(10) MARRIED?

7.4K 465 41
                                    




(10)

MARRIED? 





























  Reomrom Han Present








  Jina masih menutup seluruh tubuh dan wajahnya dengan selimut, padahal Jennie sudah pamit pulang satu jam yang lalu, suara segukan dari tenggorokan nya juga masih terdengar meski tangisnya sudah mulai reda.

  "Mau sampai kapan kau akan menangis?" tanya seseorang yang sukses membuat Jina terkejut.

  Hanbin?

  "Untuk apa kau kesini?" tanya Jina sedikit ketus dengan suara seraknya.

  "Menjemputmu." sahut Hanbin singkat.

  "Tinggalkan aku sendiri, aku tidak ingin di ganggu siapapun." Jina berujar dengan nada tak acuh.

  "Tidak baik meninggalkan ibu hamil sendirian." kata Hanbin membuat Jina menurunkan selimutnya sehingga memperlihatkan wajah dan setengah tubuhnya.

  Hanbin hampir tertawa jika saja Ia tidak ingat dengan situasi apa yang terjadi sekarang, bagaimana tidak, wajah Jina terlihat sangat kacau dengan rambutnya yang berantakan itu, wajahnya basah mengkilap, hidungnya berminyak, beberapa helai rambut menutupi wajahnya, bahkan Hanbin bisa melihat ada bekas ingus di pipi Jina.

  "Pasti Jennie sudah menceritakan semuanya." desah Jina sedikit dongkol, karena merasa risih, Ia merapikan anak rambut yang berantakan di sekitar wajahnya, tanpa Jina duga, Hanbin membantunya, Jina sedikit gugup saat tangan Hanbin menyentuh rambut yang berantakan di wajahnya untuk kemudian menyingkirkannya ke samping.

  "Aku tidak tau ternyata kau bisa jelek juga." ujar Hanbin pelan, membuat Jina mencebikan bibirnya.

  Setelah tidak ada lagi rambut yang berantakan di sekitar wajah Jina, Hanbin mengambil sapu tangan dari sakunya, kemudian menghapus jejak ingus di pipi Jina, lalu melanjutkan dengan menghapus jejak airmata Jina disana, membuat Jina mematung karena terpesona dengan sikap manis Hanbin yang tiba-tiba.

  "Jangan menangis lagi, kau sangat jelek saat menangis." ujar Hanbin.

  Jina masih terdiam menatap Hanbin, kemudian berujar pelan, "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

  "Menikah." sahut Hanbin kontan, membuat Jina sedikit berjengit.

  "Jangan bercanda," 

  "Aku serius."

  "Jika kau keberatan, sebaiknya jangan." kata Jina, tatapannya tak pernah lepas dari wajah Hanbin. 

  "Jika tidak menikah, memangnya kau akan bagaimana?"

  "Menggugurkannya." ujar Jina pelan, kemudian menatap ke arah lain, seperti tau apa yang akan terjadi pada perubahan wajah Hanbin setelah Ia mengucapkan kalimat itu. 

  "Kau gila?" 

  "Memangnya kenapa?!" tiba-tiba Jina meninggikan suaranya, membuat Hanbin tersentak, entahlah, Jina merasa dunianya sudah berakhir sekarang, Ia merasa tertekan, Ia ingin marah-marah, Jina juga tidak benar-benar berfikir untuk menggugurkan kandungannya meskipun Ia sendiri tidak yakin jika Ia benar-benar hamil, maksudnya, Jina tidak yakin apakah Ia dan Hanbin benar-benar melakukannya pada malam itu, rasanya sangat aneh saat tiba-tiba dokter mendiagnosa jika Ia positif hamil, itu benar-benar di luar ekspektasinya, itu tidak mungkin.

DESSERT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang