"Salah Paham"
"Pagi kak," sapa Naya.
"Pagi juga Nay," jawab Kevin sambil merapikan kerah bajunya.
"Oh iya, malam minggu kemaren abis pada nonton apa kak?" tanya Naya dengan penasaran.
"Nonton?" tanya Kevin dengan mengrinyitkan keningnya.
"Iya kak nonton, soalnya waktu itu kak Dafa bilang kalau kalian pada mau nonton," jelasnya.
"Ngga kok Nay, kita ngga nonton. Lagian pas malam minggu itu gue lagi ke rumah saudara di bandung," jawab Kevin.
"Oh, apa jangan-jangan perginya sama kak Andrian kali ya?" tanya Naya lagi.
"Nah, kalau Andrian waktu itu sih bilangnya lagi main PES di rumah sepupunya," jelas Kevin.
"Oh gitu ya kak," jawab Naya dengan muka yang tak bersemangat.
"Iya, soalnya waktu itu kita juga mau ngajakin main bareng Dafa, tapi katanya sih ada janji. Nah kita kira dia perginya bareng lu," jelas Kevin.
"Mmm gitu ya kak, makasih ya kak atas penjelasannya," balas Naya yang kemudian langsung pergi dari hadapan Kevin.
Kevin hanya terdiam keheranan saat kepergian Naya.
***
Saat pelajaran Bu Ambar, Naya tak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Bu Ambar di depan kelas. Karena masih mengingat dengan apa yang telah dijelaskan Kevin kepadanya.
"Nay... Naya!!" suara Bu Ambar memanggil.
Bu Ambar telah memanggil namanya berulang kali, namun tak didengar oleh Naya.
"Mmm iya bu," jawab Naya yang tersadar dari lamunannya, ketika Vira menyenggol sikunya.
"Dari tadi Ibu panggilin kamu ngga nyahut-nyahut? Lagi mikirin apa?" tanya Bu Ambar dengan tatapan tajam seakan menusuk tembus mata Naya.
"Ngga mikirin apa-apa kok Bu, maaf tadi saya ngga mendengarkan pelajaran ibu," ujar Naya dengan menundukkan kepalanya.
"Lain kali kalau Ibu lagi menjelaskan tolong diperhatikan, ya sudah sekarang kamu fokus lagi ke pelajaran atau tidak silahkan keluar dari pelajaran saya!" tegas bu Ambar.
"Iya bu maaf," jawab Naya mengangguk.
"Untung Bu Ambar hari ini lagi baik. Kalau ngga, hadeuh mati dah aku dimarahin," ujar Naya di hatinya. Karena Bu Ambar adalah salah satu guru killer di sekolahan Naya.
Sepulang sekolah Naya pun langsung menemui Dafa dikelasnya.
"Kak aku mau ngomong sama kakak," bilang Naya dengan jutek.
"Oh iya, mau ngomong apa Nay?" tanya Dafa.
"Bentar, tunggu anak-anak pada keluar dulu," jawab Naya, yang saat itu masih melihat teman sekelas Dafa yang masih bersiap-siap untuk pulang.
Kebetulan juga saat itu tidak ada kak Andrian dan kak Kevin, jadi Naya bisa ngomong leluasa dengan Dafa. Setelah semuanya pada pulang, barulah Naya memulai obrolannya.
"Malam minggu kemaren kakak jadi nonton bareng siapa?" tanya Naya yang terus terang.
"Kok kamu malah nanya lagi sih, kan kemaren aku udah bilangin kalau aku itu nonton bareng anak-anak," ujar Dafa yang masih kekeuh.
"Udah deh kak, kakak ga usah bohong lagi sama aku," ucap Naya yang sedikit malas melihat ke arah Dafa.
"Bohong gimana maksud kamu?" tanya Dafa kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (End)
Teen FictionGue pernah suka sama lu, gue rasa itu bukan cinta tapi hanya sekedar suka