Chapter 11

302 21 1
                                    



Jungkook mendesah resah di kursinya. Ini sudah setengah jam sejak seorang wanita aneh meghampirinya di kantor.

Ya, Soojung, wanita aneh yang Jungkook maksud. Wanita nyentrik itu kini sedang asyik tersenyum memandangi pria berpangkat inspektur di sampingnya. Seolah tak peduli jika Jungkook telah risih bahkan sejak detik pertama melihatnya. Sesekali mulut Soojung mendecak dan mengguman tak jelas sementara mimiknya terlihat setengah mengejek dan mengagumi sosok dingin yang telah membuat hati temannya hancur.

"Kau yakin dia membawa Heera ke tempat itu?" Jungkook membuka suara.

Diliriknya sekilas teman Heera itu dengan kesal. Sifatnya tak jauh berbeda dengan Yoo Heera saat pertama kali mereka bertemu di kantor polisi dulu. Tatapan nyalang serta mulut yang rasanya ingin Jungkook bawa ke barbershop karena tak pernah bisa diam.

"Tentu saja. Aku sangat yakin sekali demi anak anjing Heera yang mati tiga tahun lalu, Park Jimin pasti membawa si gila itu ke rumah lamanya di Busan!"

Jungkook menghela napas panjang sepelan mungkin. Setidaknya kriminal itu tidak membawa Heera keluar dari Busan. Setitik keuntungan bagi Jungkook yang memang telah mengerti seluk beluk kota kelahirannya.

Keuntungan? Tidak. Bahkan ini jauh dari kata baik sekalipun. Jimin membawa Heera yang sedang mengandung anaknya untuk menjadi sandera. Karena wanita keras kepala itu tak menuruti kemauan mantan pacarnya untuk melemahkannya.

'Shit!'

Seharusnya hal ini tidak pernah terjadi jika saja Jungkook tak membiarkan ego menguasainya. Dia seharusnya lebih menjaga keselamatan Heera apalagi setelah kejadian di villa waktu itu.

Entah sadar atau tidak raut Jungkook memerah dengan rahang mengeras.  Bayangan akan rasa bersalah sekaligus kekhawatiran akan keselamatan calon anak yang telah dinantikannya perlahan membuat pria itu menyadari... Yoo Heera cukup berarti dalam kehidupannya.

'Yoo Heera, aku bahkan tak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi hal buruk padamu dan anakku!'

Jungkook sadar, ini akan sulit untuk membawa Heera dan calon anaknya keluar dari tempat itu dalam keadaan baik-baik saja.

Entah kenapa rasa percaya dirinya mulai diselimuti keraguan kali ini. Bagaimana pun Heera ada bersama calon anaknya dengan Jieun. Dan bagaimana pun juga dia harus bisa menyelamatkan kedua nyawa yang baru saja dia sadari, keduanya cukup berarti dalam hidupnya.

"Inspektur, kau yakin akan masuk ke sana sendirian? Apakah itu tidak terlalu berbahaya? Tidak bisakah kau menyuruh bawahanmu datang ke sini?"

Rentetan pertanyaan masuk akal lepas dari mulut Soojung ketika mobil mereka baru saja tiba di depan sebuah bangunan. Wanita nyentrik itu tajam menatap Jungkook yang tak bergeming dari kemudinya sementara ia tau pria itu sedang membaca situasi di sekitar rumah lama Jimin.

"Yang ku tau, lingkungan di sini sudah lama kosong karena pembangunan gedung. Mungkin ada beberapa yang masih ditinggali. Kau lihat gang di sana? Ku rasa beberapa rumah masih ditinggali."

"Tapi ku rasa kau harus menghub---"

"Terima kasih atas bantuanmu Soojung-ssi. Kau boleh keluar sekarang."

Peryataan datar Jungkook sukses membuat mata Soojung melotot dengan mulut terbuka lebar. Bukankah pria di sampingnya itu sangat luar biasa? Dia baru saja memberikan informasi penting yang menyangkut hidupnya bahkan sampai menunjukkan tempatnya, dan apakah sekarang dia baru saja diusir?

Heol!

Soojung mengerjap tak percaya. Ini adalah kali pertama dia bertemu dengan orang sebrengsek dan sedingin inspektur polisi gila itu.

Hollow Heels (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang