You can tie me up in chains
You can throw away the key
But there's no trap doors
I'm not gonna leave
You're the truth I can explain
You're the only one I see
It's not an illusion to me(One Direction - Illusion)
*****
SKYLIN
Rasanya aku ingin teriak tepat di depan mas Akhtar. Demi Tuhan, ke mana pikirannya saat menerima tawaran kak Ersa tadi? Mas Akhtar bahkan tidak menanyakan kesedianaanku. Apakah dia tidak tahu, mengurus satu anak kecil itu merepotkan apalagi jika ada enam anak kecil?
Aku mendesah panjang. Jujur, aku mau saja menjaga anak-anak kak Ersa dan kak Veline, hanya saja ini terlalu mendadak. Bagaimana kalau kami salah dalam menjaga? Aku maupun mas Akhtar belum memiliki pengalaman mengurus anak. Apalagi kami langsung diberikan tanggung jawab mengurus langsung enam anak dengan tiga balita di antaranya.
Kepalaku seketika pening. Baru saja mengantarkan keberangkan dua pasangan suami-istri itu, mas Akhtar tiba-tiba menghilang ke lantai atas. Menyebalkan!
"Aunty! Aunty!" Panggilan pelan diiringi dengan tarikan pada ujung kemejaku membuat kepalaku merunduk.
Gavriel, anak kedua kak Ersa berdiri tepat di sampingku. Kepalanya mendongak menatapku. "Ya, Gavriel?" tanyaku berusaha tetap memberikan seulas senyuman lebar padanya.
"Lapar, Aunty."
Seketika aku berjongkok di hadapan Gavriel seraya mengangguk pelan. "Gavriel mau makan apa, sayang?"
"Ayam saos madu, Aunty!" teriakannya membuat otakku dengan cepat memikirkan restaurant mana yang memiliki menu makanan yang diminta Gavriel.
"Chloe jangan lari-lari," sebuah teriakan lain milik mas Akhtar terdengar jelas dari lantai atas.
"Kamu tunggu di ruang tamu dulu ya, Gavriel. Aunty mau ke atas atas."
Tanpa banyak membantah Gavriel mengangguk dan bergegas menuju ke tempat yang kumaksud. Setelah Gavriel menghilang di balik dinding, giliran aku berjalan cepat menaiki tangga menuju lantai dua. Baru beberapa anak tangga ku naiki, tiba-tiba Gavyn melesat kencang menuruni tangga. Sekilas aku melihat seringai jahil di wajahnya. Jauh di belakangnya, Chloe dengan napas tersengal berlari mengejar Gavyn. "Gavyn berhenti!" teriak Chloe.
Mas Akhtar akhirnya muncul di belakang Chloe. Wajahnya terlihat panik, tapi sama sekali tak dapat mengurangi kekesalanku. Pada akhirnya wajahku beralih memperhatikan kedua anak itu. Chloe masih setia mengejar Gavyn dan terus berteriak-teriak memanggil nama Gavyn. Sayangnya, Gavyn malah terus berlarian mengelilingi pelosok rumah.
"Gavyn!!"
"Dasar lambat!" Gavyn ikut berteriak mengejek Chloe.
"Gavyn jahat!"
Mas Akhtar terlihat menghela nafas dalam sembari berjalan menuruni tangga. Saat dia berada tepat di depanku, tanganku dengan cepat meraih lengannya. Dia seketika berhenti dan langsung menoleh dengan senyum merekah di wajahnya.
"Mas," rengekku tanpa sadar.
Dia tak langsung menjawab. Matanya masih menatap lurus tepat di manik mataku. Sementara tangannya bergerak pelan menuju keningku untuk menyibak anak-anak rambutku. "Hi, Sky," sapanya pelan.
"Kamu kenapa terima tawaran kak Ersa sih, mas?" Saking kesalnya tanpa sadar jari telunjukku kutusukkan pada dadanya. Kuku tajam dan panjangku berhasil membuatnya meringis pelan.
"Sayang —" Dia berusaha menahan gerakan tanganku. Namun ucapannya langsung terputus saat mendengar tangisan kencang yang berasal dari ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call You Home
Любовные романы[#334 in Romance 7 Februari 2018] Alesha Skylin Atmaja berharap hidupnya akan normal-normal saja. Dia tidak iri seperti teman-temannya yang selalu menggunjingkan Patricia karena berhasil berpacaran dengan Pak Akhtar, Dosen muda dan tampan di kampus...