You made me believe that love was forever
And love could sustain us through every fight
I let go of all of the other pretenders
They were wasting my time
I never thought that I would say this
But I can see us having babies
I could see it from the start
That I might give you my heart
From the moment that I met you
Knew that I would never let you
Slip away, it's okay
You can make me
A one woman man(John Legend - One Woman Man)
*****
AKHTAR
Wajahku tak bisa menyembunyikan keterkejutan yang kurasakan. Tanpa bisa kucegah mataku mulai meneliti seorang gadis yang berdiri kaku di sudut warung. Wajahnya terasa tidak asing, samar-samar ingatanku berputar mengenai seorang gadis yang duduk di samping Sky saat pelajaranku tadi. Namun, perhatianku langsung buyar ketika aku merasakan hentakan keras pada tanganku. Refleks aku menoleh untuk menatap Sky.
"Adisti," panggilnya pelan dengan ekspresi sama terkejutnya.
"Neng," panggilan lain mengintrupsi kami. Kepalaku mendongak dan menemukan Mang Abe berdiri di samping meja dengan dua mangkuk mi ayam di tangannya.
"Mang," balasku pada akhirnya.
Mang Abe sepertinya paham dengan suasana yang kami bertiga timbulkan. Pria muda itu dengan cepat menghidangkan pesanan kami di atas meja dan segera berlalu. Untuk sesaat aku memilih diam, tapi sayangnya perhatianku begitu tertarik pada gadis yang Sky panggil Adisti tadi.
Gadis itu terlihat menghela nafas pelan, kemudian berjalan mendekati kami dengan penuh percaya dirinya. "Mang, mi ayam satu ya sama es teh," teriaknya sebelum melanjutkan langkahnya mendekati kami.
Aku melirik keadaan istriku yang wajahnya sudah pucat pasi. Dia langsung menunduk tak tahu harus berbuat apa. Tanganku rasanya sudah gatal saja rasanya untuk menggenggam tangan gadis itu, tapi aku sadar diri dengan suasana yang canggung ini. Bagaimanapun juga Adisti baru saja memergoki kami sedang berbuat yang tidak pantas menurut pandangannya.
Hingga pada akhirnya aku memilih ikut menunduk dan menekuni mi ayamku. Tak beberapa lama setelahnya, terdengar suara gesekan pelan antara kursi plastik dengan aspal yang menandakan seseorang duduk di dekat kami. Kepalaku mendongak begitu saja dan benar saja, Adisti sudah duduk di samping Sky dengan wajah menahan emosi. Tunggu, apakah perbuatanku yang menggenggam tangan Sky adalah perbuatan yang sangat salah?
"Ky," panggilan Adisti membuatku fokus dan juga selera makanku meluap begitu saja.
Sky mendongak menatap ragu pada Adisti. "Dis," balasnya lirih.
Adisti melipat kedua tangannya di depan dada. Terlihat jelas sekali bahwa dia sedang bersikap untuk meminta penjelasan sejelas-jelasnya pada Sky. Matanya menatap lurus wajah istriku dan berucap pelan namun jelas. "Sekarang lo harus jujur sama gue, Ky. Lo selingkuhan Pak Akhtar?"
Mataku seketika melotot mendengar tuduhan Adisti pada Sky dan juga padaku. Kenapa dia bisa menyimpulkan bahwa Sky dan aku adalah pasangan selingkuh? Siapa dia berani menuduh Sky serendah itu? Emosiku sudah berada di puncak, tapi aku masih berusaha untuk tidak ikut campur. Aku takut saat aku berucap sedikit saja, maka akan menambah panas suasana.
"Wait ...." Adisti terdiam sejenak meneliti wajah Sky. Gadis itu sama diamnya denganku dan kurasa lagi-lagi Adisti menyimpulkan sesuatu di kepalanya. "What? Lo beneran selingkuhan Pak Akhtar? Lo dengarkan yang Patricia ceritakan tadi?"
Sky mengangguk pelan entah apa yang dia setujui. Tapi ucapan Adistri mengundang rasa penasaranku. Memangnya apa yang Patricia ceritakan tadi?
"Jelasin semuanya ke gue, Ky! Apa lo mau gue marahin lo di sini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/123485561-288-k933597.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Call You Home
Romance[#334 in Romance 7 Februari 2018] Alesha Skylin Atmaja berharap hidupnya akan normal-normal saja. Dia tidak iri seperti teman-temannya yang selalu menggunjingkan Patricia karena berhasil berpacaran dengan Pak Akhtar, Dosen muda dan tampan di kampus...