Mirra sedang membuat cake siang ini...
Tanganya sedang lincah mengaduk adonan sebelum telinganya menangkap suara gaduh dari luar rumah, fanessa, wanita itu berjalan masuk rumah dengan dua tenteng belanjaan di tangannya. Jangan heran,! hal Ini sudah terjadi sejak 3 hari lalu saat wanita itu memutuskan untuk tinggal dirumah Ryhan. Bahkan kamar tamu rumah Ryhan berubah menjadi toko pribadi wanita itu.Fanessa hanya menatap Mirra sebentar lalu melengos sebelum berlari menuju kamar Ryhan.. dan untuk kejadian itu juga jangan heran, sejak Fanessa tau Mirra juga tinggal di atap yang sama dengan dirinya... Fanessa wanita itu selalu menatapnya dengan menghunus seperti siap perang.
Tapi Mirra tidak peduli... Baginya selama Fanessa tidak mengganggu hidupnya maka dirinya tidak akan mempermasalahkan tingkah laku Fanessa, toh Mirra juga numpang kan disini!.
"fanessa akan terus begitu... Sampai ayah benar-benar kebakaran dompetnya". Ryan masuk kedapur sambil menyandarkan punggungnya di meja bar.
Mirra mengernyit.. "jika kamu yang masih anak-anak saja bisa merasakan bahwa Fanessa, wanita itu gila uang... Kenapa ayahmu tidak menyadarinya."
"Kakekku yang sejatinya ayahnya ayah, menikah dengan ibu Fanessa... Jadi secara tidak langsung mereka bersaudara... Fanessa begitu terobsesi pada ayah.jika ayah menolaknya maka wanita itu akan mengabiskan jutaan uang ayah sampai ayah lelah dan menyerah" Ryan terdiam sejenak. "Wanita itu selalu datang setiap kali nominal uang di kartu goldnya menipis."
"Aku sendiri juga heran kenapa Fanessa mau dengan pria tua itu... Sedangkan secara ketampanan tentu masih segar aku", gerutu Ryan sebelum melanjutkan.. "jika aku punya banyak uang seperti ayah pasti Fanessa akan lebih memilihku".
Mirra menautkan alis seolah berfikir. "kamu menyukai Fanessa?".
Ryan balas menyeringai, "pria normal mana yanga tidak menyukai Fanessa". Ryan mengelus dadanya.. " wanita itu.. matanya indah... Badannya sexy apa lagi gumpalan dadanya itu". Pria muda itu mulai menerawang.
Mirra hampir saja terbatuk saat mendengar penjabaran tentang wanita menurut versi Ryan.
"tidak semudah itu Ryan, kau tau wanita kadang menyukai pria dewasa... Dan berwibawa... Apa lagi ayahmu pria yang hangat dan perhatian.. Tentunya juga memiliki uang, seperti katamu", Mirra terlihat berfikir.. "dan wanita juga membutuhkan hal lain dari pria yang belum tentu bisa mereka dapatkan dari pria muda sepertimu".
Ryan menggaruk pelipisnya sebelum memandang Mirra yang sedang asik dengan adonan cakenya.
"apakah yang kamu maksud adalah Sex".
Uhhuuukkkkk, Mirra sukses terbatuk ketika mendengar penuturan vulgar dengan nada berani, keluar dari mulut Ryan.. Demi Tuhan!!! anak itu bahkan belum genap 16thn.
Mirra melotot pada Pria muda di depannya itu. "hentikan kalimat vulgarmu itu ryan... Demi tuhan kau bahkan belum genap 16thn... Sudah sana pergi jangan ganggu aku". Mirra mengibaskan tangannya yang penuh tepung untuk mengusir anak nakal itu...
Ryan menyeringai lalu mencuri cium di pipi mirra sebelum berlari pergi sambil terkikik..
"aku akan mengajak Ana bermain di taman!?". Teriak anak itu dari jauh.
Mirra hanya menggeleng kepala sebelum melanjutkan aktifitas wanita itu..., hari ini Ryhan pria itu masih sibuk dikantor... Entah perasaannya saja atau memang benar... Sejak keberadaan Fanessa , Ryhan pria itu justru jarang pulang... Dia akan berangkat sangat pagi dan pulang saat semua orang pergi tidur... Ya pria itu juga tidur di kamar yang sama dengan Fanessa... Hal itu tak ayal membuat hati Mirra was-was tapi Mirra segera menepis segala macam fikiran buruk yang mengganggunya... Untuk apa dirinya peduli dengan apa yang di lakukan Ryhan dan fanessa, dirinya bukan siapa-siapa pria itu kan? Mirra tak pantas untuk cemburu, apa? Cemburu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult short stories
Romancehanya cerita pendek ber genre dewasa 21++ Ini cerita dewasa ya!!!!! Ingat DE_WA_SA, jadi mohon pengertiannya buat siapa saja yang masih adek-adek.. Untuk ⛔ stop jangan baca... Please.. Saya nggak mau punya masalah sama siapapun.i7