Beberapa bulan berlalu setelah aksi lamar romantis dengan makan malam di apartemen Abi.. Pria itu berjanji sesegera mungkin mengenalkan Sintia pada orang tua pria itu.
Ada peraaan ragu dalam hati Sintia akan keputusan itu... Tapi Abi mematahkannya dengan berkata.... Semua akan baik-baik saja.
Apa lagi setelah pernyataaan cinta dari Pria itu.. Membuat Sintia sedikit tenang.Sekarang mereka sedang membereskan rumah dan menganti beberapa barang lama dengan yang baru... Seperti perabot dapur, Kursi dan meja ruang tamu,
Lalu ranjang.. Untuk yang satu ini Abi lebih memilih yang ukuran King... Agar bisa bergerak bebas ketika mereka melakukan malam pertama nanti.. Sintia hanya menanggapi dengan cubitan ketika penjual toko tersenyum menggoda.
Mereka sama mendesah lega ketika semua sudah selesai.. "aku bikinin minum ya". Tawar Sintia.
"yes please". Wajah Abi dibuat semanis mungkin ala-ala anak muda.
"nggak cocok Bie... Kamu tuh polisi... Apa anggota boy band sih". Celetuk Sintia menanggapi tingkah Abi... Pria itu hanya memberenggut sementara Sintia terkikik geli dan berlalu kedapur demi membuatkan Abi es Teh tawar kesukaan pria itu.
Teh tawar dan beberapa cemilan tersedia di depan Abi... Mereka menghabiskan sisa sore dengan berbincang, di karpet baru berbahan lembut.. Pilihan Abi... Jangan tanya harganya!!!! ... Mereka bahkan berdebat hebat karena masalah itu!! Sintia sedang melihat-lihat katalog gaun pengantin, yang di bawakan Abi dua hari lalu, "huhhh". Gadis itu mendesah tak bersemangat.. "Bie ada nggak sih gaun pengantin warna lain selain putih".
"kita bisa pesan sendiri jika kamu mau, memangnya kau mau warna apa?". Sahut Abi tanpa menoleh pada Sintia karena pria itu sedang sibuk dengan pekerjaanya.
"bie liat sini donggg". Rengek Sintia sambil menarik-narik lengan baju Abi.. "kamu tuh... Sibuk mulu... Nggak puyeng apa liat berkas bertumpuk kayak gitu". Gadis itu memberenggut.
Abi meletakkan beberapa berkas ditangannya lalu menoleh sepenuhnya pada Sintia, "berkas yang kamu bilang bikin puyeng itu... Adalah pekerjaan yang memberi kita makan sayang." Tegur Abi sambil mencubit hidung Sintia dengan sayang.
"habis kamu nyuekin aku". Bibir Sintia semakin manyun merajuk.
Abi terkekeh, "oke oke kamu sekarang mau ngomong apa, biar ku dengerin?."
"nggak jadi... Udah males, aku mau mandi aja". Sintia mendengus kesal.
Sebelum Sintia melangkah pergi, Abi menarik gadis itu untuk duduk di pangkuannya, sintia memang mudah merajuk. "kamu cantik pakai gaun warna apa saja, tapi kenapa nggak mau pakai yang warna putih, lebih cantik lagi kalau nggak pakai apa-apa". Bisik pria itu ditelinga sintia lalu memjilatnya.
"Ak_aku merasa tidak pantas". Cicit Sintia sedih.
Abi mengernyit bingung, melihat Sintia seksama dengan penuh tanya!... "dan kenapa kamu merasa tidak pantas?".
Sintia tergagap di pandang begitu dalam oleh Abi.. Gadis itu menunduk.. "kamu tau kan... Ak_u.... Aku!!!". Sintia tidak mampu melanjutkan kata-katanya.
Abi menangkup wajah Sintia dan memaksa gadis itu mendongak demi bisa melihat pancaran kesedihan yang disembunyikan Sintia darinya. "kamu tetap gadisku, lakukan jika kamu suka dan jangan lakukan jika tidak suka... Hal itu termasuk gaun pengantin didalamnya... Pilih jika kamu suka.., kamu tetap Sintiaku yang polos".
"ya! Bagaimana dengan warna gading?".
Abi tersenyum lembut, "terserah kamu".
Sintia mengangguk, " Bie mau mandi bareng?". Tawar Sintia dengan nada menggoda.. Abi balas menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult short stories
Romancehanya cerita pendek ber genre dewasa 21++ Ini cerita dewasa ya!!!!! Ingat DE_WA_SA, jadi mohon pengertiannya buat siapa saja yang masih adek-adek.. Untuk ⛔ stop jangan baca... Please.. Saya nggak mau punya masalah sama siapapun.i7