4-QUATTRO

9.3K 674 39
                                    

"Am, kau memikirkan apa?" David menyadarkan lamunan gadis yang berada di sampingnya.

Ametta terkejut. Ia menggerakan kepalanya ke arah pemuda vampir di sampingnya.

"Aku tidak apa-apa, Dave." Gadis itu tersenyum kikuk.

Ametta tak mampu berbohong. Saat ini ia sedang dilanda rasa penasaran. Terlebih kekasihnya datang bersama seseorang yang tidak dikenal.

"Bohong," selidik David. Matanya menatap intens ke dalam manik Ametta.

David melipat kedua tangannya. "Apa yang sebenarnya kau pikirkan?"

Ametta memejamkan mata sebentar. Menghirup oksigen untuk mengisi alveolus-nya yang terasa hampa. Lalu membuka mata kembali.

Tatapan sedih terlukis jelas di balik manik birunya yang indah.

"Sejujurnya aku bingung siapa gadis yang bersama Garvin. Apalagi wajahnya tak begitu terlihat," akunya.

Jemari Ametta bertaut satu sama lain. Kegelisahan sangat mudah terbaca pada wajahnya.

David tersenyum tipis melihat tingkah Ametta. Diarahkan tangannya menuju rambut Ametta dan mengusapnya perlahan.

"Jangan khawatir, Am. Aku yakin dia masih kerabat Garvin." Tatapan lembut David membuat sebagian diri Ametta merasa tenang.

"Atau bagaimana jika menemuinya?" tawar pemuda itu.

Ametta tertunduk lesu menatap lantai yang dingin. "Aku...aku tak yakin, Dave."

Kini digenggamnya tangan gadis itu erat. Seolah meyakinkan jika apa yang akan dihadapi Ametta bukan masalah besar. "Tak apa. Biar aku temani dirimu."

Ametta mengangkat kepalanya. Menatap David yang masih setia menggenggam tangannya lembut.

Meski ragu, dia memutuskan untuk mengikuti saran David. "Baiklah."

Samar-samar David tersenyum tipis kemudian menarik Ametta untuk menemui sang kekasih dan gadis misterius itu. Memastikan sosok yang datang bersama Garvin.

***

Sebuah mobil melaju melewati jalan di antara rindangnya pepohonan. Mengikuti setiap tikungan, tanjakan maupun turunan. Suasana jalanan yang terbilang sepi membuat kecepatan mobil sedan hitam metalik itu berada di atas rata-rata.

Di dalamnya, seorang supir dan dua orang pemuda sedang berkutat dengan kesibukannya masing-masing.

Demian Radford, pangeran bangsa vampir, sibuk memasang raut muka datarnya. Sesekali dia melirik sebal ke arah samping. Memperhatikan Felix yang mengacuhkannya.

Di sisi lain, Felix tenggelam dalam rutinitasnya, yaitu membaca buku. Memahami satu per satu penjelasan yang tertulis di buku itu sambil membenarkan kacamatanya.

Raut wajahnya sangat serius. Beberapa kali kerutan di dahinya muncul. Mencerna makna teks yang dibacanya.

Tidak ada percakapan. Bahkan hanya terdengar hembusan napas di dalam mobil itu.

Bukan, bukan hembusan napas dari mereka berdua. Tetapi dari sang supir yang sebenarnya adalah manusia abadi dan terikat oleh mantra para vampir.

Selama hembusan itu terdengar, beberapa kali Demian mendapati sang supir melirik ke arah mereka melalui spion mobil. Ia menangkap basah kelakuan sang supir dan menyuruhnya mengalihkan kembali pandangan ke jalanan.

MOONCHILD : The Vampire's LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang