Happy Reading!jangan lupa vote (:
===
Heera menatap jengah Seungho yang sibuk memilih bir mana yang akan dia beli. Saat ini mereka memang sedang berbelanja di sebuah supermarket terbesar dekat lingkungan rumah mereka, setelah seminggu kemarin, Heera melempar spatula panas ke wajah kakaknya hingga sedikit terbakar dengan goresan agak memanjang di bawah mata hingga pipi sebelah kirinya.Seungho marah tentu saja, tapi dia tidak membalas atau memukulnya dan hanya memaki selama satu setangah jam penuh tanpa jeda.
Heera merasa bersalah, secara ajaib karena ini pertama kalinya dia meminta maaf secara langsung pada kakaknya setelah entah berapa tahun mereka memang tidak akur. Dan Seungho tidak mau memaafkan hingga Heera akhirnya membujuk dengan mentraktirnya apa saja yang dia mau. Hanya satu barang, karena tabungan Heera tidak banyak.
Dan Seungho langsung memaafkannya meskipun masih marah.
"Hanya boleh satu!" sengit Heera mengingatkan.
Ini adalah hal bodoh yang entah kenapa dia lakukan mengingat dia memang orang yang sangat cuek sebelumnya. Jadi, kenapa dia 'memaksa' untuk dimaafkan hingga rela memberi 'sogokan'?
Sepertinya memang ada perubahan yang cukup banyak dari dirinya, mungkin.
"Yak, kau sudah melukai ketampananku dan hanya membelikan satu?! Lagipula ini memang hanya satu barang hanya jumlahnya saja dua." sungut Seungho enteng. Bukan dia tidak tau adiknya tidak punya banyak uang tapi ini adalah kesempatan langka untuk memakai uang Heera dengan cara yang lebih benar. Tidak mencuri atau menjual sesuatu milik wanita itu.
Heera mendelik kesal, hampir memaki, namun diurungkan. Pada akhirnya dia membiarkan saja Seungho mengambil tiga botol berbeda.
Sementara Seungho hanya tertawa sumringah saat melihat wajah cemberut Heera yang entah sejak kapan terlihat sedikit menggemaskan.
Tunggu, sejak kapan adiknya itu punya sisi imut di matanya? Ini tidak benar!
Tekanan batin wanita itu sepertinya benar-benar parah hingga menularkan gejala gilanya pada Seungho.
Atau tidak satu pun dari mereka yang memang benar-benar waras selama ini?
Entahlah.
Seungho kembali mendorong troli mengikuti langkah Heera di depannya. Perubahan kedua Heera, dia menjadi seperti wanita yang memang 'wanita'.
Perangai Heera sedikit, hanya sedikit, lebih lembut dari sebelumnya. Buktinya dia berbelanja bahan makanan dan juga memasak untuk mereka berdua di rumah. Itu hal baru, karena dulu mereka selalu bertengkar dan bahkan tak sudi untuk sekedar bertukar air minum sekalipun.
'Tapi bukannya itu justru bagus?' itu pikiran yang selalu hinggap dalam benak Seungho. Dia sudah terlihat seperti seorang wanita sungguhan dan bukannya jalang yang kemana-mana pasti membuat kerusuhan.
Tapi ada satu hal yang benar-benar membuat laki-laki itu penasaran sampai saat ini. Anak Heera dengan pembelinya, maksudnya inspektur itu.
Karena yang dia tau, sebagai 'penjual', Jungkook ingin seorang anak dari rahim adiknya. Itu hal yang, dulu saat pertemuan pertama saat inspektur mendatanginya, mereka 'bincangkan' hingga menjadi kesepakatan.
Saat itu Seungho baru saja selesai mandi saat pintu rumahnya diketuk seseorang. Lelaki itu jelas mengeryit menemukan orang yang tidak dikenalnya, yang terlihat cukup tampan dan sedikit lebih altetis dari dirinya, berdiri di depan pintu rumahnya. Dan dia semakin heran saat lelaki di depannya ternyata mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hollow Heels (END)
Fanfic|| Fanfiction || TYPOS WARNING!! MASIH DALAM RENCANA UNTUK DIREVISI. Cast : Jeon Jungkook (BTS) , Yoo Heera (oc) , Lee Jieun (IU) , etc | Genre : Family, Hurt/Comfort, Angst, Rape (No Smut), etc || Rated : | Non-Consensual Warni...