9. Masalah

2K 158 2
                                    

Rumah sakit. HaHa manager ngebawa gue ke rumah sakit. Jantung gue berdegup dengan kencang ketika memasuki lobi rumah sakit dan mengikuti HaHa manager berlari menyusuri koridor rumah sakit. HaHa manager kemudian berhenti di depan ruang rawat VIP. Setelah itu HaHa manager membuka pintu ruang rawat. Di dalam gue melihat ada seorang dokter dan perawat yang sedang menangani seorang pasien yang saat ini terbaring di atas tempat tidur. Dan pasien itu adalah...

"Hyung !" seru Suho pas ngeliat HaHa manager masuk ke dalam ruang rawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyung !" seru Suho pas ngeliat HaHa manager masuk ke dalam ruang rawat. Gue yang sedari tadi bersembunyi di balik tubuh HaHa manager langsung menyembulkan kepala gue.

"Lho, Ocha kamu...."

"Apa yang sebenarnya terjadi ?" tanya HaHa manager. Gue bisa mendengar emosi dalam nada bicaranya.

"Aku gak papa, Hyung," kata Suho dengan wajah tersenyum.

"Gak papa gimana ! Lihat itu tangan sama muka kamu !" seru HaHa manager seraya melihat Suho dengan muka babak belur.

"HaHa manager, tolong tenang sedikit. Ini rumah sakit," kata gue sambil menyentuh lengan HaHa manager terus ngelirik ke arah si dokter dan perawat yang ngeliat ke arah HaHa manager dengan tatapan bete.

HaHa manager pergi bersama si dokter untuk membicarakan kondisi Suho. Sementara gue tetap stay di kamar sama Suho.

"Sakit, ya ?" tanya gue sambil ngeliat muka Suho yang babak belur dan luka disana sini. Entah kenapa gue jadi ngilu sendiri.

"Sama sekali enggak," kata dia.

Gue menjulurkan tangan gue dan menyentil luka yang ada di pipi Suho. Suho pun meringis kesakitan.

"Hei, kamu ngapain ?" tanya Suho.

"Sakit, kan ? Kalau sakit jangan bilang gak sakit," kata gue.

Gue yang sedari tadi berdiri sekarang duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur.

"Sebenarnya kronologinya gimana ? Siapa yang tega ngelakuin hal ini ke kamu ?" tanya gue ke Suho.

Gue bisa melihat Suho menghela napas dan melemparkan tatapannya keluar jendela. Dia kayaknya gak mau cerita.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku," kata Suho membuat gue bingung.

"Pertanyaan apa ?" tanya gue.

Suho kini menatap gue lagi. "Menurut kamu aku orang yang kayak apa ? Maksudku, apa aku benar-benar pantas jadi seorang leader ?"

Aaaahh !! Pertanyaan itu. Ya, gue masih punya utang sama Suho untuk jawab pertanyaan itu. Gue sebenarnya udah lupa dan menganggap kalau Suho itu gak serius. Tapi nyatanya dia masih ingat dan sekarang nagih gue untuk jawab pertanyaan itu. Gue menundukan kepala gue untuk menghindari tatapan Suho.

"Bisa tolong ambilin hapeku ?" tanya Suho sambil menunjuk ke arah meja yang ada di samping tempat tidur.

Gue ngambil hape Suho yang tergeletak di atas meja dan ngasih ke dia. Suho mulai mengutak-atik hapenya kemudian memberikannya ke gue. Mata gue membesar ketik Suho menunjukan deretan pesan singkat dari private number yang bertuliskan sumpah serapah dan terror.

The Manager [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang