Chapter 21

234 21 13
                                    


Happy Reading! (':

jangan lupa vote 😉

===

Heera berjalan resah menyusuri jalanan Seoul yang sudah lengang. Dapat dipastikan waktu sudah lewat tengah malam saat ini. Sesekali wanita itu meringis sambil memengangi pergelangan tangan kirinya.

Percobaan bunuh diri adalah hal terbodoh yang pernah ia lakukan. Dan dia sudah melakukannya sebanyak dua kali. Pertama, dulu setelah Jungkook memperkosanya dan kedua, tadi siang saat kemarahannya meluap begitu saja melihat lelaki itu.

Jika dipikir-pikir semua terjadi karena alasan yang sama, Jeon Jungkook.

Heera kembali merutuki diri. Kepalanya, sejak kembali tersadar sore tadi, tidak pernah enggan memikirkan inspektur itu. Heera sendiri sempat terenyak beberapa saat mendapati dirinya ternyata belum mati juga. Dia ingin mati, hanya itu yang ada dibenaknya sebelum perenungan panjang yang entah bagaimana tiba-tiba hinggap dalam pikirannya dan menari-nari hingga membuat kepalanya berdenyut.

Dan setelah perenungan yang hanya dia dan Tuhan yang tau, wanita itu akhirnya memutuskan untuk pergi. Kembali meneruskan hidup dan juga... kembali menjadi Yoo Heera yang dulu.

Yoo Heera yang bebas, urakan, dan tanpa dendam.

Jika dipikir-pikir, hidupnya dulu tidaklah terlalu buruk juga. Hanya mungkin memang banyak tidak disukai orang dan selalu ditatap rendah karena sikap blak-blakannya yang suka bicara kasar dengan umpatan menyebalkan. Tapi dia bukan orang yang pendendam, itu nilai positifnya. Dan juga yang dibutuhkannya saat ini.

Walaupun dia yakin semua akan sangat berubah nantinya tapi apa mau dikata. Dia memang harus meneruskan hidupnya, bukan? Karena aksi bunuh dirinya telah ditolak Tuhan berkali-kali.

"Kemana aku harus pergi sekarang?" wanita itu mengguman lirih. Menatap sekelilingnya dengan muka masam.

Dia tidak punya uang dan tidak membawa ponsel. Entah di mana ponselnya sekarang, rasanya sudah lama dia tidak menyentuhnya. Pakaian yang dikenakannya pun masih pakaian pasien berwarna biru muda namun ia cukup bersyukur sempat memakai cardingan hitamnya. Setidaknya dia tidak benar-benar terlihat seperti pasien yang kabur dari rumah sakit. Walaupun kenyataannya memang seperti itu.

Apa dia kembali saja ke rumah sakit? Tidak. Kepalanya menggeleng beberapa kali.

Tapi jika dia terus keluyuran di jalanan tengah malam seperti ini bukan tidak mungkin dia justru menjadi korban tindak kriminal nanti. Bisa saja dia bertemu orang mabuk lalu diperkosa beramai-ramai lalu mereka membuang tubuhnya di....

"Aish! Bodoh!" Heera kembali menggeleng keras dan menangkup wajahnya dengan kedua tangan.

"Berpikirlah yang jernih Yoo Heera! Jangan berpikiran buruk. Jangan! Jangan! Jadi ke mana aku harus pergi sekarang?"

Jika dia kembali ke rumah sakit sebenarnya bukan pilihan yang buruk. Dia mendapat perawatan yang bagus dan juga kamar VIP yang dia yakin itu sangatlah mahal. Jungkook juga---

"Aish!" bisakah dia berhenti memikirkannya?!

Heera kembali melanjutkan perjalanannya yang tanpa tujuan....

**

"Heera?"

Heera menatap tajam manusia di hadapannya yang terkejut sentengah mati. Belum hilang rasa terkejutnya kening orang itu semakin berkerut memandangi Heera dari atas ke bawah kembali lagi ke atas dengan kerutan yang semakin dalam.

Hollow Heels (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang