AG-9

2.3K 421 27
                                    

Sore hari Kyungsoo kembali ke apartemennya dengan pikiran penuh. Semua data untuk kebutuhan skripsinya memang sudah dia dapat. Tapi yang mengganggu pikirannya adalah, ciuman Chanyeol. Ciuman yang begitu tiba-tiba. Saat Chanyeol mencium tadi, muncul perasaan hangat di dada Kyungsoo. Tapi seketika itu juga bayangan Kris muncul di depannya. Orang yang masih dicintai Kyungsoo sampai detik ini.

"Hyung sudah pulang?" Sehun menyambut Kyungsoo yang baru saja masuk apartemennya.

"Begitulah Sehun-ah. Kau sudah makan?" tanya Kyungsoo sambil membaringkan tubuhnya di sofa dan memijat pelipisnya lembut.

"Belum. Aku baru saja mengerjakan tugas. Setelah ini, mungkin makan. Hyung sudah makan?" tanya Sehun balik sambil mendekat di sofa tempat Kyungsoo berbaring.

"Belum juga. Aku sangat lelah..."

"Aigoo... sepertinya hyung ku bukan lelah, tepatnya banyak pikiran." Sehun mengambil alih memijat pelipis Kyungsoo.

Kyungsoo memejamkan mata menikmati pijatan Sehun di kepalanya, "Hmmm... enak pijatanmu Sehun-ah. Bagaimana kabar orangtuamu?"

"Aku tidak tau. Luhan hyung juga tidak memberikan kabar."

"Apakah kau tidak merindukan mereka?"

"Sangat hyung. Aku rindu masakan oemma..."

"Hubungi mereka, katakan kau merindukan mereka. Banyak kasus perceraian batal karena permintaan anak mereka."

"Aku belum siap hyung. Mungkin nanti, bukan sekarang." Sehun menghentikan pijatannya dan berfikir tentang orangtuanya.

"Arasso. Sebaiknya aku masak, kita sama-sama belum makan." Kyungsoo bangkit dan berjalan menuju dapur.

Sehun masih diam di tempatnya. Dia memang sangat merindukan orangtuanya. Ini adalah waktu yang paling lama dia jauh dari kedua orangtuanya. Dia tidak ingin orangtuanya berpisah, apapun alasannya. Semua masalah bisa diselesaikan. Sehun dan Luhan memberikan waktu pada orangtuanya untuk berfikir. Berfikir bahwa ada 2 anaknya yang akan terluka jika mereka bercerai.

Lamunan Sehun pecah karena suara ponselnya berdering.

"Yeoboseyo?"

"...."

"Ne hyung, aku di rumah Kyungsoo hyung.'

"...."

"Sekarang? Kemana?"

"...."

"Rumah sakit? Siapa yang sakit?"

"Oemma??!! Ne hyung, aku sekarang kesana."

Sehun menutup teleponnya dan berlari ke kamar. Dia hendak mengambil jacket dan sepatunya.

"Sehun, apa yang terjadi?" tanya Kyungsoo menyusul Sehun ke kamarnya.

"Oemma hyung, oemma." Jawab Sehun terburu-buru memakai sepatu dan jacketnya.

"Kenapa dengan oemma?"

"Aku harus pergi hyung." Sehun terburu-buru berjalan ke pintu keluar.

"OH SEHUN!!!" teriak Kyungsoo tepat saat Sehun akan membuka pintu.

"Aku harus segera hyung. Aku takut... aku takut... oemma..." Sehun mulai meneteskan air matanya. Bingung akan melakukan apa, wajahnya terlihat panik & takut.

Kyungsoo berjalan mendekati Sehun dan memeluk Sehun. Tubuh kecil Kyungsoo terlihat kurang pas sebagai tempat bersandar Sehun, tapi entah kenapa Sehun merasa sangat nyaman.

"Kau harus tenang, aku akan mengantarkanmu. Tapi kau harus tenang dulu." Ujar Kyungsoo seraya mengelus-elus punggung Sehun.

"Oemma hyung... oemma..." ulang Sehun lagi.

ᴀʙᴀɴɢ ɢᴇᴍᴇᴢ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang