Author baru pulang ke rumah :'( jadi baru bisa update sekarang maaf ya teman :p
"Lisa kau bermain-main dengan orang ya salah" William habis kesabaran, walaupun sebenarnya ia masih menginginkan Lisa bersamanya dan mengulang kembali cerita mereka.
Rumah sakit...
"Kau sudah pulang dari hotel ?" Brandon bertanya sambil berusaha duduk di kasur rumah sakitnya.
"Sudah" Lisa duduk di samping Brandon dan menatap nya, tak lama ia menitihkan air mata.
"Hei, kenapa kamu menangis ?" tanya Brandon penasaran, sembari mengusap pipi Lisa.
"Tak apa, aku hanya bahagia saja, aku sudah melaksanakan tugas ku sebagai istri" Lisa tersenyum ke arah Brandon.
"Kau selalu melakukan tugasmu dengan baik" Brandon membalasnya.
Lisa tak mau Brandon mengetahui bahwa ia telah membayar hutang itu dengan peninggalan ayahnya.
"Kau sudah makan?" Lisa mengganti topik pembicraan.
"Sudah" Lisa menjawab dan berusaha agar tetap tegar.
"Baguslah" Brandon bergeser sedikit ke samping dan menepuk-nepuk ranjang kosong.
"Kemarilah" Brandon tersenyum genit.
"Haha, iya" Lisa tertawa, ia melepaskan sepatu dan jacketnya, lalu berbaring bersama suaminya di ranjang rumah sakit.
Keesokan harinya...
Queen hotel tampak ramai karna ada perusahaan yang menyewa ballroom untuk mengadakan pertemuan dengan para mentri.
"Wah hari ini cukup ramai" Lisa tersenyum dan bersandar di meja resepsionis.
"Yap, banyak yang tampan juga" Pam bersemangat. Bobby menatapnya cemburu.
"Kau salah satunya" Pam tertawa. Bobby tersipu malu.
"Baiklah tetap kerjakan pekerjaan kalian seperti bisanya" Lisa melambai dan pergi menuju lift. Ia menuju atap hotel.
"Wah pemandangannya indah" Lisa berteriak dan menarik nafas panjang. Ia merentangkan tangannya dan merenggangkan semua tubuhnya yang kaku karna terlalu banyak bekerja.
"Kurasa aku butuh liburan panjang" Lisa bicara sendiri seperti orang gila.
"Ah tidak tidak, bagaimana kalau cuti ?" *padahal sama aja* Lisa menyangkal pendapatnya sendiri masih seperti orang gila.
"Eh, sama saja ya ? Cuti ? Libur ?" Lisa kini terlihat seperti orang bodoh.
"AKU INGIN LIBURAN" Lisa berteriak ke arah bawah gedung seakan-akan ia ingin memberitahu seisi hotel.
"Baiklah bila kau mau liburan" seseorang dengan nada bicara yang tak asing menjawab. Lisa menoleh.
"Frans ?" Lisa terkejut dan jatuh terduduk.
"Kau mau liburan kan ? Akan aku temani" Frans terkekeh.
"Tidak, aku masih banyak urusan Frans" jawab Lisa.
"Tampaknya ibu presedir kita banyak tugas menumpuk ya ?" Frans tertawa.
"Ya begitulah, seperti yang kau lihat" Lisa tersenyum dan berusaha berdiri.
"Bagaimana bila aku bantu ? Tapi sebagai imbalannya kau harus pergi makan siang dengan ku" Frans menawarkan diri.
"BAIKLAH" Lisa bersemangat sambil berlari turun dari tangga menuju lantai 9 padahal ada lift.
"Semangat sekali, padahal maksud ku dia yang bayar makannya. Ya sudahlah" Frans tersenyum melihat tingkah kakak nya.
Setelah 2 jam bekerja...
"Kau cukup terampil untuk mengerjakan dokumen-dokumen ini" Lisa memuji Frans.
"Tentu, aku pernah belajar di luar negeri tentang akutansi dan pembukuan, tapi tak sampai selesai" Frans tersenyum.
"Baiklah, ayo makan siang" Lisa masuk ke dalam mobil diikuti dengan Frans.
Setelah makan siang, Frans memutuskan untuk kembali ke apartemen nya dan Lisa memutuskan untuk ziarah ke makam ayahnya.
Di pemakaman...
"Ayah, aku minta maaf, aku memakainya dengan gegabah. Membayar hutang Queen Hotel bagiku adalah hal yang terpenting" Lisa menangis tersedu-sedu di makam ayahnya.
Tiba-tiba 3 orang berpakaian serba hitam mendekatinya.
"Si...sia...siapa kalian??" Lisa masih tergagu karna menangis.
"Hey beautiful girl, why are you crying?" Salah satu di antara mereka angkat bicara.
"Nothing, I'm sorry but, can you leave me alone ?" jawab Lisa
"Sorry, but we can't. Are you Lisa ? The CEO of Queen Hotel ?" perempuan itu bertanya lagi.
"Yes, and who are you ?" tanya Lisa balik
"Freya, Dennys, and Paul. We're the professional killer" perkenalan mereka cukup membuat Lisa gentar apalagi tak ada pengawal.
"What do you want from me?" Lisa bertanya sembari mundur selangkah untuk menjauh dari mereka.
"We take order from William, to kill someone called Lisa, the CEO of Queen Hotel" perempuan itu menjawab dengan jujur sambil menodongkan senjata api
"Bit*h" Lisa berbisik penuh arti.
Door *sound effect pistol ceritanya saudara-saudara*
"Good bye" perempuan itu menyeringai ke arah Lisa yang sudah terbaring lemas di samping makam ayahnya.
Dia adalah Freya *memang seperti nama hero mobile legend* dia adalah ketua pembunuh bayaran profesional, yang dipakai oleh banyak orang untuk membalas dendam. Bayaran mereka sangat lah tinggi maka mereka di kategorikan pembunuh internasional paling elite dan cara mereka membunuh juga dikategorikan sangat berkelas.
Apakah Lisa akan selamat atau dia akan menyusul ayah nya ? Tunggu updetan selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss is My Husband [SELESAI]
Romance[PROSES REVISI] Presdir hotel terkenal di Roma, mempunyai seorang istri cantik, yang menyamar menjadi pegawai di hotelnya.