8-OTTO

7.7K 593 55
                                    

"TIDAK!"

Demian menatap tajam ke arah ayahnya. Dia bersidekap dan sesekali membuang gas karbondioksida melalui hidungnya.

"Dad jauh-jauh kesini hanya untuk hal bodoh," cibirnya.

"Dengarkan Dad, Demian. Jika gadis itu bersama Alex, tidak akan bertahan lama. Kau tahu, werewolf mempunyai mate."

"Memangnya aku tidak punya pasangan seperti Alex?"

"Setidaknya sampai sekarang, kau belum punya kekasih bukan?"

"Aku?"

"Tentu saja. Memangnya Dad berbicara dengan siapa disini?"

"Oh tentu saja dengan seorang bujangan yang akan dijodohkan oleh ayahnya karena dia begitu tak laku, bukan begitu Dad?" sindirnya.

"Menurutmu?"

Demian mengusap wajahnya dan kembali menatap tajam ke arah William.

Lagi dan lagi, ayahnya sangat usil mengikutsertakan dirinya ke dalam hal-hal bodoh. Ya, setidaknya menurut Demian pribadi.

"Baik, kita persingkat. Jadi Dad ingin membuatku bertunangan dengan gadis tak dikenal? Meskipun aku tak pernah tahu raut wajahnya," papar Demian.

"Ya dan kau akan mengetahuinya. Tiga hari lagi gadis itu bersama Alex dan Brianna akan bersekolah disini juga. Jadi Dad harap jika kamu menyetujuinya."

Demian mendesis, "Kau benar-benar gila!"

Pemuda itu beranjak dari tempat duduknya. Berniat pergi meninggalkan ruang pertemuan antara keluarga dan anak di sekolah itu. Dia sudah cukup lelah berdebat dengan William.

"Aku bisa gila bila bersamanya!" gumamnya pelan.

Segera pemuda itu mempercepat langkah kakinya. Namun bukan William namanya, jika tidak mempunyai seribu macam cara untuk menghentikan Demian.

Pria paruh baya itu meneriaki Demian dengan nada meremehkan. Senyuman miring tercetak jelas di wajah perseginya.

"Setidaknya jika kau menerima tawaran Dad maka kau tidak akan lebih panjang berurusan dengan masa lalumu. Bukan kah begitu, Demian Radford?"

Demian berdecak kesal. Rahangnya mengeras menahan gejolak emosi di dalam dirinya. Sungguh, dia ingin melampiaskan amarahnya saat ini tetapi dia tahu jika tidak ada pilihan lain baginya.

Dengan malas, pemuda itu membalikkan kembali tubuhnya. Dia menutup kelopak matanya lalu kembali menatap pasrah ke arah ayahnya.

"Baiklah, kau menang!"

William kembali tersenyum miring mendapati sang anak tak mampu mengelak dari tawarannya.

"Kemarilah, dan segera panggilkan Felix melalui telepatimu."

Pemuda itu menghela napas sejenak kemudian kembali menuju tempat duduknya.

"Aku merindukanmu, Mom. Sungguh."

***

Felix membelalakan mata. Dia tidak mampu menyembunyikan perasaan terkejutnya akibat perkataan sang pemimpin bangsa vampir, William Radford.

"Jadi maksud Yang Mulia, Demian akan bertunangan?"

"Tentu saja, Felix. Maka dari itu, kau dan Gerard harus mempersiapkan seluruhnya."

Felix menelan teguknya perlahan. Melirik ke arah kedua orang selain dirinya di ruangan itu. Suasana begitu mencekam. Bahkan bisa dikatakan film horor saja kalah seram dengan situasi yang dihadapinya.

MOONCHILD : The Vampire's LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang