Chapter 29

240 16 24
                                    

Happy Reading!

jangan lupa vote dan komen^^

===

Heera melangkah masuk ke dalam dapur restoran dengan pikiran yang... entahlah, dia sendiri bingung kenapa bersikap seperti itu.

Jieun dan Jungkook adalah pasangan yang serasi. Dan permintaan Jieun tadi terus berngiang dalam otaknya menegaskan bahwa itu sangat tidak masuk akal.

Bagaimana bisa Jieun berkata seperti itu padanya? Dan bagaimana bisa dia akan menyetujuinya sementara Heera sendiri tau mereka adalah pasangan yang bahkan Heera sendiri kagumi?

Apakah Heera akan menerimanya? Dan itu berarti dia akan benar-benar menjadi seorang selingkuhan seperti para perawat dulu bilang.

Tidak.

Heera mengerang, frustasi. Semua begitu berat rasanya ketika perasaan juga ikut berbicara. Nyatanya dia memang mencintai Jeon Jungkook dan itu belum barakhir.

"Heera,"

Heera langsung berbalik saat suara bass itu terdengar dari belakangnya. Jungkook.

"Jangan pergi lagi." Jungkook melangkah mendekat saat kaki Heera, spontan melangkah mundur.

"Kenapa kau ke sini?"

Kenapa?

Jungkook tersenyum miris. Bukankah alasannya sudah jelas? Dia menyayangi Yoo Heera. Dan melihat Heera yang masih menghindar darinya itu membuat hatinya semakin pedih.

"Tidak. Aku tidak bisa, Inspektur!"

Langkah Jungkook terhenti mendengarnya. Tatapannya terlihat begitu menderita.

"Kenapa tidak?"

"Aku---"

"Kau sudah tidak mencintaiku?"

"Bukan begitu, aku hanya---"

"Kalau begitu tidak ada yang salah."

"Kau tidak mengerti, Inspektur!!" teriak Heera histeris. Dan dia sudah kembali menangis, "Jieun eonni sangat mencintaimu."

"Ya, kau benar."

"Kalian saling mencintai."

"Ya, kau benar mengenai kami. Tapi Heera, kita juga saling mencintai."

"Tidak ada kita, Inspektur! Lupakan aku! Lupakan yang terjadi diantara kita!"

"Tidak bisa, Heera, karena dari awal kau adalah tanggung jawabku."

"Apa maksudmu?! Lupakan kesepakatan itu, itu sudah berakhir!"

Jungkook melangkah cepat hingga Heera terpojok pada rak. Kedua tangannya terangkat menyentuh pinggiran rak hingga membentuk kungkungan pada sekeliling tubuh Heera.

"Ini bukan tentang kesepakatan sialan itu! Dari awal, sejak kita bertemu di kantor polisi dan aku mengambil alih kasusmu, mulai saat itu Yoo Heera adalah tanggung jawab Jeon Jungkook."

"Itu adalah hal yang berbeda!"

"Tidak. Bagiku itu sama saja."

"Kau tidak bisa seperti ini, Jungkook!"

Beberapa detik Jungkook sempat tertegun, ini adalah pertama kalinya Heera menyebutnya dengan nama bukan inspektur seperti yang biasa wanita itu gunakan untuk memanggilnya. Dan hal itu cukup membuat Jungkook mengulum senyum kecil.

"Ya, kita tidak bisa terus seperti ini, Heera. Karena itu beri aku kesempatan lagi."

"Inspektur!"

"Panggil aku Jungkook, seperti tadi, itu indah...."

"Inspektur! Kau tidak boleh seperti ini!"

"Yoo Heera, aku mencintaimu."

Sebelah tangan Jungkook terulur menyentuh rambut Heera terus hingga berhenti pada pipi sembab wanita itu yang kembali dibasahi air mata. Jungkook menarik napas dan mengusap cairan bening yang baru turun dengan sangat lembut menyiratkan dia serius dengan perkataannya.

"Kau percaya padaku?"

Heera memalingkan wajah menghindar dari tatapan intens Jungkook. Menghindar dari segala hal yang dapat dengan mudah mempengaruhinya dari lelaki itu. Namun Jungkook seakan lebih paham, kedua tangannya menangkup lembut wajah Heera untuk kembali menatapnya. Meyakinkan mata sendu yang telah banyak merebut egonya itu.

"Kau percaya padaku, Heera?"

Ya, sayangnya Heera percaya. Wanita itu tidak bisa bohong jika Jungkook memang telah banyak menepati janji untuk melindunginya. Seperti saat dia bertemu dengan pamannya di pantai, atau saat dia bertemu Jimin di villa hingga saat dia benar-benar disekap, Jungkook lah yang menolongnya. Bahkan, saat dia sekarat pun Jungkook juga yang membuat pilihan sulit dan lebih memilih mempertahankannya.

Mempertahankannya....

Jika boleh jujur, Heera memang merasakan lebih hidup saat bersama lelaki di depannya itu. Lebih hidup... Seperti dapat merasakan kembali emosi bahagia yang telah lama hilang dari dirinya misalnya. Atau merasai lagi sebuah ketulusan yang bernama kasih sayang. Itu semua adalah hal yang sempat terkunci dalam-dalam hingga Heera pun tak akan menyangka segelnya masih dapat terbuka dengan begitu mudah... Oleh lelaki yang menjebak dan memilikinya.

Jeon Jungkook.

Meraka masih sama-sama diam hingga Heera, meski ragu, namun wanita pucat itu merasakan kepalanya mengangguk pelan. Benar-benar kejujuran yang sangat Heera benci dalam dirinya. Namun disisi lain, dia merasakan sedikit kelegaan mulai menyelimuti kekalutannya selama ini.

Apakah yang dilakukannya ini sangat salah dan jahat namun Heera berharap kesalahannya kali ini bisa menjadi awal yang baru.

"Aku tak akan pernah menyianyiakan kesempatan kedua yang kau berikan ini, Heera. Tak akan pernah. Aku berjanji...."

Tanpa ragu lagi Jungkook membawa tubuhnya semakin dekat dengan Heera. Membelai pelan lalu menunduk untuk menautkan cinta kasih mereka dalam ciuman lembut namun tegas hingga menghapus lenyap segala rasa sakit dan sesak yang selama ini mereka pendam masing-masing.

Dan ciuman panjang itu terus berlanjut saat Heera, untuk pertama kalinya, membalas tautan bibir Jungkook dengan tak kalah lembut. Dan tangan Jungkook yang semakin mengeratkan pelukan mereka hingga keduanya tersengal karena udara yang semakin menipis, ciuman itu baru terlepas.

Keduanya saling menatap dalam diam beberapa lama hingga Jungkook kembali memajukan wajahnya namun terhenti saat Heera tersadar.
Mereka tidak sendirian di dapur kecil itu.
Ada wanita paruh baya pemilik restoran yang mungkin telah menyaksikan drama mereka sejak tadi....

.

Tbc-

*besok part terakhir ya?? 😁


(( 23 April 2018 ))
--y@n--

Hollow Heels (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang