Jangan Sentuh Aku 5

91.3K 3K 397
                                    

Terjadi baku tembak besar-besaran di area pedalaman di salah satu pulau perbatasan Indonesia.
Banyak korban yang tertembak termasuk Letnat Jendra ABIMANA ABRAHAM_

ABIMANA ABRAHAM LETNAN JENDRAL tewas karena terlibat aksi baku tembak di_

LETJEN ABIMANA ABRAHAM menghembuskan nafas terakhirnya saat perjalanan menuju rumah sakit menggunakan_

Letnan Abimana meninggal diusianya yang masih muda_

Letnan Abimana meninggal
Letnan Abimana meninggal
Letnan Abimana meninggal

Sintia masih duduk disudut kamar dengan berbagai macam surat kabar dari berbagai media... Yang dibelinya tadi pagi...

Merasa tidak bisa mempercayai berita di Tv.. Akhirnya gadis itu memutuskan untuk pergi ke penjual majalah dan koran didepan rumahnya... Tak tanggung - tanggung Sintia menyambar hampir lebih dari 10 jenis majalah dan korang yang berbeda dan terbaru..

Kabar berita didalamnya semua sama, mereka bilang Abinya telah tewas, TIDAK!!!!!! sintia tidak percaya itu, Abinya masih ada... Pria itu dua minggu yang lalu bahkan berjanji akan menikahinya segera setelah kembali.. Bahkan ini belum genap satu bulan, sesui prediksi pria itu. . Sintia akan menunggu... Berapa lama pun,

Abi... Abi... Abi... Abi...

Hatinya merapalkan nama itu seolah dengan diam bisa membuat seorang Sintia melupakan Abinya.. Foto kebersamaan mereka pun berserakan di lantai kamar.. Sintia takut jika nanti Abi tidak kembali dalam waktu yang lama, gadis itu akan melupakan wajah Abinya..

Apakah firasatnya memang benar, Abinya pergi dan takkan kembali, Sintia semakin memeluk lututnya dengan tubuh menggigil.

Tidak!!! Tidak!!!! Tidak!!!!!

Jangan Tuhan!!!! Jangan dia!!! Hanya dia yang ku miliki!. Rintihnya dalam tangis.

Semua terasa begitu cepat... Baru saja dua hari yang lalu mereka masih melakukan video call dengan sulitnya signal, lalu dua hari berikutnya... Kabar ini yang dia dengar... Tuhan cobaan hidup macam apa ini!!!!

Sintia mendongak... Memandang bingkai foto berukuran besar yang terletak diatas tempat tidurnya, disana Abi terlihat gagah dengan seragam kebanggaanya dan Sintia disisi pria itu... Mereka tampak serasi... Tidak ada kecacatan disana.. Tapi apakah mereka bisa berfoto seperti itu lagi???

Nafas sintia mendadak sesak... Gadis itu berdiri dengan bertumpu pada tembok... Jarinya menyusuri setiap ruangan dikamarnya.. Lalu keluar menuju ruang tamu..... Tatapan Sintia beralih kedapur... Semuanya penuh dengan kenangan Abi... Di meja pantri saat mereka bercinta... Dikursi saat.... Pria itu memangkunya dan mencium bibir Sintia penuh gairah, juga di karpet.. Bahkan dikamar mandi.

Bagaiman bisa pria itu meninggalkannya dengan kenangan yang terus mengikuti setiap langkah Sintia dirumah ini.

Air mata Sintia semakin deras.. Ketika dirinya melihat sosok itu sedang memunggunginya,

Dengan setengah berlari Sintia menubruk tubuh Abi dari belakang. "aku tau Bie... Aku tau.. semua berita itu bohong!". Sintia terisak di punggung pria yang dirindukannya itu.

Abi mengurai pelukan mereka, lalu berbalik.. Pria itu tersenyum... Tapi kali ini terlihat berbeda... abi begitu bersinar seperti ada pendaran cahaya dari balik punggungnya," jangan menangis sayang... Aku tetap disini... Bersamamu, saat kamu lelah... Saat kamu ingin menyerah... Maka ingatlah! Aku disini... Ada dalam dirimu dan menjadi bagian dari dirimu.". Abi menyentuh dada kiri sintia dengan lembut.

"tapi aku mau kamu bie!". Rengak Sintia.

Abi kembali tersenyum, lagi-lagi tersenyum.... Prianya memang selalu tersenyum sekalipun mengahadapi letupan amarah sintia.

Adult short storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang