Mirra masih begelung didalam pelukan Ryhan, malam ini adalah sesi percintaan mereka ronde ke3, wanita itu masih asik meraba, mengelus perut dan dada Ryhan, jarinya membentuk lingkaran disekitar puting pria itu,
"kau mencoba memancingku lagi?". Erang Ryhan mencoba menghetikan godaan dari Mirra.
"kau tidak suka ku goda ya?". Wanita itu mencebik... Lalu bangkit dari tidur dan menyandarkan punggungnya pada tumpukan bantal. "pasti sudah bosan padaku?". Gumamnya.
"padahal belum menikah". Kali ini nada suaranya terdengar sedih.Ryhan menghela nafas, dia menggelengkan kepala... Lalu mengikuti Mirra duduk agar mereka bisa sejajar, "bukan bosan tapi aku takut membuatmu lelah, kau lupa jika sedang hamil?".
"tapi aku tidak masalah kau sentuh, aku baik baik saja, sungguh". Mirra mengedipkan mata ala anak remaja dan hilang sudah wajah sedihnya... Tergantikan dengan tatapan penuh harap dan menggoda... See!!!! Salahkan ibu hamil dan hormonnya.
Mau tak mau Ryhan menuruti keinginan Mirra dengan melanjutkan sesi percintaan mereka yang ke 4... Wanita itu tertidur lelap setelah mencapai pelepasannya yang ketiga kalinya... Ryhan memandangi wajah damai itu... Penuh kasih... Wanita yang akan menjadi istrinya dalam hitungan hari kedepan... Pria itu sungguh bahagia..
Keluarganya terasa lengkap... Ada Mirra, Ryan, Ana dan anak mereka nantinya.
Semua menyambut baik kehamilan Mirra, setelah pulang dari Rumah sakit, Ryhan langsung mengumpulakan seluruh penghuni rumah dan menyampaikan kabar kehamilan Mirra, semuanya begitu senang... terutama Ryan... Anak itu tiba-tiba menjadi sangat posesif saat mengetahui Mirra hamil, Mirra tidak boleh makan ini, tidak boleh melakukan itu, tidak boleh lelah, tidak boleh mengangkat yang berat, Ryan berubah menyebalkan dalam sekejap...
Ryhan sempat bingung sebenarnya siapa sih yang menghamili Mirra, kenapa Ryan yang heboh sendiri?!
Tapi Ryhan bahagia, Mirra tidak pernah mengeluh... Dia melakukan apapun keinginan Ryan tanpa bantahan.. Tidakkah semua terasa sempurna?
💮💮💮💮💮💮
Mereka sekeluarga sedang berpiknik di tepi danau buatan belakang rumah sore ini, . Ana sudah bisa berjalan bahkan diusianya yang belum genap setahun... Anak itu berjalan lincah dengan kaki mungilnya hingga Ryan yang sejak tadi mengikuti gadis kecil itu menjadi lelah sendiri, lelaki itu mulai terengah ketika Ana terus mengelak dari kejarannya.
"biarkan saja dia berlari sesuka hatinya Ryan... Tidak perlu kau ikuti... Sekarang duduklah aku ingin bicara denganmu!". Teriak Mirra.
"bagaimana jika dia terjatuh!". Jawab Ryan sambil menangkap Ana dan membawanya mendekat pada ibu mereka.
Ya sejak Tau ayahnya akan menikahi Mirra maka Ryan mulai belajar memanggil Mirra dengan sebutan ibu.
Mirra hanya terkikik geli sebelum menggeser sedikit tubuhnya agar Ryan bisa duduk disisinya...
"itulah yang namanya belajar bung!, biarkan dia jatuh maka dia akan belajar untuk bangkit". Sahut Ryhan dengan mata terpejam masih menikmati angin sepoi yang berhasil membuatnya mengantuk.
Ryan tidak menjawab ayahnya... Dia hanya terfokus pada gambar pakaian yang ditunjukkan Mirra padanya.
"kau ingin pakai jas dengan warna yang sama seperti ayahmu? Dipernikahan kami nanti?". Tanya Mirra pada Ryan...
Anak itu mengerutkan kening sedang memikirkan sesuatu... Lalu senyum jahil terbit dibibirnya... "ku fikir sama tak masalah... Mungkin saja nanti pengantin prianya akan tertukar".
Pernyataan itu sukses membuka lebar mata Ryhan lalu pria itu bangun dalam sekali sentak, "jangan coba-coba mencuri pengantinku, bung!". Desis Ryhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult short stories
Romancehanya cerita pendek ber genre dewasa 21++ Ini cerita dewasa ya!!!!! Ingat DE_WA_SA, jadi mohon pengertiannya buat siapa saja yang masih adek-adek.. Untuk ⛔ stop jangan baca... Please.. Saya nggak mau punya masalah sama siapapun.i7