(19) MESSED UP

7.7K 427 40
                                    

 

 


(19) 

MESSED UP



































  Reomrom Han present













     Kicauan burung mulai terdengar saling bersahutan di luar sana, cahaya matahari mulai mengusap wajah Jina yang terlihat lelah, matanya berat, Jina masih ingin tidur.

  Merasa tidak nyaman, dengan terpaksa Jina membuka matanya dan kesadarannya mulai berkumpul, dan saat itu pula ia menyadari jika seluruh tubuhnya kaku.

  Jina melirik ke sampingnya dan tidak menemukan Hanbin disana, apakah Hanbin kabur setelah berhasil membuatnya tidak bisa bangun. 

  Jina langsung terduduk mulai panik, bagaimana jika Hanbin benar-benar kabur?

  "Ahh.." rengeknya pelan, seluruh tubuhnya sakit.

  Jina terdiam sejenak, tiba-tiba bayangan tadi malam melintas di benaknya, membuat ia repleks menutup wajahnya yang terasa memanas.

  "Apa yang Hanbin lakukan tadi malam.." gumamnya pelan, masih menutupi pipinya yang memerah.

  Mengingat bagaimana Hanbin membuatnya mendesah hebat semalam, rasanya Jina tidak ingin bertemu Hanbin sekarang, Jina malu, ia benar-benar malu.

  Jika Jina pikir-pikir, kenapa ia malu? Bukanlah itu hal wajar, ya tentu saja itu hal wajar, tapi tidak jika Hanbin yang melakukannya, rasanya Jina masih belum percaya, ia pikir Hanbin tidak akan pernah mau melakukannya, mengingat ini sudah bulan ke sekian ia hidup bersama Hanbin, dan selama itu pula Hanbin bahkan hanya menciumnya beberapa kali.

  Jina menyentuh perutnya pelan, berapa banyak sperma yang di keluarkan Hanbin ke dalam tubuhnya semalam? Jina langsung menutup wajahnya lagi dengan selimut, mengapa ingatan itu terus berputar di otaknya, rasanya ia ingin meledak.

  Baiklah, ayo kita lupakan! Bukankah setelah ini kami akan sering melakukannya? Jadi pasti itu akan menjadi hal biasa, ya tentu saja, aku harus melupakannya, Jina bertekad kuad dalam hati, kemudian turun dari kasur nya.

  "Aaarrggghh.." pekik Jina cukup nyaring, kakinya baru saja menyentuh lantai dan ia sudah ambruk.

  "Mengapa masih sakit sih," gerutunya pelan.

  "Jina?" belum siap, Jina belum siap bertemu  Hanbin, namun pria itu sudah muncul dari arah kamar mandi.

  "Kau baik-baik saja?" tanya Hanbin mulai menghampirinya.

  'Baik saja apanya ini sakit' gerutunya dalam hati.

  "Aku baik-baik saja, sana pergi!" ujar Jina sedikit menyentak, menunduk dengan memeluk selimutnya, tidak ingin menatap Hanbin.

  Hanbin hanya menghembuskan nafasnya pelan, ia mengerti kondisi Jina sekarang, mengapa wanita itu malah menjutekinya.

  "Ayo aku bantu,"

  "Tidak mau, aku bisa sendiri." ujar Jina lagi.

  Tidak mempedulikan ucapan Jina, Hanbin tetap menghampirinya dan mulai menggulung tubuh Jina dengan selimut yang Jina peluk sejak tadi.

  "Apa yang kau lakukan, aaaa Hanbin turunkan akuu,"

  Hanbin seolah tuli, ia mengangkat tubuh Jina dan membawa wanita itu ke kamar mandi.

DESSERT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang