5 bulan telah berlalu, semua orang berusaha bangkit dari duka setelah kepergian Ryhan, begitu juga dengan Mirra, wanita baya itu mulai sibuk dengan butiknya lagi dan sibuk dengan perannya sebagai orang tua tunggal.
Tapi berbeda dengan Tiara, gadis usia 13tahun itu masih tetap murung bahkan tidak banyak bicara.
Suasana meja makan yang biasannya riuh oleh perdebatan antara Ana dan Tiara kini tidak terdengar.
Ryan, Mirra dan Ana saling melempar pandangan mereka memberikan kode untuk siapa yang lebih dulu bicara dengan Tiara, anak itu masih menunduk menekuri makanan yang ada dipiringnya tanpa berniat menyuap kedalam mulut.. Kejadian itu sudah menjadi kebiasaan sejak kepergian Ryhan.
Mirra mulai was was dan kekhawatiran itu menular pada Ryan juga Ana..
Belum lagi, laporan dari guru pembimbing Tiara mengatakan nilai gadis itu anjlok dan sering melamun.Ana masih melirik Abangnya sebagai pengganti sang Ayah Ryan harus lebih dulu membuka percakapan.
"emmm Ti, apa kamu nggak suka sama masakan mom?". Mirra lebih dulu berinisiatif, sekaligus memancing perhatian gadis kecilnya itu.
Tiara mendongak dari piring didepannya.. Sadar jika dipandangi dengan serius oleh keluarga yang disayanginnya, Tiara menghela nafas panjang." enak kok mom... Tapi Tiara nggak laper... Boleh nggak Tiara berangkat sekarang?".
"Ti_"
"mom,". Sergah Tiara cepat. "aku nggak apa-apa, sungguh". Gadis itu meraih tas sekolah lalu mencium punggung tangan Mirra, membubukan kecupan dipipi sanga mama dan melakukan hal yang pada kedua kakaknya.
"biar aku yang Antar". Ryan segera mendorong kursi dan bersiap mengambil kunci mobil.
Namun Tiara menoleh cepat, "nggak perlu kak.. Aku diantar supir aja". Tolak anak itu.
Ryan melirik Mirra dan Ana bergantian, mengangguk kecil.. sebelum berlari menyusul Tiara. "Pak, biar saya saja yang bawa mobilnya.. Sekalian kekantor dan antar Tiara sekolah!". Teriak Ryan tanpa peduli pelototan Tiara padannya.
Ryan berkendara dalam diam... Sesekali matanya melirik pada Tiara, gadis itu tengah memperhatikan jalan, atau sibuk dengan pikirannya sendiri..
Ryan sebenarnya kurang mengenal betul seperti apa Tiara karena memang perbedaan usia yang sangat jauh juga kurangnya interaksi dari keduannya.Tapi disini, Ryan berperan sebagai kakak juga ayah Bagi Tiara jadi dirinya ingin melakukan pendekatan dari hati kehati lebih dulu... Sebelum mencari tau penyebab dari kebisuan adik kecilnya itu.
"pulang sekolah jam berapa?".
Tiara tersentak dari lamunannya ketika Ryan mengajaknya bicara, benar dugaan Ryan Tiara sedang melamun.. Anak itu mengalihkan perhatiannya dari luar jendela mobil hingga sepenuhnya melihat Ryan.
"mungkin jam 3".
Jawabnya singkat."kakak jemput nanti ya!".
Tiara memandang Ryan dengan kening berkerut bingung.. Kakaknya itu tidak terlalu dekat dengannya kenapa tiba-tiba berubah menjadi sangat perhatian!
Tiara mengangguk saja malas bertanya lebih apa lagi suasana hatinya tidak begitu baik." kita bisa mampir makan es krim dulu nanti". Tawar Ryan sambil meminggirkan mobilnya dan berhenti didepan gerbang sekolah.
Lagi lagi Tiara mengangguk. Gadis cilik itu keluar dari mobil Ryan setelah sebelumnya mendapatkan kecupan dikening dari sang kakak.
Mata Ryan terus memandangi adiknya hingga gadis itu tertelan kerumunan murid lain dilapangan sekolah.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult short stories
Romancehanya cerita pendek ber genre dewasa 21++ Ini cerita dewasa ya!!!!! Ingat DE_WA_SA, jadi mohon pengertiannya buat siapa saja yang masih adek-adek.. Untuk ⛔ stop jangan baca... Please.. Saya nggak mau punya masalah sama siapapun.i7