Chapter 2

483 25 1
                                        


‘Sekarang aku mengerti kenapa hidup begitu menjijikkan. Sebuah kolosal tiada akhir yang penuh aturan tidak masuk akal! ‘
(Yoo Heera)

.

.

.

Heera mendesah gusar di kursinya. Tak habis pikir kenapa masalah tak kunjung selesai menghampiri. Setelah bebas dari tuduhan palsu sekarang justru masalah yang semakin tak masuk akal menantinya.

“Kau tunggu di luar,” ujar gadis tak terlalu tinggi itu setelah sampai di tempat tujuan. Jungkook hanya menatap datar Heera yang bergegas masuk ke dalam rumahnya.

Yak! Kembalikan uang itu! Kau menjual saudarimu sendiri, eoh!? Dasar keparat!” sembur Heera tanpa kendali begitu sampai dalam rumah dan melihat biang masalah barunya. Wajahnya merah padam menatap nyalang kakaknya yang terkejut akan kehadirannya.

“Kau? Kenapa kau bisa kesini?”

“Kenapa kau kesini?! Apa itu penting sekarang?!!” Heera mencengkram kuat kerah kakaknya, “Berikan uangnya!”

“Aku sudah tidak memilikinya,”

Mwo?!! Uang sebanyak itu-- kau!!”

Yak! Bukankah itu lebih baik daripada kau dijual ke ahjussi yang hanya akan memperkosamu lalu membuangmu!?” suara SeungHo menggelegar memekikkan telinga.

Mwo?!! Kau pikir dia lebih baik hanya karena dia polisi!”

“Setidaknya dia akan bertanggungjawab! Kau hanya harus memberi anak padanya!”

Heera mengertakkan gigi geram, wajahnya semakin kebas mendengar perkataan terakhir SeungHo, “Hanya kau bilang?! Aku tidak pernah melayani siapa pun menggunakan tubuhku. Dan kau menjual rahimku seenaknya bitch!!”

Seungho mengempaskan tangan Heera darinya dengan kasar. Balik memuntir lengan adiknya hingga Heera berteriak.

“Kau turuti saja takdirmu, bodoh!” mendorong tubuh Heera hingga terjerembab membentur lemari kayu di belakangnya dengan keras.

Yak! Seungho bitch, berhenti!!!”

“Brengsek!” umpat Heera jengkel. Nafasnya tersengal karena mengejar kakaknya yang entah lari kemana sekarang.

“Kau mendapatkannya?” suara dingin Jungkook serasa semakin mencekik lehernya.

“Kau pikir!” dengusnya kesal. Mencoba menetralkan kembali rongga pernapasannya.

“Ku pikir kau tak punya pilihan lagi,” Jungkook berlalu meninggalkan Heera yang mendelik tajam kearahnya.

***

Heera mengempaskan tubuh di kasur kamar barunya. Dia belum menyatakan setuju dengan kesepakatan bodoh tentang dirinya yang dibuat oleh kakaknya dan Jungkook. Gadis itu masih memikirkan cara lain untuk keluar dari konspirasi busuk itu. Bagaimanapun caranya dia tidak sudi menyerahkan rahimnya pada siapapun! Termasuk pada wanita ramah istri Jungkook itu!

Terdengar pintu kamar diketuk pelan dari luar. Heera menoleh kearah pintu yang terbuka dan menampakkan sosok lembut Jieun yang tersenyum kearahnya.

Hollow Heels (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang