AG-38

2.6K 310 13
                                    

Kyungsoo memasukkan barang-barang mereka kedalam koper. Dia sudah rapi, sementara Chanyeol masih berada di dalam kamar mandi. Hari ini mereka akan melakukan perjalanan ke Sorong, Papua. Mereka akan melanjutkan bulan madu mereka ke Raja Ampat.

Chanyeol keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. Wangi mint yang menyegarkan menguar dari tubuh atletisnya.

"Kau tetap terlihat menggemaskan, sayang." Chanyeol mendekati Kyungsoo dan mencium bibirnya.

Saat dirasakannya Chanyeol mulai melumat-lumat bibirnya, Kyungsoo segera menjauhkan tubuhnya. Dia tau, mereka bisa berakhir di ranjang dan harus membersihkan diri kembali.

"Pakai bajumu, dan rapikan sisa barang-barang kita ke dalam koper." Ujar Kyungsoo sambil berjalan menuju balkon.

"Mau kemana sayang?" Terlihat sedikit raut kekecewaan di mata Chanyeol.

"Aku ingin menelepon Sehun. Aku takut di tempat tujuan kita akan susah sinyal. Sehun sama sekali tidak menghubungi kita sejak berangkat dari Korea." Kyungsoo membuka pintu balkon dan menghirup udara segar pantai yang memang berhadapan langsung dengan kamar mereka.

"Baiklah, aku akan menyusul."

Kyungsoo duduk di sofa balkon kamar hotelnya. Dia menunggu Sehun mengangkat panggilan teleponnya sambil melihat-lihat pemandangan laut yang masih tetap membuatnya terpesona.

Sementara itu di tempat lain, Sehun bergulung di tempat tidurnya yang gelap. Kondisinya terlihat sedikit menyedihkan. Dia sedikit terperanjat saat mendengar ponselnya berbunyi di meja samping tempat tidurnya.

Sehun menghela nafas panjang. Orang yang melakukan panggilan, adalah Kyungsoo. Terakhir kali mereka bertemu saat Sehun mengantarkan Chanyeol dan Kyungsoo untuk melangsungkan pernikahan di Nihiwatu, Sumba. Sehun meminta maaf tidak bisa ikut karena memiliki banyak pekerjaan dan tidak bisa cuti. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah, sejak kepergian Chanyeol dan Kyungsoo, Sehun hanya mengurung diri di kamarnya.

Ponselnya kembali berdering setelah sebelumnya Sehun mengabaikannya. Akhirnya Sehun memutuskan untuk mengangkat ponselnya.

"Halo." Sehun menjawab panggilannya dengan suara parau, mengingat dia sudah 4 hari hanya mengurung diri. Makan pun, harus diantarkan nyonya Oh.

"Sehun-ah, kenapa kau mengangkat panggilanku lama sekali? Apakah kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, hyung." Sehun bangkit dari tempat tidurnya, duduk di kursi kerjanya. Dadanya merasa hangat saat mendengar suara Kyungsoo setelah beberapa hari absen.

"Dari suaramu, kelihatannya kau tidak baik-baik saja."

"Aku baik, hyung. Bagaimana dengan pernikahan kalian? Apakah semuanya lancar?" Sehun meneteskan air matanya sambil menatap foto dirinya bersama Kyungsoo.

"Lancar. Tetapi akan semakin meriah kalau kau ada disini."

"Baguslah. Aku turut berbahagia untuk hyung." Sehun menggigit bibirnya agar tidak terdengar suaranya yang mulai bergetar.

"Sebentar lagi kami akan melanjutkan bulan madu kami ke Raja Ampat, Sehun-ah. Aku takut tidak mendapatkan sinyal dan akan sulit menghubungi mu. Aku merindukanmu, Sehun-ah..."

Sehun menarik nafasnya dalam. Suaranya tercekat saat mendengar kata 'rindu' dari seberang sana. Dia menggigit tangannya dengan keras agar suara isakannya tidak terdengar. Saat ini pipinya sudah banjir air mata hanya mendengar suara Kyungsoo di sebrang sana.

"Sehun-ah, apakah kau baik-baik saja?"

"Aku. Baik-baik. Saja. Hyung. Aku. Juga. Merindukan. Hyung." Sehun berusaha keras agar suaranya terdengar senormal mungkin walaupun terputus-putus. Dia tidak mau Kyungsoo mengetahui kalau dia sedang menangis.

ᴀʙᴀɴɢ ɢᴇᴍᴇᴢ - [𝘛𝘢𝘮𝘢𝘵]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang