29. The Hardest Moment

1.4K 114 7
                                    


Wajah Baekhyun kini sudah tertutup masker. Kedua tangannya yang diborgol tersembunyi dibalik jaket coklat yang melilit pergelangan tangannya. Rambutnya yang dicat blonde tertutup oleh topi. Gue, HaHa manager maupun para member hanya diam melihat Baekhyun. Bekhyun menoleh kepalanya menatap para member dengan tatapan sedih ketika salah seorang polisi menggiringnya keluar dari ruang tunggu.

"Tunggu sebentar !" seru gue ketika keempat orang polisi itu hendak membawa Baekhyun.

"Jangan lewat pintu depan," kata gue yang langsung dianggukan oleh seorang polisi.

Gue berjalan melewati Baekhyun dan menggiring empat polisi itu keluar dari stasiun tv menuju pintu belakang. Gue bisa merasakan tatapan menusuk dilayangkan oleh orang-orang yang gue lewati di stasiun tv. Orang-orang pasti sudah mengetahui berita soal Baekhyun.

"Aku gak nyangka kalau dia orangnya seperti itu."

"Dasar mesum !"

Kuping gue panas mendengar cibiran orang-orang yang gue lewati.

Salah seorang polisi menyuruh Baekhyun untuk masuk ke dalam mobil. Tapi kemudian Baekhyun menarik tangan gue dan menatap gue tepat di mata.

"Itu bukan aku. Aku berani sumpah," kata Baekhyun. Gue bisa melihat mata Baekhyun berkaca-kaca saat ini.

Mengetahui Baekhyun terjerat kasus pelecehan seksual membuat gue merasa kecewa dan hancur. Gue pengen percaya dengan kalimat Baekhyun. Tapi di sisi lain, gue gak bisa.

Gue memanglingkan wajah gue, enggan menatap Baekhyun.

"Ocha ! Percaya sama aku ! Ocha !" teriak Baekhyun.

Gue berbalik dan meninggalkan Baekhyun yang kini sudah berada di dalam mobil polisi. Gue merasakan ponsel gue bergetar di saku celana gue. Gue merogoh saku celana gue dan melihat nama Tasha di layar hape gue. Gue menarik napas panjang dan mengangkat telepon dari Tasha.

"Ocha..." gue bisa mendengar suara Tasha diujung telepon.

"Sha..."

"Baekhyun...apa dia beneran..."

"Gue gak tahu, Sha. Gue gak tahu," kata gue lalu memutus sambungan telepon gue dengan Tasha.

Entah kenapa kaki gue tiba-tiba terasa lemas dan gue pun terduduk di tanah.

Gue pernah janji sama diri gue sendiri untuk bersikap profesional sebagai manager EXO. Tapi nyatanya gue gak bisa. Gue gak bisa bersikap layaknya seorang manager untuk saat ini. Gue marah, gue kecewa dan gue sedih.

"Ocha,"

Gue menoleh dan melihat Suho kini sudah berdiri di samping gue. Air mata gue perlahan mengalir.

"Baekhyun gak mungkin ngelakuin hal kayak gitu, kan ? Para member percaya Baekhyun, kan ? Kalian gak akan ninggalin Baekhyun, kan ?" ujar gue dengan suara sesenggukan.

Suho berjongkok di samping gue. Dia merangkul gue dan menepuk bahu gue pelan.

"Aku percaya Baekhyun bukan orang yang kayak gitu," kata Suho.

Gue menatap Suho sesaat dan menghapus air mata gue.

"Apa yang harus kita lakukan ?" tanya gue ke Suho.

"Harusnya aku yang tanya sama kamu. Kamu adalah manager kita dan kamu adalah orang yang paling tahu apa yang harus dilakukan," kata Suho.

Benar juga. Seharusnya gue yang bertindak kalau misalnya artis gue kena skandal. Kan gue managernya. Kemudian gue pun mengingat kalimat yang dilontarkan oleh manager senior SM. Bagaimana jika artis yang kita asuh terkena skandal ? Jawabannya adalah...serahkan semuanya kepada perusahaan.

The Manager [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang