Pindah ke tempat baru sepertinya memang keputusan yang tepat buat gue. Selama tinggal di dorm EXO, gue kayak gak punya privasi dan waktu untuk sendiri. Karena ketika gue di dorm EXO, gue bener-bener full ngurusin para member.
Lokasi apartemen baru gue dengan dorm EXO cuma sekitar satu kilo meter. Yaa lumayan lah kalau ditempuh dengan jalan kaki. Hitung-hitung olahraga membesarkan betis.
Gue beruntung bisa dapat apartemen berukuran studio ini, ditambah biaya sewanya yang murah dan sudah dilengkapi dengan perabotan seperti tempat tidur, sofa, lemari pakaian. Walaupun biayanya murah, apartemen ini gak bisa disebut sebagai apartemen ece-ece. Secara lokasinya itu deket sama dorm EXO yang merupakan kawasan elite di Seoul.
"Kamu tahu gak kenapa biaya sewanya murah ?" ujar HaHa manager sambil ngebawa masuk kerdus yang isinya barang-barang gue. Pertama kali dateng ke Korea, gue gak punya begitu punya barang. Bahkan gue cuma bawa satu koper besar dan ransel. Tapi setelah hampir setahun tinggal disini, barang-barang gue jadi bertambah.
"Gak tahu," kata gue sambil memasang seprai di kasur.
"Katanya ada meninggal bunuh diri disini," kata HaHa manager membuat gue berhenti dari aktivitas gue memasang seprai.
Mata gue melotot menatap HaHa manager. "Jangan bercanda."
"Aku serius. Security di bawah yang bilang," kata HaHa manager.
Gue menelan saliva gue sendiri. Kalau boleh jujur, gue sebenarnya penakut banget. Tapi gue gak pernah bisa memperlihatkan ketakutan gue ke orang. Karena gue...malu.
"Aku gak takut hantu," kata gue sok berani.
Gue melihat HaHa manager tertawa kecil. "Awas yaa kalau malam-malam kamu lari ke dorm karena ketakutan."
"Gak akan !" kata gue yakin.
**
Malamnya....gue gak bisa tidur. Gue menatap jam dinding yang terus berdetak dan kini menunjukan pukul sebelas malam. Udah dari sejam jam lalu gue berbaring di tempat tidur, tapi mata gue sama sekali gak bisa tertutup.
Gue mendengar suara petir yang menggelegar di luar tanda hujan akan segera turun. Biasanya kalau di film horror, hantu bakal keluar pas hujan kayak gini. Gue menatap ke arah sekeliling apartemen gue. Gue jadi parno sendiri karena perkataan HaHa manager yang bilang kalau di apartemen ini ada yang bunuh diri.
JEEDAAAARRR !!!!!"
"Huwaaa !!" teriak gue ketika mendengar suara petir menggelegar.
Gue segera berlari dan menyalakan menuju saklar lampu. Apartemen gue yang awalnya gelap-karena gue selalu tidur dalam keadaan gelap-seketika menjadi terang benderang. Gue merasa sedikit lega. Kayaknya malam ini gue akan tidur dengan membiarkan lampu di apartemen gue menyala.
Gue kembali ke tempat tidur dan menutup tubuh gue hingga dagu dengan selimut. Suara petir kembali terdengar diiringi dengan kilat yang cahayanya menembus tirai jendela apartemen gue yang agak transparan. Apartemen gue yang awalnya terang benderang tiba-tiba berubah menjadi gelap. Sejak pertama kali gue datang ke apartemen ini, kondisi lampunya emang suka mati nyala. Dan kenapa pula mesti mati sekarang sih ????????!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Manager [Completed]
FanficJadi manager EXO ?? Well...gimana rasanya ??? Selama hampir dua puluh tiga tahun gue hidup, gue ngerasa kehidupan gue biasa aja. Gue mengharapkan sesuatu yang 'WAH' terjadi dalam hidup gue. Sampai pada akhirnya sesuatu yang 'WAH' itu terjadi. Tapi...