"Kamu lebih memilih mempercayai dia dari pada aku kekasihmu"
Pagi itu di sekolah, Dafa mendekati Andrian dan Kevin yang saat itu sedang asik mengobrol di dalam kelas.
"Hai bro, mau bantuin gue ngga?" sambil merangkul pundak kedua temannya dari arah belakang.
"Bantu buat apa?" tanya Andrian sambil menoleh ke arah Dafa.
"Tanggal 15 Oktober ini kan Naya ulang tahun nih, nah gue mau lu pada ngerencanain sesuatu."
"Maksud lu, kita bantuin lu buat nyakitin perasaan Naya lagi? terka Andrian . Kalau masalah itu gue ngga mau bantu."
"Woi santai dong bro, ya kali gue nyakitin cewek gue sendiri," ucap Dafa yang membuat kedua sahabatnya mengerinyit. Disini kita cuma acting," jelas Dafa.
"Emang lu udah baikan sama Naya?" tanya Kevin penasaran.
"Ya udah lah... maka dari itu gue mau ngasih surprise buat dia."
"Tapi benarkan lu ngga nyakitin dia lagi?" tanya Andrian yang masih ragu dengan omongan Dafa.
"Iya gue janji sama lu pada, kalau gue ngga bakalan ngecewain Naya lagi," kata Dafa yang berusaha meyakinkan sahabat-sahabatnya itu.
"Ya udah kali ini gue percaya sama lu," jawab Andrian.
"Gue mau lu berdua nyiapin sesuatu yang istimewa untuk ulang tahun Naya, nanti kita juga dibantu sama Vira. Dan gue juga udah nyewain taman bunga yang biasa kita kunjungi," sambil merangkul kedua temannya dengan melirik Andrian dan Kevin secara bergantian.
"Oke bro, kita siap bantu lu". Jawab Kevin
Sepulang sekolah Dafa juga memberitahukan hal ini kepada Vira. Untung saat itu Vira tidak bersama Naya, jadi Dafa ngga susah ngumpet-ngumpet buat ngomongin hal itu.
***
"Yuk balik Vir?" ajak Naya.
"Sorry ya Nay kali ini aku ngga bisa bareng kamu," kata Vira.
"Lah... kan tadi katanya mau bareng," dengan mengrinyit keningnya.
"Maaf Nay, aku harus pulang duluan," sambil berlalu dari hadapan Naya.
Naya terheran melihat sikap Vira yang berubah seperti itu. Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba Vira bisa berubah drastis seperti saat ini. Naya tak ingin Vira bersikap seperti itu, karena Vira adalah sahabat satu-satunya. Naya kembali mengingat apakah dia ada salah ngomong sehingga Vira menjauhinya. dipikir-pikir Naya tak ada salah.
"Kak aku mau cerita," kata Naya saat menghampiri Dafa di parkiran. Seperti biasa, bila Naya tak pulang bersamaVira alhasil dia akan pulang dengan Dafa.
"Sorry Nay, aku harus buru-buru pulang, soalnya ada janji sama Oma," Dafa pun berlalu dari hadapan Naya tanpa peduli rekasi cewek itu melihat kepesergiannya.
"Ini semua orang pada kenapa sih? ngga Vira, ngga kak Dafa tiba-tiba jadi berubah gini. Kesel tahu ngga sih," celetuk Naya.
Akhirnya Naya pun pulang dengan naik angkot. Ada rasa sesak didadanya, rasanya pengen nangis tapi terpaksa ditahan karena tak enak dilihat orang disekitar
Vira: Kasian tahu kak, Naya akhirnya pulang naik angkot. Karena dari kejauhan dia melihat Naya yang menaiki angkot.
Kak Dafa: Iya gue tahu, tapi kan ini cuma karena mau bikin surprise buat dia
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (End)
Teen FictionGue pernah suka sama lu, gue rasa itu bukan cinta tapi hanya sekedar suka