Chapter 2

1.8K 87 0
                                    

Happy reading guys!😉

Zea's POV

Setelah 30 menit pemilihan perangkat kelas, hasilnya gak terlalu mengecewakan bagi gue. Mari kita lihat hasilnya.

Ketua kelas yang terpilih adalah Satrio Chandra Yulianto. Cowok berpawakan tinggi, manis, gagah, dan disiplin. Lumayan pinter, suka nyemil, jago basket, dan yang paling bikin gue ilfeel adalah dia takut cicak!

Wakil ketua kelas yang terpilih adalah gue! Jangan ragukan guys, gini-gini juga katanya gue tegas loh! Hihihi.

Sekretaris satu adalah Adinda Putri Novia. Dinda itu cewek gendut, suka gosip, tapi tulisan dia bagus sih. Kalo sekretaris dua, dia temen gue sendiri--Cindy Oktavia. Tulisan dia juga bagus. Tapi anaknya agak jutek.

Untuk bendahara satu yang terpilih adalah Sabrina Mustika. Cewek mungil yang imut nan menggemaskan itu jago banget dalam bidang menghitung! Gak salah lagi kalo milih nih cewek. Sedangkan bendahara dua adalah, Hafla Selina. Yup! Sahabat gue sendiri. Karna dia juga lumayan jago menghitung, alhasil dia bantuin si Brina buat jadi bendahara.

"Ah, laper!" celetuk gue dengan posisi tangan kanan mengusap-usap perut.

"Keluar aja yuk! Lagi free masak di kelas mulu" ajak Fita yang daritadi senam jari dengan ponselnya.

"Gue juga udah laper. Kantin aja kuy!" bales Seli.

"Daritadi ngajakin mulu tapi nggak berdiri-berdiri. Ayo dong!" Cindy menarik paksa tangan gue dan Seli.

"Gue gak di ajak nih?" tanya Fita sedikit menyindir.

"Kalo tangan gue tiga, udah gue tarik lo daritadi" jawab Cindy sinis.

"Eh bentar, kita nyusul dulu yuk ke kelas kak Ayra!" ucap gue sembari melepaskan cengkraman tangan Cindy.

"Emang harus ya?" tanya Fita.

"Harus dong!" saut Seli.

Kami pun pergi menuju kelas kak Ayra. Setibanya disana, gue celingak-celinguk nyariin tuh anak.

"Ada nggak?" tanya Cindy sedikit malas.

"Bentar ah! Sabar dong!" jawab gue sambil melirik Cindy sinis.

"Kalian duluan aja deh! Gue sama Zea nanti nyusul" Seli memberi saran dan dijawab oleh anggukan setuju dari mereka.

"Eh eh! Sini lo!" ucap gue sambil menunjuk cowok cakep yang lagi berdiri di depan papan tulis.

"Lo kenal?" bisik Seli.

"Enggak, udah deh biarin. Gue cuma nanya aja kok sama dia"

"Apa?" cowok itu sudah berdiri tepat dihadapan gue dan Seli.

"Gue cuma mau nanya, Ayra ada nggak di kelas?" tanya gue ke cowok itu.

Sebelum dia menjawab pertanyaan gue, dia mengarahkan penglihatannya ke seluruh isi kelas.

"Ngga ada" jawab cowok itu dengan nada malas.

"Yaudah, makasih" ucap gue sopan dan langsung berjalan menuju kantin.

Di perjalanan, gue agak terganggu dengan bisikan-bisikan unfaedah dari sahabat gue satu ini.

"Sumpah Ze, tuh cowok cakep banget! Putih pula!"

"Lo kok b aja sih? Dia cakep loh!"

"Kita tiap hari nyusulin Ayra aja ke kelasnya! Biar bisa liat tuh cowok. Hihihi"

"Bisa diem nggak sih!?" bentak gue ke Seli.

"Iya iya maaf. Tapi beneran, tuh cowok cakep banget Ze"

Mrs. Comblang [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang