Ana terus menggerutu disepanjang jalan menuju bandara, bagaimana tidak.! Ana sudah mewanti-wanti agar Ryan tidak melakukan yang aneh-aneh ketika mereka bercinta semalam tapi apa yang didapatnya pagi ini, seluruh tubuhnya penuh dengan bercak keunguan, hampir sepenuhnya!! Tidak ada yang terlewat bahkan dipipinya juga!!!!?
Dan dengan terpaksa gadis itu melilitkan syal dilehernya dan menggunakan jaket untuk menutupi tanda itu disekitar lengannya... Tidak sampai disitu, Ana juga menempelkan plaster bermotif hewan yang lucu dirahangnya dan pipi disebelah kanan dan kirinya.
"apa kau sakit Ann?". Tanya Tiara merujuk pada pakaian yang dipakai Ana. Gadis itu baru saja mendudukkan bokongnya dikursi belakang mobil setelah sebelumnya mengganti seragam dengan pakaian pergi, ya Ryan dan Ana menjemputnya kesekolah.
"jika kau sakit, seharusnya tidak perlu memaksa diri untuk ikut... Biar aku dan kak Ryan yang menjemput mama". Imbuh Tiara."aku tidak sakit". Sahut Ana dengan nada yang kelewat ketus.. Suasana hati gadis itu sedang dalam mode emosi akut.
Tiara hanya mengedikkan bahunya tanda kata terserah lalu mulai sibuk dengan smartphonnya.
"naikin lagi ACnya Bang, panas banget". Ini sudah gerutuan Ana yang kesekian kalinya... Sore yang panas.. Jalanan yang macet... Dan baju yang berlapis macam ini... Membuat level emosi Ana naik dengan begitu cepat, gadis itu tampak mengibaskan tangan mengipasi lehernya yang terdapat lelehan keringan disana.
Ryan hanya menanggapi kekesalan Ana dengan menuruti kemauan gadis itu, terlalu malas berdebat.... Ryan lebih suka menyelesaikan masalah diatas ranjang.
Tapi tidak dengan mulut ceriwis Tiara.. Gadis muda itu mendengus.. "lagian ya Ann... Kita tuh cuma mau jemput mama... Bukan mau pergi kekutub... Ngapain coba pake baju kayak gitu, nggak meching tau"., komentar Tiara... Masih dengan mata tertuju pada layar ponselnya..
"sebenarnya benar kata Tiara sayang, seharusnya kamu menunggu dirumah saja... Biar Abang dan Tiara yang jemput mama... Dari pada kamu tersiksa dengan ini semua... Terutama dengan pakaian yang kamu pakai". Kali ini Ryan ikut menimpali.
Ana menoleh cepat pada Ryan.. Lalu melotot marah pada pria itu. "Abang fikir, siapa yang membuatku terpaksa harus memakai pakaian macam ini.!! Siapa yang meninggalkan banyak tanda disini?". Tanya Ana mendesis sambil menunjuk syal dilehernya. "bukankah Ana sudah bilang semalam... Jangan meninggalakan tanda terlalu banyak.... Karena hari ini kita akan menjemput Mom?". Gadis itu melipat tangan didadanya, lalu mendengus.. Membanting punggungnya disandaran kursi, dirinya terlalu kesal dan berdebat didalam mobil dicuaca sepanas ini bukanlah pilihan yang tepat.
Ryan hanya bisa melipat mulutnya kedalam... Tanda pria itu tidak berani membantah singa betina yang mengamuk disebelahnya itu... Jadi Ryan lebih memilih kembali memfokuskan pandangannya pada jalanan yang masih tidak bergerak sedikitpun karena macet.
Mulut Tiara kembali kembali berkoar, "memangnya tanda apa yang coba kamu tutupi Ann?". Tanya Tiara penasaran... Gadis itu melongokkan kepalannya kedepan demi bisa melihat keadaan Ana dari jarak dekat.
"anak kecil, tidak perlu tau".
"masa cuma tanda saja tidak boleh tau!". Tiara menjulurkan tangannya...
Sreeettttt, Ana belum sempat mengatakan jangan yang sudah mengantung diujung lidahnya ketika syal yang melilit dilehernya pindah ketangan Tiara... Dibarengi dengan pekikkan dari gadis muda itu..
Tiara masih tercengang dengan mulut terbuka lebar melihat apa yang ada dileher Ana, "Apakah ini sakit?". Tanya Tiara dengan menyentuhkan jarinya pada setiap warna lebam dileher Ana, "hewan macam apa yang menggigit sebanyak ini dilehermu Ann, kamu yakin ini bukan alergi terhadap Sesuatu, misalnya gigitan serangga tertentu?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult short stories
Romancehanya cerita pendek ber genre dewasa 21++ Ini cerita dewasa ya!!!!! Ingat DE_WA_SA, jadi mohon pengertiannya buat siapa saja yang masih adek-adek.. Untuk ⛔ stop jangan baca... Please.. Saya nggak mau punya masalah sama siapapun.i7