At least, for most of the questions in my heart
Like, "Why are we here?" and "Where do we go?"
And "How come it's so hard?"
It's not always easy and sometimes life can be deceiving
I'll tell you one thing
It's always better when we're together(Us The Duo (cover version) - Better Together)
*****
SKYLIN
Publikasi besar-besaran? Tidak, tidak. Aku tidak mau. Seketika kedua mataku terbuka lebar saat kata-kata Papi kembali berputar di kepalaku. Napasku memburu seperti seorang yang habis dikejar-kejar. Aku ketakutan. Bahkan, selama sisa makan malam aku memilih untuk diam. Kepalaku buntu memikirkan apa yang harus aku lakukan atau sekedar bagaimana aku harus berekspresi di depan seluruh keluarga besar. Apalagi saat melihat mas Akhtar sangat mengharapkan aku menyetujuinya rencananya.
Dengan sangat pelan aku menyingkirkan tangan mas Akhtar yang memeluk erat perutku di dalam tidurnya. Kemudian berjijit menjauhi tempat tidur menuju ke arah balkon kamar. Pintu dorong kubuka sangat pelan agar mas Akhtar tidak terganggu. Ketika angin malam berhembus kencang menerpaku, aku sama sekali tidak ragu untuk berada di luar. Masalah yang selalu datang bertubi-tubi, membuatku senang menarik diri dari keramaian. Bahkan malam sunyi yang hanya ditemani dinginnya angin, tidak membuatku kesepian. Apalagi di dalam kamar, aku tahu benar ada priaku yang selalu berada di sampingku.
Sejak kecil, aku sangat berbeda dengan Mars. Kedekatanku dengan Oma Ratih membuatku suka menjauhi banyak perhatian padaku. Itulah mengapa aku tidak memiliki banyak teman. Prinsipku sederhana bahwa semakin sedikit orang mengenalku, maka semakin sedikit pula orang yang akan menyakitiku. Itulah sebabnya aku hanya memiliki Jupiter dan Adisti sebagai sahabat. Lalu sekarang, haruskah aku keluar dari zona nyamanku untuk menyelamatkan diriku?
Tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki mendekat. Disusul dengan sesuatu seperti kain tersampir di atas bahuku. Hangat, apalagi saat dua tangannya memeluk erat tubuhku dari belakang. Aroma mas Akhtar yang begitu kukenal menambah perasaan nyaman dan amanku mala mini.
"Kamu kenapa?" bisiknya seraya meletakkan kepalanya di atas bahuku.
Aku menghela nafas panjang, barulah aku berani menjawabnya. "Aku ... benci keramaian."
"Aku tahu. Tapi, cara ini lah yang akan membuat Patricia berhenti, Sky."
Tanganku yang tadinya menggenggam kuat besi balkon langsung bergerak menarik tangan mas Akhtar dengan paksa. Aku memutar tubuhku untuk menghadapnya. Kami berdiam sejenak dengan kedua mata menatap satu sama lain. Pelan dia menggerakkan tangannya untuk kembali menarikku masuk ke dalam dekapannya.
"Mas...."
"Hm."
"Haruskah ada publikasi? Bagaimana kalau ... Patricia semakin murka dengan berita itu?"
Senyum lembut mas Akhtar terukir Mas Akhtar. Salah satu tangannya yang bebas meraih wajahku. Inchi demi ichi wajahku dia jelajai menggunakan jari-jarinya. "Kamu percaya aku kan, Sky?"
Aku mengangguk pelan tanpa ragu.
"Kamu cukup percaya padaku, jangan pernah takut dengan apapun yang terjadi nantinya. Ada aku di samping kamu, Sky."
Tanpa sadar aku menghela nafas dalam. Sepertinya mas Akhtar belum benar-benar memahami dengan apa yang aku maksud. "Ini bukan masalah percaya atau tidak. Tapi realita sudah membuktikan kebenarannya. Dia ... akan semakin murka."
Tangan mas Akhtar menuruni wajahku. Dia memilih menarik tubuhku mendekat untuk dipeluknya erat. Bahkan dengan santainya kepalanya, dia sandarkan di atas kepalaku. "Mungkin dia akan murka. Tapi... dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Nanti kamu juga akan tahu alasannya, Sky."
KAMU SEDANG MEMBACA
Call You Home
Romance[#334 in Romance 7 Februari 2018] Alesha Skylin Atmaja berharap hidupnya akan normal-normal saja. Dia tidak iri seperti teman-temannya yang selalu menggunjingkan Patricia karena berhasil berpacaran dengan Pak Akhtar, Dosen muda dan tampan di kampus...