Mirra tampak sibuk dengan pikirannya, wanita itu terlihat resah.
Ryan melihatnya dari kejauhan... Kemudian Ana menghamipirinya.
"Mama udah kayak gitu sejak dua jam lalu... Ajakin ngomong gih." Pintanya pada Ryan.
Pria itu mengangguk lalu menghampiri Mirra "lagi mikirin apa Mir?" Tanya Ryan begitu sampai di sisi ibu tiri yang berusaha di panggilnya ibu tapi tidak pernah berhasil.
Wanita itu menoleh sejenak lalu kembali memandang air danau obyek yang menjadi pusat perhatiannya sejak tadi.
"Ini udah malam loh Mir, gak bagus untuk kesehatanmu"
"Apakah keputusan kita tentang Tiara sudah benar?"
Kening Ryan berkerut, jadi karena ini?
"Kau memikirkan anak itu sampai seperti ini?"Mirra menarik napas dalam dan menoleh pada Ryan lalu memukul pelan lengan anak tiri yang sangat di saya ingin ya itu. "Dia adikmu, jika kau lupa itu. "
Ryan terkekeh "oke. Baiklah. Jadi, apa yang mengganggu pikiran mu tentang adikku itu?"
Mirra kembali menampakkan raut serius. Wanita tua itu memandang dalam pada pada Ryan "kau tau bukan? Dulu aku sangat sulit mendapatkan Tiara, setelah beberapa kali keguguran hingga gadis itu hadir serupa keajaiban. Aku tidak ingin memaksanya jika gadis itu tidak ingin menikah" ada gurat sedih di sana "apakah tidak ada cara lain untuk menyelamatkan perusahaan kita, tanpa harus menjualnya pada pria itu?"
Ryan tentu tak suka dengan pendapat Mirra, baginya Zach adalah pria yang tepat dan baik untuk Tiara. Sesungguhnya ini bukan soal perusahaan saja. Tapi juga soal masa depan Tiara. "Kau hanya cukup percaya padaku. Itu saja. Selebihnya biarkan aku yang mengurusnya."
Mirra masih terlihat ragu. Hingga Ryan merengkuh bahu yang terasa ringkih itu. "Dengar, ini sebenarnya bukan tentang perusahaan saja." pria itu menggiring Mirra secara perlahan memasuki rumah mereka "beberapa waktu lalu... Aku datang pada perusahaan Zach. Aku bertemu papanya dan dari situlah aku tau kalau Zach adalah putra dari sahabat ayah. Kami bicara banyak. Tentang pertemanan ayah dan papa Zach. Sampai meninggalnya ayah" Ryan menanti reaksi Mirra tapi wanita itu hanya patuh padanya saat Ryan masih menuntun nya menaiki undukan tangga "aku menyampaikan maksud kedatanganku ke perusahaan mereka dan mereka menyambut baik terlebih bersedia memberikan suntikan dana yang cukup besar untuk perusahaan kita" Ryan membuka pintu kamar Mirra "mereka juga mengeluhkan tentang Zach yang belum juga menikah. Hingga aku menawarkan Tiara "
Mirra menoleh cepat pada Ryan "kau bilang tidak menjual adikmu. Itu tadi menjual kau tau?!" sergah wanita tua yang saat ini sudah di baringkan oleh Ryan.
"Dengarkan dulu" Ryan mendengus "mereka menyambut baik apa yang ku tawarkan. Begitu juga dengan Zach. Tapi mereka tidak akan memaksakan. Kalaupun Tiara dan Zach pada akhirnya tidak bisa saling mencintai. Suntikan dana tetap terjadi. Dengan kata lain, mereka bersama atau tidak. Tak akan mempengaruhi perusahaan." Ryan menggenggam tangan Mirra "awalnya Zach ingin mendekati Tiara secara diam-diam. Tapi gadis itu telah lancang memasuki rumah pria itu dengan menyamar dan Zach menganggapnya sebagai penerimaan gadis itu. Dari situlah semua kegilaan ini terjadi."
Raya menaikkan selimut Mirra "Zach tidak akan menyakiti Tiara. Kalau hal itu sampai terjadi. Aku sendiri yang akan menjemput gadis itu"
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Sementara itu di tempat lain. Tiara terus memberontak karena tubuhnya di panggul oleh Zach seperti karung beras "lepaskan aku brengsek!" teriaknya sambil menendang tak tentu arah "kau gila! Huh? Kau pikir aku karung beras?" jerit gadis itu menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult short stories
Romancehanya cerita pendek ber genre dewasa 21++ Ini cerita dewasa ya!!!!! Ingat DE_WA_SA, jadi mohon pengertiannya buat siapa saja yang masih adek-adek.. Untuk ⛔ stop jangan baca... Please.. Saya nggak mau punya masalah sama siapapun.i7