Call You Home

BAB 11 -- He's here

They don't know you baby
Don't know that you're amazing
But I'm here to stay
I'm here to stay
Yeah
When you lose your way and the fight is gone
Your heart starts to break and you need someone around now
Just close your eyes while I put my arms around you
And make you unbreakable

(Shane Filan - Unbreakable)

*****

SKYLIN

Aku dapat merasakan kedua pipiku mulai memanas. Apalagi saat mendapati reaksi mas Akhtar yang sangat jauh dari ekspetasiku. Pria itu tiba-tiba saja menarik wajahnya menjauh dan menatapku dalam tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

"Mas," panggilku lirih.

Ada perasaan aneh dan tidak tenang menyusupi hatiku. Apakah ajakan mengenai honeymoon ini membuat mas Akhtar seketika ilfeel kepadaku? Apakah karena aku wanita, aku jadi terlihat konyol saat mengajaknya honeymoon di mana arti dari ajakanku ini adalah, aku Alesha Skylin Atmaja telah siap menjadi istri yang sebenarnya untuk seorang Akhtar Tristan Winata.

"Mas," panggilku sekali lagi dibarengi dengan guncangan pelan pada lengannya.

Untuk beberapa saat kedua mata mas Akhtar mengerjab pelan. Kemudian barulah dia menarik nafas panjang, tapi masih setia untuk tetap bungkam.

"Mas, saya butuh respon." Aku berusaha untuk tetap terdengar tenang walaupun sebenarnya jantungku berdebar hebat. Bagaimana kalau mas Akhtar menolakku mentah-mentah?

"Sky," akhirnya mas Akhtar memanggil namaku juga. Senyum tipisnya terukir indah di wajahnya. "Saya bingung harus merespon apa."

"Apakah permintaan saya terlalu cepat atau mungkin aneh?"

Mas Akhtar buru-buru menggeleng. Perlahan tangan mas Akhtar terangkat untuk mengusap puncak kepalaku dan menyibak anak-anak rambut yang sedikit menutupi mata. "Yang saya khawatirkan itu kamu. Saya takut, apa yang kamu putuskan sekarang adalah luapan emosi sesaat."

Wajahku langsung merunduk. Ternyata aku benar-benar ditolak dan tidak bisa kupungkiri, aku sedih. "Ditolak ya?" bisikku tanpa sadar.

Tangan mas Akhtar perlahan turun menuju ke daguku. Dia mengangkat wajahku dan berusaha mengunci tatapan kami. "Saya nggak nolak kamu. Tapi ..., saya yang takut ditolak lagi sama kamu nantinya."

Alisku terangkat bingung. Memangnya, kapan aku menolak mas Akhtar?

"Maksudnya, mas?"

Lagi-lagi mas Akhtar menghela nafas dalam. Tangannya masih setia pada daguku dan matanya juga tetap memandang mataku dalam. "Kalau kita jadi honeymoon nantinya, kemudian malam itu kamu sadar bahwa kamu belum siap, saya takut marah dan malah paksa kamu melakukannya. Sky, kamu baru patah hati. Seks bukan pilihan yang bijak untuk menyembuhkan patah hati."

"We are not having sex, mas Akhtar. We are making love," ingatku padanya. Having seks terdengar sangat barbar

"Oke. Bercinta. Saya kasih tahu kamu satu fakta, Sky." Mas Akhtar diam sejenak dan hal itu membuat nafasku tertahan. Fakta apa?

"Laki-laki bisa melakukan making love as you said, kepada wanita mana saja tanpa perasaan. Tapi, kamu seorang perempuan, Sky, apakah kamu yakin bisa bercinta dengan pria yang notabennya belum kamu cintai? Saya cuma nggak mau kamu menyesal dan kemudian ada jarak tak kasat mata yang akan memisahkan kita karena pilihan kamu."

Sejenak aku terdiam dan meresapi setiap kata yang pria itu tuturkan. Dulu, jauh sebelum kami menikah, aku pernah begitu buruk menilainya. Tapi dari sekian banyak waktu yang kami lalui bersama, aku tahu, pria yang berstatus suamiku ini terlalu baik dan juga sangat menghormatiku. Dia mementingkan kenyamanku daripada kenyamanannya.