Chapter 13

249 23 8
                                    

Happy Reading (:

<<>>


.

.

"Selamatkan bayinya."

Suara Jungkook hampir seperti bisikan saat mengucapkannya. Ini menyakiti hatinya. Tak pernah ia membayangkan jika ambisinya akan mengorbankan nyawa seorang ibu demi mendapatkan anaknya.

Sangat sulit membuat keputusan seperti itu jika orang lain diposisinya, semua orang tau. Karenanya, Jungkook berjanji akan menjaga dan merawat anak itu dengan baik. Akan dia pastikan anak itu tumbuh dengan berlimpah kasih sayang dan menyayanginya sepenuh hati. Dan satu lagi, pria itu berjanji akan memberitau yang sebenarnya pada anak itu saat dia sudah dewasa. Tentang ibu kandungnya. Tentang kisah brengsek ayahnya.

Sekuat hati Jungkook menahan gejolak dalam dirinya, pria itu kembali berucap penuh penekanan,

"Selamatkan-bayinya, Dokter."

"Tidak!" sebuah suara menginterupsi. Memaksa Jungkook dan sang dokter di hadapannya menoleh pada pemilik suara.

"Jieun?"

Jieun memasang wajah datar tanpa ekspresi. Berjalan mendekat pada dua orang itu dengan tenang.

"Tolong selamatkan ibunya,"

"Ya?" dokter wanita itu terlihat mengeryit, bingung dengan situasi orang orang dihadapannya. Apa wanita ini adalah keluarga pasiennya? Akan sedikit runyam jika pihak kedua keluarga tidak pada satu pilihan.

"Sayang---"

"Selamatkan ibunya, Jung. Selamatkan Heera."

"T-tapi--"

"Ikuti kata hatimu, Jung! Jangan menyianyiakannya."

"Apa maksudmu?!" suara Jungkook meninggi. Pikirannya terlalu kacau saat ini hingga tidak bisa mencerna dengan baik ucapan istrinya barusan.

"Apa maksudmu selamatkan ibunya?! Kau mau kehilangan anak kita lagi?!"

"Jung---"

"Tidak!! Aku tidak mau, Jieun. Tidak!!"

Rahang Jungkook mengeras. Kedua irisnya memanas penuh amarah. Bagaimana bisa ia harus kehilangan anaknya lagi? Tidak. Dia tidak sanggup!

"Jung--"

"Aku tidak bisa, Jieun. Tiga tahun aku menahannya, aku tidak bisa kehilangannya lagi. Jangan membantahku!" Jungkook tidak bohong. Jieun sangat tau suaminya.

"Kau mencintainya, Jung! Kau mencintai Yoo Heera!" seruan Jieun menghentikan Jungkook yang akan kembali berucap pada dokter.

Kedua insan itu saling tatap beberapa lama. Tatapan Jungkook yang terkejut akan ucapan istrinya dan tatapan Jieun yang terluka.

Jieun sudah tau semuanya, ia lebih bisa mengerti diri Jungkook daripada Jungkook sendiri. Bagaimanapun wanita lembut itu tetap terluka menyadari suaminya mempunyai hati pada wanita lain. Tapi, Yoo Heera. Ketika nama itu yang muncul entah kenapa sisi hatinya yang lain ikut terluka. Jieun menyukai Heera sudah seperti saudaranya sendiri. Wanita polos yang harus terjebak dalam urusan rumah tangganya bersama Jungkook. Rasa bersalah dan amarah yang menggebu dalam dadanya begitu menyesakkan bercampur dengan cintanya untuk orang orang itu.

"Tak ada waktu lagi, Jung. Ikuti kata hatimu atau kau akan menyesalinya seumur hidup...."

Jieun berjalan menjauh dari tempat itu meninggalkan suaminya dan juga dokter wanita yang sedari tadi menjadi penonton tanpa mengerti drama apa yang sedang terjadi di hadapannya. Jungkook terdiam, mencoba menetralkan kembali pikirannya hingga suara dokter menyadarkan untuk kembali membuat pilihan....

.

.

.


geudaeman boneun han sarami issseumnida
geudaeman aneun han sarami issseumnida
malloneun da motaedo manhi bujokhaedo
geudael saranghan han sarami issseumnida
naega geudaereul saranghago issseumnida
naega geudaereul tto wonhago issseumnida
nunmuri da mallado
gaseumi da darhado
naega geudael saranghago issseumnida

geudaeege malloneun motdahan nae sarang
sesangeul dahaedo mojaran nae sarangimnida
nunmuri da mallado gaseumi da dartorok
wonhago wonhan sarang
geudae imnida...

2BiC - I Am In Love

===

Jungkook mencintai Yoo Heera. Kalimat itu yang beberapa hari ini terus mengganggu pikiran Jieun.

Sakit? Tentu saja sangat sakit. Menjalani kehidupan bersama sejak mereka kecil hingga melangkah dalam naungan pernikahan selama 6 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Jieun dan Jungkook sudah saling memiliki bahkan sejak Jieun kecil yang menangis hanya karena melihat Jungkook kecil demam.

Hatinya mencelos menyadari tatapan Jungkook yang melembut ketika bersama Heera. Tatapan yang sebelumnya hanya dia yang mendapatkannya perlahan mulai terbagi.

Jieun sudah sangat sadar akan perasaan yang selalu suaminya pungkiri. Jungkook tipe pria setia yang memegang janjinya, pria itu tidak akan menghianati Jieun. Tapi Jungkook tetaplah Jungkook, dia manusia biasa yang bisa saja berubah.

"Bagaimana aku harus bertahan?" Jieun mengeratkan mantelnya.

Bukan salahnya jika dia bersikap egois saat ini. Ini adalah keluarganya, Jungkook adalah rumahnya. Sudah seharusnya dia memertahankan miliknya.

Tapi sisi hatinya yang lain berteriak keras. Menyudutkan rasa egoisnya dengan rasa bersalah. Impian keluarga kecilnya telah menghancurkan kehidupan seorang gadis. Jieun yang berhati lembut tak bisa menerimanya dengan akal sehat.

Mungkin semua tak akan seperti ini jika Jieun tak pernah meminta Jungkook untuk melakukan hal itu dulu. Penyesalan memang selalu datang di akhir. Tapi Jieun sama sekali tidak menyesal. Itulah kenyataannya.

Wanita lembut itu tidak pernah menyesali kehadiran Heera ditengah keluarga kecilnya. Hatinya memang sakit saat Jungkook mulai mencintai wanita lain tapi hatinya lebih terasa sakit ketika Jungkook mengabaikan perasaannya sendiri.

Selamatkan bayinya?

Jieun tersenyum kecut. Tidak. Bukan itu yang dia lihat dari tatapan hancur dimata Jungkook. Jieun belum pernah melihat Jungkook sehancur ini semenjak peristiwa tiga tahun lalu. Hanya seorang Yoo Heera yang bisa membuat suaminya hilang kendali hingga sehancur ini.

"Aku ingin kau bahagia, Jung. Ku harap kau membuat pilihan yang benar. Aku percaya padamu...." Jieun bersuara lirih. Wanita itu tidak tau apa pilihan terakhir Jungkook atas nyawa Heera dan bayinya. Dia hanya harus percaya pada suami setianya yang tidak mungkin berkhianat...



***



.
..

Tbc~

maaf pendek... entah kenapa lagi suka sisipin lirik lagu dicerita 😁
seeya next part.. ^^

Hollow Heels (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang