"Berubah 180 Derajat"
"Kak Andrian udah!! Lebih baik kita bawa Naya ke UKS," seru Vira. Andrian mengurungkan niatnya untuk tidak kembali menghajar Dafa. Iya, Vira benar. Yang terpenting sekarang ini adalah keadaan Naya. Andrian membalikkan badannya dan berjalan ke arah Naya dan juga Vira. Dengan hati-hati ia memangku Naya yang masih terkulai lemah, dan langsung membawanya ke ruang UKS.***
"Kak kayaknya kita bawa Naya ke rumah sakit aja deh. Habisnya udah satu jam lebih Naya belum bangun-bangun juga," usul Vira.
"Iya gue mikirnya juga gitu Vir," jawab Andrian.
"Sini gue bantu buat memapah Naya kak!" seru salah seorang yang membuat Andrian dan Vira tersontak kaget.
"Lu siapa?" tanya Andrian.
"Mmm lu orang yang pernah di tolong Naya ya?" terka Vira sebelum lelaki itu menjawab pertanyaan Andrian. "Kalau ngga salah nama lu itu, An-"
"Anto," sambung cowok itu.
"Nah iya Anto," ujar Vira.
"Gue aja yang gendong Naya, lu tolong bawain tas Naya aja," sahut Andrian.
"Oh ya udah kak," jawabnya dengan mengangguk pelan.
Baru saja Andrian hendak menggendong Naya, tiba-tiba terdengar suara meringis.
"Aww!!" katanya sambil memegang kepala. Dia langsung menepis tangan Andrian. "Kalian siapa?" tanya Naya yang terlihat bingung dengan orang yang ada disekitarnya.
"Emang kamu ngga ingat sama kita Nay? Kita ini teman-teman kamu," ujar Andrian.
"Kok kamu bisa tahu namaku?" katanya dengan menautkan sepasang alisnya.
"Serius Nay kamu ngga kenal sama kita?" tanya Vira. Naya hanya mengangguk pelan.
"Mending kita bawa Naya ke rumah sakit aja yuk kak, aku takut Naya kenapa-kenapa," ujar Vira.
"Oh iya, Om gue ada yang bekerja sebagai dokter spesialis otak, mending kita bawa Naya kesana aja. Rumah sakit tempat beliau bekerja ngga jauh-jauh amat dari sini kok," kata Anto.
"Boleh juga tuh saran Anto," sahut Vira.
"Emang kalian kira aku ini amnesia!" kata Naya yang masih belum mengerti atas percakapan 3 orang yang tidak ia kenal itu. "Kalian ini pasti orang yang mau jahatin aku kan!!" ucapnya sambil menatap satu persatu wajah orang-orang disekitarnya itu.
"Bukan Nay. Kita ini teman-teman kamu," ujar Vira. "Aku Vira teman sebangku kamu," tunjuk Vira kedirinya. Ini kak Andrian, orang yang selalu baik sama kamu," ujarnya dengan menyentuh lengan Andrian. Dan lelaki yang berkacamata itu namanya Anto, dia adalah orang yang pernah kamu tolong waktu itu dari kak Dafa," jelasnya.
"Dafa?" kata Naya yang seperti bertanya. "Aku kaya pernah dengar nama itu," ujarnya. Naya berusaha untuk mengingat nama orang itu. Tapi, semakin keras dia memaksa diri untuk mengingatnya, kepalanya jadi tambah nyeri.
"Aww!! Kepalaku sakit banget," rintih Naya sambil memegang kepalanya.
"Kamu ngga usah memaksa diri kamu untuk mengingatnya sekarang Nay. Lebih baik kamu kita antar ke rumah sakit aja ya," ujar Vira sambil memegang tangan Naya. "Kita ngga mau kamu kenapa-kenapa."
Tangan Vira sangat lembut menyentuh Naya, membuat gadis itu langsung menurut. Naya mengangguk pelan sebagai jawaban.
***
"Gue udah bilang ke Om gue, kata beliau setelah daftar nanti langsung bilang ke petugasnya aja kalau kita mau bertemu dengan Dokter Andrew," ujar Anto saat mereka lagi dalam perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (End)
Teen FictionGue pernah suka sama lu, gue rasa itu bukan cinta tapi hanya sekedar suka