12-DODICI

6.5K 486 3
                                    

MATAHARI menampakkan wujudnya dengan malu di balik awan. Cahaya kuning emasnya perlahan merambat memasuki celah-celah jendela untuk membangunkan siapa saja yang masih terlelap.

Di sebuah kamar bernuansa merah-hitam, Altha terbaring di tempat tidur berukuran queen size. Raut wajahnya menampakkan ketenangan. Senyum tipisnya memberikan kesan bahwa dia sedang memimpikan hal menyenangkan ketika mentari masih berusaha mengusik tidurnya.

Namun siapa sangka, dibalik ketenangannya, Altha bermimpi hal yang tak menyenangkan.

Seorang gadis bergaun putih dikejar oleh sosok makhluk bertaring. Napasnya terdengar tak beraturan dan peluh membasahi tubuhnya.

Teriakan minta tolong terus diserukan, berharap seseorang menyelamatkannya dari kejaran makhluk tak dikenal tersebut.

Kumohon seseorang selamatkan aku...

Batinnya menjerit ketakutan. Membuatnya tidak mampu berpikir jernih.

Kenapa dia terus mengejarku?

Gadis itu terus berlari tanpa lelah. Berharap mendapatkan tempat persembunyian dari kejaran makhluk asing tersebut.
Namun saat pelariannya, gadis itu tidak melihat sebuah akar pohon mencuat dan membuat tubuhnya limbung.

Sesaat kemudian dia tersungkur ke tanah. Kulit putihnya tergores semak belukar berduri. Tetesan darah mengalir keluar, membuat aroma darah yang manis terbawa angin.

"Ha-ha-ha, akhirnya aku menemukanmu." Makhluk tersebut menyeringai. Giginya begitu tajam dan mengkilat seperti belati yang siap menghujam jantung gadis tersebut.

"Lepaskan aku," pinta gadis itu.

Isakannya mulai terdengar. Gadis itu mulai pasrah akan nasibnya. Dia sudah menerima apapun yang terjadi.

"Mana mungkin aku melepaskanmu terlebih...," makhluk itu memandang ke arah perut sang gadis bergaun putih itu,"kau mengandung."

Gadis itu segera memeluk dirinya. Seakan berusaha melindungi janin yang berkembang di dalam rahimnya.

Perlahan, makhluk bertaring tersebut mendekat. Bagaikan melodi kematian, setiap satu langkah kaki makhluk itu terdengar begitu menyeramkan.

Gadis itu semakin panik. Badannya bergerak mundur ke belakang.

Brukk

Punggungnya menabrak sebuah batang pohon besar. Membuat pertahanan tubuh gadis itu semakin menipis.

Dalam hitungan sekali kedipan, makhluk bertaring tersebut telah berada di samping gadis itu. Ditatapnya sekilas gadis itu dan bibirnya perlahan mendekati leher jenjang gadis itu.

"Jangan salahkan aku jika ini harus terjadi gadis nakal," bisiknya pelan. Kemudian pandangan gadis itu perlahan memudar.

"TIDAKKK!!!" seketika Altha terbangun dari tidurnya. Jantungnya berdegup kencang. Tidur tenangnya berubah menjadi teriakan kencang.

Beberapa pelayan langsung memasuki kamar Altha. Raut wajah cemas tercetak jelas di wajah mereka. Teriakan dari pasangan Demian tersebut ternyata membuat mereka panik.

"Nona, apakah sesuatu telah terjadi?" tanya seorang pelayan.

Sontak Altha menoleh. Napasnya mulai terdengar beraturan seiring dia mulai menyadari bahwa dia sedang berada di sebuah kamar.

Digelengkannya pelan kepala ke arah sang pelayan, "Aku tidak apa-apa, hanya bermimpi saja."

"Anda yakin? Jika sesuatu terjadi, mohon beritahu kami."

MOONCHILD : The Vampire's LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang