aku bukan tidak melihat kegelisahan Zach, pria itu amat tersiksa dan berkali-kali berdecak karena menyesali kata datang bulan yang meluncur dari bibirku.Demi Tuhan!!! apa sulitnya menunggu beberapa hari lagi alih-alih dia terus uring-uring bahkan sebelum malam pernikahan kami berakhir.
"Aku tidur di kamar lain saja," ujarnya tepat ketika aku baru saja keluar dari kamar mandi melakukan ritual membersihkan diri.
"Eh, tapi kenapa?" tanyaku tanpa dosa.
Lalu aku bisa mendengar gigi Zach yang bergemelut "aku tidak mungkin tidur seranjang denganmu ketika aku tidak bisa menyentuhmu" geram pria itu.
Astaga!! Apakah pria harus selalu mengurus selakangan mereka? "Jadi kau hanya ingin tidur denganku saat aku bisa di sentuh saja?" ada nada kecewa yang ku buat dan menanti reaksinya.
Dia menarik nafas "baiklah, kita tidur bersama," putusnya kemudian.
Kami berbaring bersebalah di atas tempat tidur, tempat tidur dengan taburan bunga Mawar merah untuk malam pertama kami. Dan itu tidak terjadi, aku semakin menggodanya. Dengan sengaja menyusup dalam pelukannya. Aku bisa merasakan tubuhnya yang menegang.
Apakah begitu menyiksa? Sungguh aku tidak tega melihatnya begini "Zach"
"Hemmm"
"Ngomong-ngomong, sebenarnya aku... Tidak datang bulan"
Satu detik...
Dua detik...
Tidak detik...
Detik-detik yang mencekam. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda inginmarah atau bersikapa apapun yang ku harapkan.
Dia diam.
Aku mendongak ketika tidak mendengar suaranya, dia menatapku dengan datar dan sulit ku artikan "iya, aku tidak datang bulan. Sebenarnya aku hanya ingin memberimu pelajaran karena terus menyiksaku dengan godaanmu itu, tapi melihatmu tersiksa, aku jadi... Zach....!!! Apa yang kau lakukan!!!" aku langsung terpekik karena kaget dan kaliamatku bahkan belum selesai ketika Zach tiba-tiba menindihku.
"Jadi kau mengerjaiku?" desisnya tepat di atas bibirku.
Jujur ini membuat aku gugup, dia berhasil membuatku menyesali karena telah mengaku, kini tatapan penuh intimidasi itu berhasil membuatku bergetar karena membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kepalanya tertunduk lalu meraup bibirku, mencium dengan memuja. Bahkan dengan tergesa melucuti pakaian kami "oh, Tiara!! Harus ku apakan kau. Sungguh aku lebih dari memujamu dan kau hampir saja menghilangkan khayalanku akan menyentuhmu di malam pertama kita" erangnya, namun sejurus kemudian ia kembali memanggut bibirku dengan lembut. Penuh kehati-hatian.
Memuja, ciumannya mendarat di mana-mana. Bibirku, pipiku diseluruh wajahku....
Ketika bibirnya kembali mendarat di bibirku, aku mencoba mengimbangi semuanya, lidah kami saling bertaut, membelit dan mengecap.
Sedangkan tangan Zach, bergerak kemanapun yang ia suka. Responku? Aku terus menggeliat tak terkendali, jemarinya sungguh aktif meraba di bagian-bagian yang di perlukan.
"Ohh.... Zach" desisku ketika tiba-tiba saja sapuan jarinya mendarat di pusat sensitifku. Aku memekik tertahan, tak cukup disitu.
Ciumannya menuruni leherku dan berakhir di belahan dadaku. Memberi hisapan-hisapan kecil di sana. Mengecap, kemudian menggigit.
Kepalaku mendongak, sementara kakiku menjepit tangannya di bawah sana.
Ini nikmat...
Aku hampir gila, apa lagi sapuan lidahnya di pucuk putingku. Dulu dia pernah melakukan ini, tapi tak seintens sekarang. Dia mengecap, menggigit hingga membuat tubuhku terus bergetar, dia menyiksaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adult short stories
Romancehanya cerita pendek ber genre dewasa 21++ Ini cerita dewasa ya!!!!! Ingat DE_WA_SA, jadi mohon pengertiannya buat siapa saja yang masih adek-adek.. Untuk ⛔ stop jangan baca... Please.. Saya nggak mau punya masalah sama siapapun.i7