PART 4 bagian 1

190 7 0
                                    

Karena gue mau, gue tetap jadi super hero di hati lu

Gadis itu sekarang berguling di kamarnya, mengingat wajah Andrian yang super cool. Style Andrian yang tadi sore itu sangat mempesona baginya. Kaos hitam dibalut dengan jaket jeans, membuat aura tampannya semakin terlihat. Dia jadi senyum-senyum sendiri mengingat wajah lelaki itu. Dia baru tersadar, saat ngomong sama Andrian tadi dia memanggil dirinya dengan sebutan aku. Dia langsung mengingat kembali kejadian tadi sore di supermarket. Dia mengetuk-ngetuk keningnya sambil mengingat, siapa yang mulai duluan kata sapaan aku kamu itu. Ngga salah lagi, sekarang dia sudah benar-benar mengingatnya kembali bahwa dia lah yang duluan mengatakan dirinya dengan sebutan aku.

"Arrghh" dia berdecak kesal pada dirinya sendiri, kenapa dia bisa salah ngomong pada lelaki itu. Dia ngga mau nanti Andrian bisa salah paham dengan kata-katanya itu. Dia mengacak-acak rambutnya dengan asal membuat rambutnya jadi berantakan.

***

"Maaf ya kak," kata Naya saat menemui Andrian di koridor lantai 3. Entah apa yang membuat dia memberanikan diri untuk menemui Andrian disana saat jam istirahat.

"Minta maaf kenapa Nay?" tanya Andrian yang tak mengerti.

"Iya maaf kak, kemaren itu gue sempat sebut kediri gue sendiri dengan sebutan aku, gue ngga mau lu jadi salah paham," ujarnya sambil menundukkan kepala.

Lelaki itu terkekeh saat mendengar penuturan Naya. Membuat Naya mengrinyitkan keningnya. "Selow kali Nay, toh apa salahnya sih panggil aku kamu, emang panggilan itu cuma buat orang yang pacaran aja?" ujarnya.

"Ng-ngga sih kak."

"Jadi lu ngga keberatan kan kalau gue panggil lu itu dengan sebutan kamu."

"Iya ngga apa-apa kak," jawab gadis itu dengan cepat. Lagi-lagi Andrian terkekeh melihat aksi Naya yang menggemaskan itu.

"Ngapain lu kesini." Suara itu mampu membuat Naya dan Andrian langsung menoleh ke arah datangnya suara tersebut. Gadis itu membelalakkan matanya saat melihat lelaki itu, ia langsung menelan ludahnya dengan sedikit payah.

"Lu mau culik Andrian lagi!". Lelaki itu agak sedikit menekan kan suaranya. Gadis itu masih terdiam dan belum menjawab pertanyaan Dafa barusan.

"Lu itu tuli apa gagu!." Lelaki itu sekarang melangkahkan kakinya semakin dekat dengan Naya. Dia semakin geram dengan ulah Naya yang tak menanggapinya.

"Udah Daf jangan cari ribut lagi". Andrian mulai menenangkan Dafa dengan memegang lengan lelaki itu dan memundurkan langkah Dafa kebelakang.

"Lu itu ya, selalu ngebelain dia!" tunjuk Dafa ke arah Andrian. "Jangan-jangan lu udah di pelet sama ini cewek," ujarnya sambil melirik ke arah Naya.

Mendengar hal itu Naya tak tinggal diam, padahal sebelumnya dia berusaha untuk mengendalikan emosinya, tapi karena kata pedas yang dilontarkan Dafa itu membuat dia langsung menanggapinya. "Kenapa sih lu itu selalu musuhin gue, salah gue apa!".

"Hah! Lu masih nanya salah lu apa!. Lelaki itu seakan tak percaya dengan ucapan Naya barusan. "Nih lu denger ya, orang miskin kaya lu itu ngga pantas sekolah disini!" kata lelaki itu dengan suara yang lantang, membuat orang-orang disekitar langsung menoleh ke arah mereka. Ucapan lelaki itu mampu membuat hati Naya sangat perih, bak asam menyirami luka. "Gue akan bayar lu, terserah lu mau minta berapa, yang pasti setelah itu lu harus keluar dari sekolah ini". Lagi-lagi hati Naya sakit atas ucapan pedas yang dilontarkan Dafa. Dengan spontan dia langsung ingin menampar Dafa, tapi tamparannya itu tak mendarat di muka Dafa karena lelaki itu lebih dulu menahan tangannya.

Because Of You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang