Chanyeol sangat bahagia karena perasaannya sudah tersampaikan. Sudah lama dia ingin melamar Kyungsoo, menjadikan kekasihnya ini pasangan seumur hidupnya. Dan dia sudah mempersiapkan lamaran ini jauh-jauh hari.
Sebenarnya awalnya dia ingin melamar Kyungsoo saat upacara kelulusannya. Di depan para mahasiswa, agar seluruh dunia tau kalau Chanyeol mencintai Kyungsoo. Berhubung Kyungsoo telat datang di upacara kelulusan, Chanyeol merubah rencana dengan melamarnya di depan nyonya Do.
Tidak buruk. Justru lebih mengharukan. Nyonya Do yang notabene kesehatan jiwanya terganggu, menerima Chanyeol sebagai calon menantunya. Oemma Kyungsoo yang paling disayanginya.
Chanyeol cukup percaya diri melamar Kyungsoo, karena secara finansial dia cukup mandiri. Dia bersama dengan Kris sudah mengembangkan usaha konsultannya. Mereka cukup sering memegang proyek-proyek dari perusahaan besar. Bahkan mereka sudah diperhitungkan di negara mereka.
"Selanjutnya, kita akan bertemu tuan Do, yah." Chanyeol mengelus kepala kekasihnya ini. Dia ingin segera melamar Kyungsoo didepan appanya.
"Ummmm... Apakah sebaiknya tidak perlu Chan? Aku tidak terlalu nyaman jika bertemu appa. Sudah lama kami tidak bertemu."
"Kita harus ngomong. Disetujui atau tidak, kita akan menikah. Setelah bertemu tuan Do, kita akan bertemu keluargaku. Kita akan membicarakan rencana pernikahan kita."
"Apakah kau serius ingin menikah denganku, Chan?"
"Tentu saja! Aku sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari. Setelah aku lulus, kita harus menikah."
"Bukankah..."
"Aku tidak perduli dengan orang-orang. Aku ingin menua bersamamu."
"Arasso... Kita bertemu appa sekarang." Kyungsoo tersenyum karena melihat keyakinan di wajah Chanyeol.
.
.
.
.
.
Chanyeol terpesona dengan rumah Kyungsoo yang besar. Mungkin layak disebut istana, dengan halaman luas dan rumah yang megah. Perabotannya juga pilihan terbaik. Banyak lukisan-lukisan dari pelukis ternama tergantung di rumah Kyungsoo. Hanya foto keluarga yang tidak ada.Beberapa pekerja menyambut Chanyeol dan Kyungsoo mempersilahkan mereka masuk ke ruang tunggu. Mereka membungkukkan tubuhnya memberikan hormat, karena sudah lama Kyungsoo tidak pulang ke rumah.
"Appa..." Kyungsoo membungkuk hormat pada appanya yang sudah menunggu mereka.
"Tuan Do. Perkenalkan saya Chanyeol. Park Chanyeol"
"Kyungsoo... Sudah lama sekali kau tidak pulang ke rumah. Darimana saja kau?"
"Aku baru saja bertemu hyung. Dan kemarin juga bertemu oemma."
"Bagaimana kabar hyung dan oemma mu?"
"Mereka baik-baik saja, appa."
"Ummmm... Apa maksud tujuan kalian datang kemari? Appa tidak memiliki banyak waktu."
"Tuan Do, maafkan saya yang sedikit lancang bertemu dengan tuan. Tujuan saya datang kemari, saya ingin...."
"Saya ingin melamar Do Kyungsoo anak tuan..." Chanyeol sangat berusaha meminimalisir suaranya untuk tidak bergetar.
"HAHAHAHA... Nyalimu cukup besar, anak muda. Aku suka dengan orang yang percaya diri."
Chanyeol menelan salivanya kasar. Berbicara didepan tuan Do lebih sulit dibandingkan nyonya Do. Setidaknya tuan Do masih memiliki akal sehat untuk mensortir calon menantunya.
"Kau punya apa?!" Tanya tuan Do sedikit menusuk.
Chanyeol menundukkan kepalanya. Dia tidak tau harus menjawab apa.
Punya cinta?
Prettt!
Mau dikasih makan apa anak orang?
Tidak mungkin Chanyeol menceritakan perusahaan konsultan milik Kris. Itu bukan miliknya, walaupun dia sudah berperan aktif di dalam.
Tidak mungkin juga dia mengatakan memiliki restoran. Itu restoran keluarga, bukan miliknya.
Jadi, Chanyeol memiliki apa?
Hanya rasa cintanya yang begitu besar untuk Kyungsoo.
"Kau terlalu percaya diri untuk melamar Kyungsoo, anak muda. Harga sepatunya saja sama dengan kebutuhan hidupmu selama sebulan."
"Appa...!" Kyungsoo mencoba menghentikan appanya.
"Kau! Diam! Appa sudah memberikan kebebasan menjalani hidupmu. Kau bebas menjadi apa, dan aku membiayai semuanya. Tapi apa yang ku dapat? Kau sama gilanya seperti oemma mu!"
"Appa!"
"Kau! Keluar dari rumahku, sekarang! Dan kau! Masuk ke kamar! Cukup sudah kebebasan yang ku berikan untukmu! Kau harus segera sadar sebelum jatuh terlalu dalam!"
Beberapa bodyguard yang berjaga didepan pintu masuk ke ruangan dan menyeret Chanyeol keluar dari ruangan.
"CHAN...!!"
"KYUNGSOO...!!"
Bodyguard membawa Chanyeol kelur rumah secara paksa.
"Appa... Ku mohon... Lepaskan Chanyeol, biarkan aku bersamanya." Kyungsoo berlutut di depan appanya dan memeluk kakinya.
"Kau tidak mengerti juga? Kau adalah calon penerus keluarga ini. Hyungmu akan membangun perusahaan tandingan untuk menghancurkan perusahaan yang ku bangun dari nol. Hanya kau yang bisa menyelematkan perusahaan ini. Kau bisa mendapatkan seluruh harta keluarga ini."
"Persetan dengan harta! Persetan dengan perusahaan! Aku hanya menginginkan Chanyeol sekarang!"
"Kalau tidak ada harta, kau mau jadi apa eoh? Kau akan menikah dengan Chanyeol? Bagaimana kau akan menghasilkan keturunan? Kau gunakan akal sehatmu, jangan seperti oemmamu!"
"Appa ku mohon... Aku hanya menginginkan Chanyeol... Aku tidak bisa hidup tanpa dia."
"Bodyguard! Bawa tuan muda Do masuk ke kamarnya! Berjaga 24 jam, jangan sampai lolos. Jangan biarkan ada yang masuk tanpa ijin saya!"
Dua orang bodyguard masuk membawa Kyungsoo keluar ruangan.
"Appa... Kumohon... Aku tidak pernah meminta sesuatu darimu. Tapi ku mohon, ijinkan aku bersama Chanyeol..."
"Appa..."
Kyungsoo diseret secara paksa memasuki kamarnya. Tenaganya kalah jauh dengan 2 bodyguard yang mendampinginya.
Kyungsoo menendang-nendang pintu kamanrnya saat bodyguard mengunci Kyungsoo dari luar. Perasaannya dia luapkan dengan membuang seluruh benda-benda yang ada di kamarnya.
"AKU HANYA INGIN CHANYEOL...!!!"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀʙᴀɴɢ ɢᴇᴍᴇᴢ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]
Fanfiction#5 [PRIVATE] [BL] [Chansoo] [21++] Emang dedek-dedek aja yang bisa ngegemezin? Abang-abang juga bisa! © arni_girsang, 09112017