Singkat cerita, tibalah hari pernikahan Riska dan Aldy.
Pagi ini masih banyak orang yang sibuk dengan dekorasi. Mereka menata taman itu dengan sentuhan terakhir. Riska dan Aldy menggelar pernikahan mereka dengan nuansa klasik yang membuatnya semakin romantis. Apapun yang berkaitan dengan pernikahan akan selalu manis dan indah di mata orang yang datang.
Pengantin wanita tak mau kalah cantik dan mempesona dari dekorasi-dekorasi yang mengelilinginya nanti. Gaun putih sederhana yang sangat cocok dengannya. Bahkan balutan make up yang tidak terlalu berlebihan membuat semua terasa lengkap di hati para tamu undangan.
"Pengantin memasuki altar"
Kedua pengantin memasuki altar dengan anggun. Langkah mereka pelan tapi pasti, keyakinan tergambar dengan jelas di wajah mereka. Mereka sudah menyambut ikatan yang baru. Butuh kata-kata yang manis untuk mereka siapkan kedepannya, lebih dari sekedar 'aku akan membelikan es krim untukmu, berhentilah menangis'. Mereka nantinya akan lebih sering menggunakan 'maaf, aku akan memperbaiki ini. Aku janji'.
Dibelakang mereka terlihat beberapa orang yang menjadi bridesmaidsnya. Diantara bridesmaids itu, Lisa dan Aldy lah yang paling mengundang perhatian.
"Wah, mereka seperti bersaudara. Mereka sangat tampan dan cantik, aku tak mengira ada orang sesempurna mereka"
"Kurasa laki-laki yang menjadi bridesmaids itu masih lajang"
"Dia kan presedir Queen Hotel, kabarnya dia sudah menikah, tapi masih belum diketahui siapa istrinya, kurasa yang ada di sebelahnya itu"
"Kurasa dia saudaranya, mereka terlihat mirip"
Banyak sekali gossip yang mulai terlontar dari mulut ke mulut para tamu. Mulai dari yang benar sampai dengan yang salah.
Tidak banyak hal spesial dari acara siang itu. Mereka hanya bertukar cincin, saling berbalas senyum dan mengucap janji suci sebagai pertanda pernikahan mereka sudah sah.
Malam menjemput, tapi pesta yang sebenarnya baru dimulai. Mereka berkerumun dari kelompok satu ke kelompok yang lain. Mulut mereka sibuk mencicipi hidangan dan saling bertukar opini, ribut sekali. Riska dan Aldy masih sibuk menyapa para tamu satu persatu, sekedar beterimakasih atas kehadiran mereka.
Aldy naik pe podium, dan mulai mengambil mic. Sepertinya, Ia ingin memberi sepatah kata manis untuk semua.
"Wah, akhirnya acara pernikahanku sudah selesai. Hanya satu hari, tapi sangat berharga dan bermakna. Selanjutnya, kebahagiaan ini hanya akan kami lewati berdua atau mungkin bersama satu orang baru nantinya. Terimakasih sudah bersedia menjadi pasangan ku hari ini, ya...Aku harap bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk kedepannya juga. Aku janji akan selalu menemani dan mendampingin, susah, senang, kaya, miskin..."kata-kata itu keluar saja dengan sendirinya.
Terlalu banyak bila harus di ungkapkan dengan kata-kata, kebahagiaan hari ini. Mereka kembali berpesta, bahkan dengan minuman kali ini.
"Brandon berhentilah minum, kurasa kamu akan mabuk dan memuntahkan isi perutmu di sini" Lisa menegur suaminya yang dari tadi minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss is My Husband [SELESAI]
Romance[PROSES REVISI] Presdir hotel terkenal di Roma, mempunyai seorang istri cantik, yang menyamar menjadi pegawai di hotelnya.