happy reading^^
***
"Siapa sebenarnya wanita itu?"
"Ku pikir dia adalah istrinya. Marganya sama,"
"Ini terlalu rumit. Apakah suaminya berselingkuh? Inspektur tampan itu terlihat begitu intim dengan 013 tapi juga sangat mesra dengan wanita cantik itu."
"Tidakkah terlalu aneh jika disebut berselingkuh? Kedua wanita itu bahkan sangat akrab! Mana mungkin ada seorang istri yang perhatian pada selingkuhan suaminya sendiri?! Atau jangan-jangan... inspektur tampan itu punya dua istri?!"
"Hey, mana mungkin! Ku kira inspektur itu tidak seperti itu!"
"Siapa yang tau? Semua bisa saja terjadi."
Kira-kira seperti itulah rumor yang menjadi pembicaraan hangat para perawat di bangsal rumah sakit tempat Heera di rawat. Beberapa kali Heera menangkap basah para perawat yang sedang bergosip sambil lalu di lorong menuju ruangannya.
Ya, sudah satu minggu Heera di rawat dan saat ini wanita itu sudah bisa berjalan-jalan sekedar menyusuri ruang tunggu ataupun berdiam menatap taman rumah sakit dari lorong lantai 2, lantai tempat Heera di rawat. Sebenarnya Heera sudah bosan berada di rumah sakit namun pemulihan trauma yang dialaminya mengharuskan wanita yang tampak lebih kurus itu tetap tinggal.
"Kau tidak lelah? Ayo kembali ke kamar," suara bass Jungkook menghampirinya.
"Sebentar lagi,"
Jungkook menatap wanita itu yang masih setia memandangi taman. Sampai sekarang Jungkook maupun Jieun belum memberitaukan hal yang sebenarnya pada Heera. Mengenai bagaimana dia bisa kehilangan bayinya, Heera masih berpikir dialah penyebab kematian bayi mereka. Jungkook tau itulah yang terus mengganggu pikiran Heera saat ini. Wanita itu sering melamun dan menjawab sekedarnya. Tidak seperti Heera yang Jungkook kenal selama ini.
"Jangan terus menyalahkan dirimu. Ini terjadi karena memang inilah yang seharusnya terjadi, Heera. Kita tidak bisa mengubah jalan yang sudah Tuhan buat."
Jungkook memeluk bahu Heera. Sejujurnya dia merasa amat sangat bersalah, harusnya dia beritaukan saja semuanya. Tapi mungkin bukan sekarang. Dia tidak mau hal itu justru akan menambah beban mental Heera yang jelas masih trauma atas kejadian penyekapan yang Jimin lakukan.
"Aku melihatnya,"
Alis Jungkook terangkat tak mengerti, "Apa?"
"Anak itu mendatangi mimpiku. Dia cantik dan dia..." kalimat Heera berhenti sejenak untuk menarik napas dalam-dalam, dadanya kembali terasa sesak.
"Dia mengajakku menangkap kupu-kupu."
Hanya butuh sedetik bagi Jungkook untuk mencerna kalimat yang Heera ucapkan. Lelaki itu kembali menatap Heera. Merekam semua ekspresi kesakitan wanita itu yang coba dia sembunyikan. Heera tidak sekuat itu untuk menanggung beban sendirian. Jungkook sadar dialah yang menjadi penyebab hancurnya hidup Heera. Sejak awal, dialah yang menarik paksa Yoo Heera masuk ke hidupnya. Memaksa wanita itu menurut dan mengandung anaknya tanpa berpikir bahwa semua itu telah banyak menoreh luka dan menghancurkan hidupnya dengan rasa sakit yang teramat sangat.
"Maafkan aku," hanya itu yang bisa ia ucap atas segala rasa penyesalannya. Sekarang dia telah mendapat karmanya. Dia jatuh dalam perangkap yang dibuatnya sendiri. Jatuh cinta pada Heera. Terlalu dalam dan semakin dalam seiring penyangkalan yang dulu selalu dia egokan.
Jungkook memutar tubuh Heera hingga menghadapnya. Menarik tubuh itu dalam pelukan hangat. Awalnya Heera terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Jungkook tersebut namun tidak menolak tidak juga membalas. Heera hanya terdiam membiarkan tubuh rapuhnya tenggelam dalam tubuh kokoh lelaki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hollow Heels (END)
Fiksi Penggemar|| Fanfiction || TYPOS WARNING!! MASIH DALAM RENCANA UNTUK DIREVISI. Cast : Jeon Jungkook (BTS) , Yoo Heera (oc) , Lee Jieun (IU) , etc | Genre : Family, Hurt/Comfort, Angst, Rape (No Smut), etc || Rated : | Non-Consensual Warni...