10-DIECI

7.2K 530 8
                                    

DEMIAN tidak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya. Dia melihat sosok sang ibu tepat di belakang Altha. Wanita itu tersenyum lembut ke arahnya.

"Mom?" suara Demian tercekat. Perasaan sedihnya meluap-luap hingga tak mampu dikuasai. Bahkan untuk menunjukkan kepribadian yang biasa terlihat oleh kebanyakan orang pun begitu sulit bagi Demian.

Mom, aku merindukanmu...

Samar-samar William mendengar kata yang diucapkan oleh putranya tersebut. Dia mengikuti arah pandangan Demian tetapi tidak menemukan sosok istrinya berada disana. Hanya Altha seorang diri yang masih berdiri dengan malu.

"Demian?" tegur raja vampir itu dengan suara serendah mungkin. Tak dapat dipungkiri jika perasaan William menjadi kelabu, terlebih melihat putranya yang tiba-tiba menampakkan air muka kesedihan.

Pemuda itu melirik sekilas ke arah William lalu secara tiba-tiba memundurkan kursinya. Tidak ada selera makan lagi pada diri Demian. Perubahan suasana hatinya secara drastis membuat pemuda tersebut ingin segera beristirahat.

"Aku sedang tidak ingin makan. Tolong antarkan saja makananku ke kamar nanti."

Pemuda itu berlalu melewati Altha yang kebingungan dengan tingkah laku Demian. Aura dingin menguar begitu saja dari tunangannya ketika berpaspasan dengan gadis itu.

Sebenarnya apa yang terjadi? batin Altha.

Altha menolehkan kepalanya, mengikuti arah kepergian Demian. Di pandangannya, tunangannya itu begitu tergesa-gesa. Melangkahkan kakinya melewati koridor dan segera menutup pintu ruang makan tersebut.

"Biarkan dia menenangkan diri," sahut William, menyadarkan Altha yang begitu memperhatikan kepergian putranya tersebut.

"Apa tidak apa-apa, Paman?" tanya Altha ragu-ragu.

"Jangan panggil aku 'paman'. Sekarang aku adalah mertuamu walaupun belum resmi, jadi cukup panggil aku 'Dad'."

"Baiklah, Pa...maksud saya, Dad."

Mendengar Altha mulai memanggilnya demikian, William menaikkan kedua ujung bibirnya. Membentuk lengkungan senyuman yang tetap membuatnya berwibawa.

"Kemari lah. Kita makan bersama, setelah itu silakan beristirahat."

Altha berjalan pelan menuju ke arah meja makan. Mendudukan dirinya di salah satu kursi yang ada di sana dan mulai menyantap hidangan yang disajikan lalu sesekali menanggapi pembicaraan dari William.

***

Kenapa mom berdiri di belakang gadis itu?

Demian menghela napasnya. Sedari tadi dia terus memikirkan mengapa sosok ibunya terlihat di belakang tunangannya itu.

Apa pentingnya? Mungkin Mom hanya ingin melihat siapa yang berhasil dijodohkan denganku oleh Dad.

Dia menyandarkan punggung di dinding, merelaksasikan tubuhnya yang begitu tegang. Terlalu memikirkan kehadiran arwah ibunya, membuat Demian merasa kacau. Bukan karena dia tidak ikhlas tetapi kejadian masa lalu mengenai ibunya selalu terbayang dalam benak pangeran vampir tersebut.

Demian itu tidak mampu menyembunyikan kesedihan yang telah lama terbendung di dalam hatinya. Sebulir cairan bening mulai menetes dari pelupuk matanya. Untuk pertama kali setelah kejadian yang merenggut nyawa Evelyn, Demian kembali menangis dan disaksikan oleh kesunyian kamarnya.

Demian begitu merindukan sosok ibunya.

Evelyn, sang ibu, adalah orang yang selalu berada di sisinya. Bahkan karena sang ibu, dia selalu menjadi sosok yang periang. Bukan seperti sekarang. Dingin dan tak tersentuh.

MOONCHILD : The Vampire's LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang