"Bukan hanya bidadari, ternyata pangeran juga ada yang nyasar ke bumi "
Dddrrrtt
Kevin langsung meraih Hp-nya yang bergetar, di lihat ada nama Dafa di layar Hp. Tanpa pikir panjang dia langsung mengangkat telepon dari Dafa.
"Mmm iya Daf kenapa?" tanya Kevin.
"Gue mau ke rumah lu ya." Kata Dafa terus terang.
"Ngapain? Emang lu lagi bete di rumah?"
"Emang kalau gue lagi ngga bete gue ngga boleh main ke rumah lu apa?"
"Ha elah baperan banget sih lu, nanya gitu doang."
"Ya lagian, biasanya lu ngga pernah nanya gitu."
"Bukannya gitu, adik gue lagi ada belajar kelompok di rumah."
"Lah emang napa? Emang gue gangguin adik lu belajar?"
"Ya ngga sih, yang ada ntar mereka pada ngga fokus belajar gegara ngeliat lu."
"Iya gue akui kok kalau gue ganteng," kata Dafa sambil tersenyum di seberang sana dengan mengangkat kerah bajunya.
"PD amat lu! Siapa bilang lu ganteng."
"Nah itu tadi lu ngomong apa coba?"
Kevin hanya tertawa di seberang telepon.
"Kok lu malah ketawa si."
Kevin sampai batuk-batuk karena tertawa, membuat Dafa jadi kesal.
"Iya emang tadi gue bilang kalau teman-teman adik gue jadi ngga fokus belajar karena lihat lu itu bukan karena lu ganteng, tapi—"
"Tapi apa?" tanya Dafa yang tak sabar.
"Mereka bakal ketawa saat lihat model rambut lu yang aneh itu." Kata Kevin yang diikuti ketawanya.
"Lah emang kenapa dengan rambut gue, ini keren kali," ujarnya sambil mengaca di depan kaca kamarnya.
"Apanya yang keren, rambut lu udah kaya landak gitu." Kevin sudah tak sanggup lagi menahan tawanya, sesekali ia memegang perut karena tertawa.
"Songong lu."
Pantesan pas waktu di sekolah kemaren Naya senyum-senyum ngga jelas gitu pas lihat penampilan gue yang tiba-tiba berubah.
"Kok lu senyum-senyum gitu sih? Lu naksir ya sama gue?"
"PD amat lu, siapa juga yang naksir sama lu," kata Naya dengan menaikkan sebelah alisnya. "Emang gue ngga boleh senyum apa."
"Ada dua hal sih kalau ada orang yang senyum-senyum sendiri saat melihat orang yang ada didekatnya."
"Apa?" tanya Naya penasaran.
"Kalau bukan dia naksir, berarti tanda kutip." Kata Dafa tanpa melanjutkan kata-katanya.
"Maksudnya lu nganggap gue ngga waras?" kata Naya dengan begitu jelas.
"Upss bukan gue yang ngomong ya."
"Tapi kan omongan lu itu mengarah kesitu," kesal Naya.
"Woi! Woi!! Teriak Kevin berkali-kali.
Dafa langsung menjauhkan Hp dari telinganya, suara Kevin barusan mampu membuat kupingnya terasa sakit.
"Woi santai dong bro," seru Dafa.
"Ya lagian gue pangilin dari tadi lu ngga nyaut-nyaut," kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (End)
Teen FictionGue pernah suka sama lu, gue rasa itu bukan cinta tapi hanya sekedar suka