PART 6

149 6 3
                                    

Bagaimanapun juga perasaan aku masih tetap sama saat sebelum kamu nolak aku    

"Adik lu mana dah Vin, udah siang kok belum pulang?" tanya Dafa saat membuka kulkas dan mengambil sebotol air minum disana.

"Katanya sih tadi mau main ke rumah temannya dulu, napa lu? Awas ya kalau sampe lu gangguin adik gue," ancam Kevin.

"Ha elah nanya doang juga."

"Tolong ambilin gue jeruk dong di kulkas."

"Punya kaki kan lu, ambil aja sendiri," kata Dafa sambil berjalan menuju meja makan dan duduk disana.

"Ah elah pelit amat sih lu." Kevin langsung menyikut lengan Dafa saat lelaki itu baru saja duduk di dekatnya.

"Oh iya, menurut lu Andrian suka ngga sih sama Naya? Tanya Dafa.

"Lah ngapain lu tanya gue, tanya aja sama orangnya langsung. Emang kenapa kalau Andrian suka sama Naya, lu cemburu? tanya Kevin dengan terus terang."

"Haha ngga mungkin lah gue cemburu, dari dasar apa gue bisa cemburu sama Andrian. Lagian dari awal kan gue udah bilang sama lu kalau itu cewek bukan tipe gue banget," sahut Dafa sambil menepuk pundak Kevin.

"Kalau ngga cemburu ngapain coba tiba-tiba lu nanyain hal itu? Wah kayanya kata-kata lu tadi pagi, jadi kemakan omongan deh.

"Ngga lah, ngga mungkin gue kemakan omongan gue sendiri. Ah udah lah ngapain juga ngomongin itu orang."

"Kan lu yang mulai duluan bedon," kata Kevin dengan menempeleng kepala Dafa.

"Songong lu."

"Eh ada kak Dafa." Suara itu mampu membuat Dafa dan Kevin langsung membalikkan badannya, dan di dapatinya ada sosok perempuan berseragam SMP yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Eh Riana udah pulang," ujar Dafa. "Wah parah lu Vin boongin gue, bilangnya tadi Riana pulang telat, buktinya udah pulang sekarang," katanya sambil menoleh ke arah Kevin.

"Lah emang benar kok tadi Riana mau mampir ke rumah temannya, lu lihat aja chat-nya di Hp gue."

"Iya Riana ngga jadi ke rumah teman kak, soalnya teman-teman Riana yang lain tiba-tiba pada mau balik. Tadi Riana juga udah chat kak Kevin tapi ngga di read."

"Iya Hp kakak ketinggalan di kamar," sahut Kevin.

"Ya biasa lah Ri, kakak kamu itu kan jomblo akut jadi ngga ada yang mau nge-chat dia." Dafa menimpali.

"Ah songong lu, kaya lu ngga jomblo aja," sahut Kevin yang kelihatan kesal.

Riana tak bisa menahan tawanya dengan kata-kata yang barusan di ucapkan Dafa. Iya, omongan Dafa sering kali buat Riana tertawa bila dia bertemu dengan sahabat kakaknya itu. Beda dengan Andrian. Kalau Andrian orangnya dewasa dan mukanya juga agak serius dari yang lain. Tapi terkadang dia juga bisa kocak. Ya tergantung mood­-nya dia sih. Riana sangat menyukai pertemanan mereka yang begitu kompak dan terkadang juga somplak, membuat orang-orang di sekitar ikut tertawa mendengar obrolan mereka.

"Ya udah sana kamu masuk ke kamar, ngga usah dengerin kata Dafa!" suruh Kevin.

"Apa salahnya sih dia ikut ngobrol sama kita," timpal Dafa.

"Gue ngga mau nanti adik gue terkontaminasi dengan kata-kata lu."

"Lu kira omongan gue ngga disaring dulu apa, sampe terkontaminasi segala."

Riana hanya menggeleng dan senyum-senyum sendiri mendengar perdebatan antara Dafa dan juga Kevin. Tanpa sepengetahuan mereka, Riana keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju kamarnya.

Because Of You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang