Dilan & Anastasya

73K 1.9K 83
                                    

DILAN

menikah karena di jodohkan, sepertinya identik dengan keluargaku. Pertemuan yang singkat. Seorang gadis...  Ah,  bukan. Gadis muda dengan anak usia lima tahun bersamanya. Gadis itu bilang  anaknya.

Aku tentu bertanya-tanya bagaimana latar belakangnya,  bagaimana gadis semungil itu bisa memiliki anak. Maka jawaban yang orang tuaku berikan_ Ryan dan Anna. Anastasya,  nama gadis itu. Menikah di usia muda dan suaminya telah meninggal.

Aku tak keberatan menikahi janda,  jadi dia bisa di bilang wanita, bukanlah gadis lagi. Tapi percayalah,  dia terlihat amat imut dan mungil.

Hingga anak laki-laki usia lima tahun bersamanya lebih cocok memanggilnya kakak dari pada ibu.

Oh,  aku menikahi janda?  Tak masalah,  keluargaku bukan pemilih. Buktinya Ryan menikahi mama yang notabenya adalah adik dan mereka bahagia meski awal pernikahan mereka tidak di landasi cinta.

Lalu lahirlah aku. Ini salah satu bukti bahwa sex tidak butuh cinta,  benar bukan?

Maka aku pun tidak perlu ambil pusing,  selama dia wanita yang menari dan satu yang penting. Ia memiliki lubang.

Ah,  itu saja sudah cukup.

Kalian berpikir bahwa aku frontal?  Maka ingatlah siapa ayahku.

*****************
Anastasya

Aku tidak mengharapkan kehidupan drastis ini. Entahlah,  setelah meninggalnya mas Tomi__4tahun lalu. Aku sangat menikmati kesendirianku. bekerja, mengurus anak dan banyak hal lagi yang ku lakukan bersama Jydan__Putraku.

Tapi suatu malam,  Jydan bertanya "ibu,  kenapa aku tidak seperti mereka?  Kenapa aku tidak memiliki ayah?"

Pertanyaan itu seketika menyentak segala emosiku,  tapi aku lebih merasa sakit. Astaga!  Seberusaha apapun aku memenuhi kebutuhannya. Sosok ayah tetaplah tidak pernah ia dapatkan.

Sempat aku merenung. Seharusnya aku saja sudah cukup bukan?  Aku bisa menjadi sosok ayah dan ibu baginya.

Tapi dia mengatakan "tidak ada yang menemaniku main bola,  bola sangatlah tidak cocok untuk perempuan dan ibu adalah perempuan"

Dan aku tidak boleh egois'kan?  Maka disinilah aku,  menerima saran mamaku__nenek Jydan. Menerima perjodohan yang kurasa agak gila tapi tak bisa ku hindari.

"Apa paman akan jadi ayahku?"
Pertanyaan yang terlontar dari bibir mungil Jydan menyentakku yang memang sejak tadi hanya menunduk.

Menghindari segala kontak mata dengan pria yang rasa-rasanya saat ini tengah memandangiku. Seolah menelanjangi_aku merengut tak suka.

Pria dan selakangan mereka memanglah kombinasi.

"Ya,  apa kamu menyukai ku?" jawaban bernada serak dan berat miliknya membuatku akhirnya mendongak dan mata kami bertemu.

Untuk pertama kalinya sejak satu jam acara makan malam di restoran mahal ini. Dia,  Dilan Putra Ryan Widjaya. Mengedipkan sebelah matanya padaku.

Tanpa sadar aku gugup dengan panas menjalari pipiku.

"Apakah aku boleh memanggilmu ayah?" pertanyaan itu memutus tatapannya dariku,  ia melihat sepenuhnya pada Jydan lalu tersenyum lembut.

"Tentu saja,  jagoan. Panggil aku ayah dari sekarang"

Dan yang terjadi berikutnya,  sesuatu yang tidak pernah ku sangka. Jydan turun dari kursinya lalu menutari meja makan dan melempar tubuh mungilnya kedalam pelukan Dilan.

Aku tersentak berdiri antara haru dan tidak menyangka. Jydan bukanlah anak yang mudah menerima orang baru,  tapi dia dengan mudah. Melempar diri pada pria bernama Dilan itu? 

Adult short storiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang