Chapter 22

216 21 10
                                    


Happy Reading!

jangan lupa vote (:

===


Jungkook duduk dengan kedua siku yang bertumpu pada lutut. Pikirannya semakin rumit. Dia tidak bisa menemukan Jieun di rumah neneknya di Jeju.

Mertuanya seperti benar-benar menutup semua jalan untuk mereka bertemu. Namun dalam hati Jungkook yakin istrinya ada dalam paksaan. Tidak mungkin Jieun mengabaikannya selama ini, dia juga seorang suami yang cukup mengenal istrinya dengan baik.

Drrrttt   Ddrrrtt

Jungkook melirik sekilas ponselnya. Membaca sebuah nama yang dia kenal tertera pada benda pintar itu.

"Ada apa?"

"...."

"Aku di Jeju. Aku kembali besok siang," panggilan diputus begitu saja setelah mengatakannya. Jungkook merebahkan punggung pada sandaran sofa tempatnya duduk. Sekarang dia berada di hotel setelah beberapa jam lalu menolak sopan tawaran nenek Jieun untuk menginap di rumahnya. Bagaimana jika nenek Jieun mengetahui masalah ini dan langsung mengusirnya tengah malam. Jungkook sendiri juga sempat terkejut tenyata nenek Jieun belum tau tentang hal ini.

Lagipula dia juga tidak mungkin bisa menginap di rumah itu dengan suasana hatinya yang kacau seperti ini.

Dia harus segera membuat pilihan. Atau lebih tepatnya... Keputusan.

Tidak mungkin dia terus menggantung seperti ini. Dua wanitanya akan semakin terluka.

Wanitanya....

Jungkook mendengus.

Dia bahkan mengklaim sebagai pemilik mereka. Seolah mereka akan dengan senang hati kembali mendatangi dan memujanya.

Sudah Jungkook pikirkan apa yang akan dia lakukan. Apa yang dia putuskan. Sebagai pria dewasa yang sudah matang dan siap dengan segala konsekuensi bukan sebagai pria pengecut yang terus menggantung tanpa memberi kepastian.

**

Hari itu Seoul diguyur hujan sepanjang hari. Jungkook sampai di kantor setelah jam makan siang dan langsung menemui atasannya. Sesuai dugaannya, dia mendapat surat peringatan dan juga surat bebas tugas selama satu bulan. Dikeluarkan tepat pada hari dimana dia mangkir dari tugas.

Profesionalitasnya terancam. Paling buruk dia bisa mendapat penurunan jabatan tapi Jungkook memang sedang tidak peduli dengan hal itu saat ini. Bagaimana bisa dia memikirkan kasusnya jika hidupnya sendiri sedang dilanda kasus bertubi-tubi?

Jungkook berjalan terus hingga sampai di depan lift lantai itu. Dia baru saja bertemu dengan atasannya dan sekarang dia berniat mencari Jieun ke panti asuhan yang biasa wanita itu datangi. Baru setelahnya dia akan mencari Heera.

Heera... Dia tidak memiliki banyak petunjuk dari wanita itu. Hanya dua tempat yang dia tau, rumahnya atau rumah teman nyentriknya.

**

"Kau?? Kenapa kau ke sini??" itu kata sambutan Seungho pada Jungkook pertama kali dia membuka pintu. Seungho terlihat terkejut mendapati tamunya hari ini adalah Jeon Jungkook, inspektur yang menawar adik perempuannya beberapa bulan yang lalu.

"Heera di sini?"

Seungho semakin menaikkan alisnya, bertanya-tanya. Pandangannya tak lepas dari sosok Jungkook di hadapannya.

"Kenapa kau menanyakan itu padaku? Bukankah dia bersamamu?"

Jungkook mendesah lelah, "Seharusnya begitu." tatapannya tidak pada Seungho namun lelaki itu melirik ke dalam rumah berharap menemukan apa yang dicarinya.

Hollow Heels (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang