PART 14

118 8 3
                                    

  "Gue sih ngga ge-er, tapi gue ngerasa itu adalah kenyataan"


"Lu tahu ngga Ray?" tanya Gigi saat mereka sedang berada di kantin. Pertanyaan Gigi yang menggantung itu membuat Raya penasaran dibuatnya.

"Tahu apa?" tanya Raya sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Pasti lu bakal kesel dengernya," ujar Gigi yang semakin membuat Raya penasaran.

"Udah ngomong aja, gue ngga suka basa-basi," kata Raya yang mulai jutek.

"Ia tahu nih, kelamaan lu ngomongnya," timpal Kiki.

"Gue dengar dari Rani anak kelas sebelah, kata dia Kak Dafa datang ke sekolah bareng anak kampung." Ucapnya dengan sangat memperjelas satu kata terakhir.

Mendengar hal itu, teh botol yang ia minum tadi langsung muncrat mengenai muka Ria yang ada di depannya.

"Oh my god Raya kena muka gue!" teriak Ria. Kiki hanya tertawa melihat hal itu, sedangkan Gigi seperti orang yang mau muntah karena jijik melihatnya.

"Haelah, tinggal di elap ama tisu," ujar Raya yang langsung menyodorkan tisu kepada Ria.

"Tapi kan baju gue juga kena," ujarnya saat meraba bajunya yang sedikit basah.

"Mau pake baju punya gue? Tuh masih ada satu lagi gue simpan di loker."

Mendengar hal itu Kiki terkekeh.

"Ya kali Ria pake baju lu Ray." Dia tertawa setelahnya dan diikuti dengan teman-temannya yang lain.

"Kalian jahat banget sih," kata Ria dengan memenyunkan bibirnya.

"Eh itu ada si anak kampung," seru Gigi dengan mengangkat dagunya membuat semuanya berhenti tertawa dan langsung menoleh ke arah yang di maksud oleh Gigi. Mata Raya sangat tajam melihat Naya.

Naya hanya sendiri, dia tak di temani oleh sahabatnya Vira. Karena Vira lagi datang bulan. Vira memintanya untuk membelikan pembalut di kantin. Setelah membeli apa yang ia mau, Naya bergegas untuk menemui Vira di toilet.

BRUUKK!!

Dengan sengaja Raya menyelengkat kaki Naya membuat gadis itu terjatuh.

Dia meringis kesakitan. Dilihatnya lulut sebelah kanan dan telapak tangannya lecet karena menumpu berat badannya. Meski tidak terlalu parah, tapi tetap saja dia merasa sakit. Seseorang datang membantunya berdiri. Naya langsung mendongak ke orang tersebut. Ya dia sedikit mengingat wajah itu, seseorang yang juga ikut membantu membawanya ke rumah sakit tiga hari yang lalu.

"An—". Anto langsung mengangguk dan tersenyum kepada Naya meski cewek itu belum mengucapkan namannya dengan tepat.

"Lu kenapa sih selalu mencelakai Naya!" bentak Anto.

"Eh lu siapa? jangan sok-sokan jadi pahlawan deh. Pasang kacamata aja ngga becus, malah ikut campur urusan orang," sindir Raya saat melihat kacamata Anto yang terlihat miring.

Mendengar hal itu Anto langsung membenarkan kacamatanya.

"Dia orang yang pernah di tolong Naya dari kak Dafa," bisik Gigi.

"Eh ini ada apa ribut-ribut," kata seseorang yang membuat suasana hening tiba-tiba. Serentak mereka semua langsung menoleh ke arah datangnya suara. Tak lain dia adalah salah satu satpam penjaga sekolah yang kebetulan lagi membeli sesuatu di kantin.

Because Of You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang