Wrong Choice (2)

53.9K 1.8K 13
                                    

Saat Aldy dan Brandon sampai di kediaman William.

"Kau ke sana, dan aku akan jalan terus, siapapun yang menemukan Riska deluan berilah kode" perintah Aldy pada Brandon.
"Baiklah, hati-hati" kata Brandon.

"Ya" Aldy berlari kecil ke arah sebuah ruangan, di dalam ruangan itu lampunya menyala remang-remang.

Sementara itu keadaan Brandon.

"Ini ide buruk, rumah ini gelap dan besar sulit untuk menemukannya" gerutu Brandon.

Dia mengeluarkan handphone nya dan berniat menyalakan senter, namum seseorang mengambilnya.

"Hei siapa di sana? " Brandon menodongkan pisaunya namun dia tidak tau posisi musuh di mana.

Lalu secara tiba-tiba lampunya menyala.

"Lama tak bertemu sayangku" suara perempuan yang sangat di kenal oleh Brandon. Monic.

"Kau tahu aku sangat merindukanmu, satu hari saja tak bertemu denganmu aku hampa, malam ini kau harus menemaniku dalam tidurku" Monic memborgol tangan Brandon dan melekatkan isolasi untuk membungkam mulutnya.

"Baiklah, akan ku tunjukkan siapa yang pantas untuk menjadi istrimu, Lisa atau aku" Brandon menendang perut Monic yang menariknya dengan paksa.

"Sialan, jangan pergi. Kau kira kau bisa pergi? Kau akan selalu menjadi milikku Brandon" Monic mengejarnya.

Di sisi koridor lain Aldy sudah berhasil masuk ke dalam ruangan tersebut, ia menelepon Brandon namun ia tidak mengangkat.

"Baiklah tampaknya hanya aku yang akan bersenang-senang dengan kalian malam ini" Aldy menyeringai kejam.

"Kau sama seperti dulu Aldy, sombong dan tak berotak, kau kira orang sepertimu bisa mengalahkan anak buah ku yang sebanyak ini? " tanya William.

"Banyak, buktinya aku masih bisa menghitungnya dengan jari, mereka hanya ada 5" Aldy menodongkan senjatanya.

Ia menembak kaki bodyguard itu, lengan rekannya, dan mereka ber5 sudah merintih kesakitan.

"Kau tau, aku tak akan membunuh mereka, tapi kau bisa menjadi korban pembunuhan ku hari ini" Aldy menyeringai jahat.

"Jabatanmu sebagai kapten pasukan khusus sangat berbeda dengan kepribadianmu" William mulai gentar.

"Yah beginilah rupa ku, setiap hari harus berurusan dengan kematian musuh" jawab Aldy.

"Haha anak bodoh, kau mengira kau sudah keren dengan memakai pistol itu? " William menantang.

William mengambil pisau lipat di saku nya dan mendekatkannya pada leher Riska.

"Bawa Lisa pada ku atau istrimu yang akan menjadi taruhannya" William kesal.

"Jangan Dy, jangan bawa Lisa kepada kep*rat ini" Riska berteriak parau karna menangis.

"Aku tak akan menyerahkan Lisa dan aku juga tidak akan membiarkan tangan kotormu menyentuh Riska lagi" Aldy menodongkan senjatanya dan menembakkanya tepat di pergelangan tangan William.

William merintih kesakitan, dia berteriak meraung di atas lantai, sedangkan Aldy membebaskan Riska.

"Pria lemah, kau tahu luka itu tak sebandingan dengan luka yang suami ku pernah dapat kan saat dia menjalankan tugasnya" Riska menyeringai.

"Baiklah mari kita pergi" Aldy menarik tangan Riska dan berjalan menuju koridor.
"Kau ke sini sendirian? Itu berbahaya" Riska bertanya.

"Aku dengan Brandon tapi aku tidak tau anak itu ada di mana, Handphone nya juga tidak aktif" Aldy menjelaskan.

Saat mereka keluar dari rumah itu, mereka mendapati hari sudah terang.

"Wah rumah itu tidak mempunyai jendela ataupun ventilasi sama sekali, bahkan kita tidak tahu bahwa hari sudah pagi" Riska baru menyadarinya.

"Itu adalah rumah lama dari ayah William,  ayahnya dulu mengidap penyakit yang akan menebarkan virus, jadi rumah itu adalah rumah yang dirancang khusus untuk mengisolasi ayahnya" Aldy menjelaskan.

"Oh begitu, jadi kita harus mencari Brandon di mana? " Riska bertanya kebingungan.

"Mari kuantar kau dulu ke mobil, aku akan masuk lagi untuk mencarinya" Aldy membuka pintu mobil dan ia terkejut.

"Astaga Brandon" Riska langsung bergegas masuk dan memeluk Brandon. Tubuhnya penub dengan luka sayat dan ada beberapa luka tembak di kaki nya.

"Ke rumah sakit ku sekarang Aldy" Riska memerintahkan suami nya.

"Bertahanlah Brandon, Lisa menunggumu di rumah" Riska memeluk erat Brandon yang setengah sadar.

"Ri... Riska, syukurlah kau selamat" Brandon tersenyum kaku ke arah Riska yang dari tadi menangis.

"Diamlah, kau akan segara kuobati begitu sampai di rumah sakit" Riska tersedu sedu.
Rumah sakit...

"Selamat pagi Pak" beberapa suster di sana menyapa Aldy.

"Cepat siapakan jalan ke ruang operasi dan siapakan satu kamar pasien" Riska berlari menuju ruang operasi, sedangkan Aldy menggendong Brandon yang sudah tak sadarkan diri.

"Baik dokter" para suster memberikan oksigen manual kepada Brandon.

Brandon masuk ke ruang operasi bersama Riska, sedangkan Aldy menjemput Lisa ke rumahnya.

Akan kah Brandon selamat, dan apa ya perasaan Lisa saat nantinya mengetahui bahwa suaminya terluka parah?

Ditunggu ya gais :v author kehabisan ide, harus bertapa 1 jam di kamar kecil nih cari inspirasi hehe...

My Boss is My Husband [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang