PART 19

71 5 3
                                    

"Panti Asuhan"

Dua minggu setelah Naya di jabat sebagai bendahara OSIS, SMA PERTIWI akan mengadakan kunjungan ke sebuah panti asuhan Kasih Bunda. Sebagian anggota OSIS ikut serta dalam kunjungan ini termasuk Naya, karena dia berperan penting dalam hal ini untuk pengunpulan dana dari para donatur. Sebagian dari siswa pun juga ikut serta dalam membantu menyukseskan acara tersebut.

"Sebentar lagi bis kita akan berangkat, apakah semua barang-barang sudah dimasukkan ke dalam bis?" seru Ibu Wulandari kepada para siswa yang masih ada diluar bis.

"Sudah semua Bu tanpa terkecuali," jawab Randy selaku ketua dalam acara tersebut. "Tapi Dafa, Andrian dan juga Kevin belum datang Bu, katanya mereka juga mau ikut acara ini."

"Ya sudah kalau gitu kita tunggu lima menit lagi, apabila mereka belum datang juga terpaksa mereka kita tinggalkan."

"Nah itu mereka Bu," seru Randy. Mata Bu Wulandari langsung tertuju ke arah yang dimaksud oleh Randy.

"Ya sudah suruh mereka langsung naik ke dalam bis," kata Bu Wulandari yang kemudian langsung masuk ke dalam bis.

Dafa dan sahabat-sahabatnya itu langsung masuk ke dalam bis. Alangkah terkejutnya Naya saat melihat Dafa yang ikut serta dalam acara tersebut. Sesaat mata mereka saling bertemu, Dafa langsung tersenyum ke arah Naya namun lain halnya dengan Naya, dia langsung mengalihkan pandangannya.

Setelah Bu Wulandari mengabsen para siswa, bis pun langsung berangkat.

"Vir, aku mau tidur dulu ya nanti bangunin kalau udah sampe," ucap Naya.

"Baru juga bisnya jalan udah ngantuk aja," ujar Vira. Ya udah nanti aku bangunin kalau udah sampe."

Melihat Naya yang tertidur pulas, Dafa mendekat ke arah Vira.

"Vir, gue boleh duduk di sebelah Naya ngga?" bisik Dafa.

"Tapi kak, nanti—" Dafa langsung memotong pembicaraan Vira.

"Lu ngga usah khawatir, gue yang tanggung jawab kalau dia marah," ujar Dafa. Dan akhirnya Vira pun menurut dan mempesilahkan Dafa menggantikan posisinya. Badan Naya bergeser ke kiri dan kanan disebabkan oleh guncangan bis bahkan hampir terbentur ke kaca jika tidak ditahan oleh Dafa. Melihat hal itu Dafa langsung merebahkan kepala Naya di pundaknya. Tiba-tiba terfikir dibenak Dafa bahwa dia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Dafa langsung mengeluarkan ponsel yang ada di kantong celananya, dan kemudian langsung mengklik kamera yang ada di hpnya itu. Alangkah senangnya hati Dafa saat itu, akhirnya dia bisa duduk di dekat Naya meskipun Naya tidak menyadarinya.

Dalam keadaan setengah sadar Naya berbicara. "Udah sampe mana Vir?" tanya Naya yang terlihat masih memeramkan matanya.

Berkali-kali Naya menanyakan hal yang sama, namun tak ada jawaban. "Kok kamu ngga jawab sih Vir," kata Naya sambil membenarkan posisi duduknya.

Dia belum menyadari bahwa orang yang disampingnya itu adalah Dafa. Ketika dia menoleh ke arah Dafa, dia tersentak kaget, bahwa yang di lihatnya itu bukan lah Vira melainkan Dafa. Berkali-kali dia mengucek matanya, dia mengira itu adalah halusinasi dia saja, namun yang terlihat tetap lah Dafa.

"Aaaa...," teriak Naya yang membuat semua mata tertuju ke arah mereka.

"Ada apa?" tanya Bu Wulandari sebagai pembina OSIS. Bu Wulandari sempat kaget karena suara itu sudah membangunkannya dari tidurnya yang nyenyak.

"Naya kamu kenapa?" tanya Bu Wulandari.

"Hmmmfpp," Dafa langsung menutup mulut Naya.

"Ngga apa-apa kok Bu," jawab Dafa dan kemudian memberi kode kepada Naya supaya Naya tidak membeberkan hal itu kepada Bu Wulandari.

Because Of You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang