agar Jina mau mendengarkannya, dan banyak bagaimana bagaimana lain dalam benak Hanbin.

  Liburan semester genap akan segera berakhir, dalam beberapa hari kedepan perkuliahan akan aktif seperti biasa, Hanbin jadi ingat sebelum menikah dulu, mereka pernah mendebatkan tentang kuliah Jina yang harus di tunda selama Jina hamil, tetapi memang pada dasarnya manusia hanya berencana, pada akhirnya Hanbin sadar saat itu mereka hanya mendebatkan sesuatu yang tidak berguna sekarang, mengingat kenyataan jika ternyata Jina tidak hamil.

  Pikiran Hanbin masih tentang Jina, entah kenapa rasanya Hanbin takut sesuatu yang lebih buruk terjadi daripada saat ini, sudah cukup ia kehilangan sosok bayi dalam hayalannya yang ternyata bayi itu tidak pernah ada, apa setelah ini ia akan kehilangan sosok Jina juga?

***

  Beberapa hari ini Hanbin menghabiskan waktu seperti biasa, bekerja dan tanpa Jina, ini sudah minggu kedua Jina mendiamkannya, bahkan Hanbin jarang sekali melihat Jina keluar kamar, Hanbin hanya memastikan jika Jina baik-baik saja melalui bibi Jung, setiap hari Hanbin memastikan apakah Jina makan dengan baik atau tidak.

  Namun meskipun Hanbin jarang melihat Jina keluar kamar, beberapa hari ini bibi Jung mengatakan jika Jina sering keluar, tapi Hanbin bersyukur karena Jina bersama Jennie beberapa hari ini, itu artinya Jina sudah mulai beraktivitas seperti biasa, Hanbin sempat khawatir Jina akan tetap mengurung diri di kamarnya.

  Hanbin sudah mengurus semua perkuliahannya dan memutuskan untuk mengambil kelas sore agar bisa tetap bekerja, dan sore ini Hanbin sudah mulai masuk perkuliahan, pulang kerja Hanbin hanya berganti pakaian tanpa pulang terlebih dahulu atau sekedar mandi, waktunya tidak sebanyak itu untuk bisa tetap datang tepat waktu mengikuti mata kuliah pertamanya.

DESSERT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang