PART 27

55 4 0
                                    

"Arung Jeram"


Dafa sudah tak sabar ingin sampai di wahana arung jeram, karena semua wahana yang dia sukai salah satunya adalah arung jeram, berbeda halnya dengan Naya, dia sedikit kurang menyukai wahana tersebut. Selain bikin baju basah, wahana tersebut juga mampu memompa jantung orang yang menaikinya.

"Kita ke ice age aja yuk kak, ngga usah naik wahana ini, aku takut," cemas Naya.

"Udah kamu ngga usah khawatir, kan ada aku. Semuanya akan baik-baik aja," ujar Dafa dengan memegang tangan Naya dan memberikan dukungan kepada Naya.

Kalau Dafa sudah ngomong seperti itu, Naya tidak mungkin menolak ajakan Dafa. Ketakutannya sudah disemangati oleh cowok itu. Naya mulai mengumpulkan semua keberaniannya, saat mereka sudah di menaiki perahu wahana arung jeram. Dafa tak berhenti memegang tangan Naya sampai saat Naya sudah naik di atas perahu.

"Sini mba saya bantu untuk pasang seat belt-nya," kata salah seorang petugas wahana tersebut.

"Saya aja mas," Naya menolak secara halus tawaran dari petugas. Petugas pun mengangguk, dan mencoba membantu memasangkan seat belt  penumpang yang lainnya. Kebetulan semua penumpang saat itu tidak memakai pelampung termasuk juga Naya.

"Seat belt nya udah kencang kan?" tanya Dafa. Naya hanya mengangguk tanpa memeriksanya kembali.

Setelah semuanya sudah siap, petugas mulai melepas tali agar perahunya bisa berlayar. Dafa tak lepas memegang tangan Naya, agar cewek itu tidak terlihat cemas.

"Bentar ya, aku ambil handphone dulu mau fotoin kamu," ujar Dafa yang melepas genggamannya dari tangan Naya. Hanya persekian detik saja saat Dafa ingin mengambil ponselnya disaku celana, ombak tiba-tiba menerjang, membuat seat belt Naya terlepas sehingga membuat cewek itu terpental ke sungai.

Dafa langsung panik, dia berusaha membuka seat belt yang dipasangkan ditubuhnya, namun entah kenapa seat belt jadi susah dicopot, apa entah karena panik membuat Dafa tak karuan.

Melihat hal itu petugas yang berjaga langsung ke dalam kali. Setelah petugas menemukan Naya dalam keadaan pingsan baru lah Dafa bisa dengan mudah membuka seat belt nya. Dafa sangat kesal pada dirinya sendiri, kenapa disaat dia ingin menyelamatkan Naya, ada-ada saja kendalanya. Dafa langsung menghampiri Naya setelah dia turun dari perahu, tak sedikit orang-orang berkerumunan melihat hal itu. Petugas P3K dengan sigap langsung mengobati luka di jidat Naya, kemungkinan kepalanya terbentur di dinding pembatas.

Dafa berusaha membangunkan Naya dengan cara menekan dada Naya agar air yang masuk ke mulut Naya bisa keluar.

"Please Nay, bangun...," Dafa terlihat sangat khawatir dengan kondisi Naya.

Setelah beberapa kali dada Naya ditekan, akhirnya Naya tersadar juga dari pingsannya dan ia pun terbatuk sehingga air keluar dari mulutnya. Ketika Naya tersadar Dafa langsung memeluk Naya, dan tak peduli dengan orang sekitarnya.

"Alhamdulillah sudah siuman," ujar salah seorang pengunjung Dufan.

"Sebaiknya kalian pulang saja nak," ucap seorang bapak separuh baya kepada Dafa.

"Iya pak," jawab Dafa sambil menoleh ke arah bapak tersebut.

"Kalian kesini naik apa?" tanya Bapak separuh baya itu.

"Tadi kita naik busway pak."

"Ya udah, kalau gitu biar saya carikan taksi aja ya," ujar si Bapak separuh baya.

Because Of You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang