(24)
HAVE A GOOD DAY
Reomrom Han present^^
Tidak ada hal yang lebih menyedihkan dari pada sebuah kehilangan, itu bagi Hanbin, karena lagi-lagi, Hanbin merasakan bagaimana rasanya kehilangan itu.
Hanbin menelusuri jalan setapak menuju tempat pemakaman untuk calon anak mereka, orangtua nya masih di rumah sakit untuk menenangkan Jina yang sekarang mungkin masih menangis histeris.
Lebih buruk nya lagi, pagi ini Jina melakukan selfharm di ruang rawatnya, jika saja ibu Hanbin tidak segera masuk ke ruangannya, mungkin garis-garis merah lengkap dengan darah bercucuran itu sudah memenuhi seluruh lengannya.
Jina tidak sadarkan diri setelah selfharm, membuat nyonya Kim tetap tinggal di rumah sakit untuk menenangkan ibu Jina.
Kemana teman-temannya?
Ada, namun nyatanya bukan karena nyonya Kim harus menenangkan ibu Jina di rumah sakit, tapi karena Hanbin memang hanya ingin pergi seorang diri.
Hanbin mulai menguburkan janin yang diberikan oleh dokter tadi pagi padanya, hanya janin, tapi itu anaknya kan? Ah, ralat, calon anaknya.
Setelah selesai, Hanbin mulai menaburkan bunga pada gundukan tanah yang berukuran tidak lebih dari duapuluh senti itu, ditatap nya lurus-lurus makam tersebut, terus ditatapnya hingga satu tetes air turun dari pelupuk matanya, hingga tetesan berikutnya menyusul secara keroyokan.
Hanbin menangis untuk kesekian kalinya, perasaan bersalah itu terus menghantamnya secara bertubi-tubi, seandainya ia tau jika semua akan seperti ini, Hanbin akan memilih untuk menunggu lebih lama lagi mengurus kasus ayahnya, seandainya Hanbin tau jika Jina hamil, Hanbin tidak akan pernah membiarkan wanita itu mabuk.
Seandainya, seandainya, dan banyak seandainya lagi dalam benak Hanbin, penyesalan itu tinggallah sebuah penyesalan.
"Maaf..." ujar Hanbin lirih.
Hanbin menjatuhkan kepalanya pada makam itu, terlihat bersujud namun entah untuk apa, tidak peduli suhu disana semakin turun, tidak peduli tubuhnya membeku, Hanbin masih ingin disana.
"Have a good day . . . in heaven."
***
Sampai pada titik semesta tidak lagi berada dipihak Hanbin maupun Jina, keduanya kini sama-sama dalam keadaan tidak baik, Hanbin di temukan tak sadarkan diri di pemakaman, sedangkan Jina diam-diam melakukan selfharm lagi di kamar mandi ruang rawatnya.
"Ini salahku, sejak awal seharusnya aku tidak mengijinkan mereka menikah muda," ujar ibu Jina memijat keningnya pelan, wajahnya kusut, penuh beban.
Nyonya Kim selalu berusaha memenangkannya, selalu disampingnya, meskipun tidak dipungkiri jika ia juga mengkhawatirkan anaknya akibat semua yang terjadi, tapi nyonya Kim tau, ibu Jina lebih membutuhkan seseorang untuk ada disampingnya.
Diam-diam, tuan Kim juga menyimpan penyesalan itu, jika tau semuanya akan seperti ini ia lebih memilih namanya kotor untuk selamanya daripada harus menyaksikan Hanbin menderita seperti sekarang.
Tapi yang pasti, memang nya siapa yang tau takdir? Semuanya sudah terjadi, bukan saatnya berandai-andai, karena bagaimana pun, semuanya adalah bagian dari takdir.
Bahkan, tak ada yang tau jika ayah Jina akan datang kesana malam ini.
"Ayo kita bicarakan soal Jina dan Hanbin ke depannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESSERT ✔
Fanfiction[Wattpad2015] ✔️ Dessert || Kim Hanbin 🔞 Cast : •Kim Hanbin •Han Jina •iKON member and others "Your kiss is my dessert."